Pijar Lampu Warga Kota Pahlawan Dari Benderang Sampah
loading...
A
A
A
Di sektor hulu, Risma mulai menatanya dengan memastikan sampah dibuang dengan benar dan dikumpulkan. Infrastruktur sampah dibangun dengan tepat, termasuk sampah yang dikumpulkan untuk bisa naik moda transportasi massal seperti Suroboyo Bus.
Di hilir ia menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang terbesar dan pertama di Indonesia. Menyiapkannya sebagai pendulang energi baru terbarukan (EBT) yang bisa dimanfaatkan masyarakat hasilnya.
PLTSa sengaja ditempatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo yang selama ini dikenal sebagai tempat pembuangan sampah legendaris di Kota Pahlawan.
(Baca juga: Kades Bejat, Bukan Benahi Tata Kelola Desa Malah Asyik Nyabu )
Teknologi Gasifikasi Power Plant dirintis untuk bisa mewujudkan keinginan memperoleh listrik secara mandiri buat Surabaya. Dari teknologi gasifikasi itu, setiap hari bisa menghasilkan listrik 12 megawatt melalui pengolahan sampah 1.000 ton per hari.
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini berkali-kali mencoba mencubit kulitnya. Memastikan bahwa semua yang dilihatnya kini bukan hanya mimpi. Sampah di Surabaya dapat berkurang 1.000 ton per hari dan bisa menghasilkan listrik yang memiliki manfaat begitu besar bagi warganya.
Dari 12 megawatt yang dihasilkan PLTSa Benowo, nantinya yang akan dijual kepada PLN sebanyak 9 megawatt. Sedangkan 2 megawatt dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan operasional dan sisa 1 megawatt redundant. Pasokan listrik yang dilakukannya secara mandiri menjadi kelegaan tersendiri.
"Jadi 2 megawatt untuk konsumsi (operasional) mereka (PT SO). Listriknya mereka gunakan sendiri, kan mereka juga butuh operasional. Nah, sisanya yang 9 megawatt itu dijual ke PLN dan masih ada redundant 1 megawatt," katanya.
(Baca juga: Tragis, Pegawai Puskesmas Tewas Terpanggang Bersama Motornya )
Risma juga menegaskan pihaknya juga bakal dibantu pemerintah pusat untuk tipping fee sekitar 30 persen. Sebelumnya, ia mengaku telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan kesiapan operasional PLTSa Benowo tersebut.
Di hilir ia menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang terbesar dan pertama di Indonesia. Menyiapkannya sebagai pendulang energi baru terbarukan (EBT) yang bisa dimanfaatkan masyarakat hasilnya.
PLTSa sengaja ditempatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo yang selama ini dikenal sebagai tempat pembuangan sampah legendaris di Kota Pahlawan.
(Baca juga: Kades Bejat, Bukan Benahi Tata Kelola Desa Malah Asyik Nyabu )
Teknologi Gasifikasi Power Plant dirintis untuk bisa mewujudkan keinginan memperoleh listrik secara mandiri buat Surabaya. Dari teknologi gasifikasi itu, setiap hari bisa menghasilkan listrik 12 megawatt melalui pengolahan sampah 1.000 ton per hari.
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini berkali-kali mencoba mencubit kulitnya. Memastikan bahwa semua yang dilihatnya kini bukan hanya mimpi. Sampah di Surabaya dapat berkurang 1.000 ton per hari dan bisa menghasilkan listrik yang memiliki manfaat begitu besar bagi warganya.
Dari 12 megawatt yang dihasilkan PLTSa Benowo, nantinya yang akan dijual kepada PLN sebanyak 9 megawatt. Sedangkan 2 megawatt dikonsumsi sendiri untuk kebutuhan operasional dan sisa 1 megawatt redundant. Pasokan listrik yang dilakukannya secara mandiri menjadi kelegaan tersendiri.
"Jadi 2 megawatt untuk konsumsi (operasional) mereka (PT SO). Listriknya mereka gunakan sendiri, kan mereka juga butuh operasional. Nah, sisanya yang 9 megawatt itu dijual ke PLN dan masih ada redundant 1 megawatt," katanya.
(Baca juga: Tragis, Pegawai Puskesmas Tewas Terpanggang Bersama Motornya )
Risma juga menegaskan pihaknya juga bakal dibantu pemerintah pusat untuk tipping fee sekitar 30 persen. Sebelumnya, ia mengaku telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo saat menyampaikan kesiapan operasional PLTSa Benowo tersebut.