Pijar Lampu Warga Kota Pahlawan Dari Benderang Sampah

Rabu, 12 Agustus 2020 - 12:45 WIB
loading...
A A A
"Alhamdulillah kita juga akan dibantu pemerintah pusat untuk tipping fee. Jadi kemarin kita sampaikan ke Pak Presiden kita akan dibantu 30 persen (tipping fee)," ucapnya.

Deputy General Manager Business Unit PT Sumber Organik (SO), Hari Sunjayana menuturkan, proses gasifikasi sampah di PLTSa Benowo kapasitasnya mencapai 1.000 ton per hari. Dari kapasitas itu kemudian diolah menjadi energi listrik sekitar 12 megawatt. Sementara itu hasil listrik sekitar 9 megawatt dijual ke PLN. "Sedangkan kapasitas pembangkit kami itu 12 megawatt. Kita internal consumption artinya dipakai sendiri itu 2 megawatt," kata Hari.

Pihaknya menyatakan, saat ini PT SO sudah mulai melakukan tahapan persiapan commissioning atau pengujian. Pertengahan Agustus ini, tim ahli akan datang ke Surabaya untuk memantau pengujian PLTSa di Benowo tersebut. "Ini kita sudah persiapan untuk komisioning," jelasnya.

(Baca juga: Dekati Para Legenda Persebaya, Ada Apa dengan Eri Cahyadi? )

Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya, Eri Cahyadi menuturkan, lahan 37,4 hektar tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik dalam waktu yang panjang, terutama dalam menghasilkan energi listrik dari sampah .

Pemanfaatan sampah menjadi energi baru tentu membawa efek domino pada lingkungan di Kota Pahlawan yang tetap terjaga. Bila pengelolaan sampah tidak dilakukan dengan baik, bakal berdampak buruk pada masyarakat. "Kalau sampah tak tertangani dengan benar bisa menyebabkan banjir dan wabah penyakit," jelasnya.

Ia menambahkan, sampah yang menumpuk di Benowo diubah jadi sumber gas metana. Gas tersebut merupakan bahan baku utama listrik lewat sistem landfill gas collection. Awalnya, sampah ditumpuk di satu lokasi, dipadatkan, lalu didiamkan. Gunungan sampah yang dipadatkan sebelumnya, dibentuk terasering agar pondasi tak longsor.

"Tingginya juga tak boleh lebih dari 25 meter. Sampah yang tertata rapi kemudian disemprot untuk meredam bau lalu ditutup menggunakan tiga jenis cover berupa tanah, terpal, dan membran atau plastik hitam tebal," imbuhnya.

Secara perlahan, katanya, tumpukan sampah tersebut menghasilkan gas metan yang siap panen. Kuantitas dan kualitas sampah tak stagnan, beberapa indikator menjadi faktor penentu. Seperti kondisi musim dan jenis sampah . Harapan itu pun kini terus membuncah dengan adanya listrik yang bisa diperoleh dari sampah yang selama ini terbuang sia-sia.
(eyt)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4406 seconds (0.1#10.140)