Kisah Tamperan Barmawijaya Raja Sunda yang Tewas di Tangan Prajurit Galuh Bersama sang Istri
loading...
A
A
A
Dendam yang sangat memuncak Tamperan Barmawijaya kepada Premana dikusumah semakin memuncak, karena menjadi duri, mengusik dan menghalangi cita-citanya menjadi penguasah Galuh. Ia mengutus pembunuh bayaran untuk membunuh ajar Sukaresi yang sedang bertapa di Gunung Padang.
Perbuatan licik yang dilakukan Tamperan memang sangat licin, untuk menghindari dan menutupi perbuatan yang sebenarnya, ketika pembunuh bayaran berhasil membunuh Premana Dikusuma saat keluar dibunuh langsung oleh Tamperan yang sudah menunggu di luar.
Skenario itu dibuatnya untuk menghilangkan jejak siapa dalang yang sebenarnya. Berita terbunuhnya Premana Dikusuma cepat tersebar di Keraton Galuh. Berita itu sengaja disebar luaskan dengan dibumbui cerita bahwa pembunuh Ajar Sukaresi telah dibunuh sendiri oleh Tamperan Barmawijaya.
Sepandai-pandai Tamperan menyembunyikan skenario jahatnya, ternyata ada yang mengetahui juga. Kakeknya Naganingrum Bimaraksa yang pernah menjadi patih saat Purbasora jadi Raja di Galuh mengetahui dari laporan prajurit yang setia kepada Suratoma .
Bimaraksa saat Sanjaya merebut Kerajaan Galuh dari Purbasora, ia meloloskan diri ke Geger Sunten wilayah yang ada di Galuh Utara. Dari pasukan setia kepada Manahrasa di Keraton Galuh ada yang melaporkannya kepada Bimaraksa.
Dan niat busuk Tamperan dilaporkan kepada cucunya oleh Bimaraksa. Tidak beberapa lama Suratoma pun menyusun kekuatan untuk merebut tahta kerajaan yang dikuasai oleh Tamperan ditambah pasukan yang setia kepada Bimaraksa di dalam Keraton Galuh.
Sabung ayam merupakan tradisi keraton Galuh saat Tamperan berkuasa. Oleh Sang Manarah kesempatan ini dijadikan momen untuk merebut tahta kerajaan yang direbut Sanjaya dari Kakeknya Purbasora.
Persiapan matang sudah disiapkan Premana Dikusama dibantu dengan pasukan setia dari Geger Sunten dengan menyiapkan serangan dengan seksama.
Tamperan yang sedang asyik sambung ayam disaksikan rakyatnya, tiba-tiba diserang prajurit Galuh yang setia kepada Suratoma. Tamperan kaget dan tidak berdaya melawan Suratoma dan pasukannya yang sudah terlatih.
Tamperan Barmawijaya dan istrinya Dewi Pangrenyep ditangkap dan dimasukan ke penjara kerajaan. Hanya anaknya Kamarasa atau Sang Banga tidak dijebloskan ke penjara, karena Suratoma sangat menyayangi Kamarasa.
Perbuatan licik yang dilakukan Tamperan memang sangat licin, untuk menghindari dan menutupi perbuatan yang sebenarnya, ketika pembunuh bayaran berhasil membunuh Premana Dikusuma saat keluar dibunuh langsung oleh Tamperan yang sudah menunggu di luar.
Skenario itu dibuatnya untuk menghilangkan jejak siapa dalang yang sebenarnya. Berita terbunuhnya Premana Dikusuma cepat tersebar di Keraton Galuh. Berita itu sengaja disebar luaskan dengan dibumbui cerita bahwa pembunuh Ajar Sukaresi telah dibunuh sendiri oleh Tamperan Barmawijaya.
Sepandai-pandai Tamperan menyembunyikan skenario jahatnya, ternyata ada yang mengetahui juga. Kakeknya Naganingrum Bimaraksa yang pernah menjadi patih saat Purbasora jadi Raja di Galuh mengetahui dari laporan prajurit yang setia kepada Suratoma .
Bimaraksa saat Sanjaya merebut Kerajaan Galuh dari Purbasora, ia meloloskan diri ke Geger Sunten wilayah yang ada di Galuh Utara. Dari pasukan setia kepada Manahrasa di Keraton Galuh ada yang melaporkannya kepada Bimaraksa.
Dan niat busuk Tamperan dilaporkan kepada cucunya oleh Bimaraksa. Tidak beberapa lama Suratoma pun menyusun kekuatan untuk merebut tahta kerajaan yang dikuasai oleh Tamperan ditambah pasukan yang setia kepada Bimaraksa di dalam Keraton Galuh.
Sabung ayam merupakan tradisi keraton Galuh saat Tamperan berkuasa. Oleh Sang Manarah kesempatan ini dijadikan momen untuk merebut tahta kerajaan yang direbut Sanjaya dari Kakeknya Purbasora.
Persiapan matang sudah disiapkan Premana Dikusama dibantu dengan pasukan setia dari Geger Sunten dengan menyiapkan serangan dengan seksama.
Tamperan yang sedang asyik sambung ayam disaksikan rakyatnya, tiba-tiba diserang prajurit Galuh yang setia kepada Suratoma. Tamperan kaget dan tidak berdaya melawan Suratoma dan pasukannya yang sudah terlatih.
Tamperan Barmawijaya dan istrinya Dewi Pangrenyep ditangkap dan dimasukan ke penjara kerajaan. Hanya anaknya Kamarasa atau Sang Banga tidak dijebloskan ke penjara, karena Suratoma sangat menyayangi Kamarasa.