Mengenal Ritual Pesta Miras dan Seks yang Dijalani Kertanagara Raja Singasari

Kamis, 14 Desember 2023 - 07:32 WIB
loading...
Mengenal Ritual Pesta Miras dan Seks yang Dijalani Kertanagara Raja Singasari
Kertanagara Raja Singasari itu mencoba mengetahui kekuatan gaib Kubilai Khan, yang berkuasa di Kekaisaran Mongol. Foto/Ist
A A A
Kertanagara Raja Singasari itu mencoba mengetahui kekuatan gaib Kubilai Khan, yang berkuasa di Kekaisaran Mongol. Mengingat saat itu berkembang adanya kekuatan gaib yang dimiliki oleh Kubilai Khan, berdasarkan informasi dari Kerajaan Champa, yang bersekutu dengan Singasari.

Setelah ditelusuri konon Khubilai Khan melakukan ritual Budha tantrik, yaitu tantra kiri. Kertanagara pun yakin pihak Kerajaan Singasari perlu menempuh jalur kiri ini. Sebab cara inilah yang digunakan Kubilai Khan demi mendapatkan bantuan Dewi Kali yang dalam tahapannya kini menjelma sebagai Ibu suri Kegelapan.

Kertanegara berharap jika seluruh penghuni istana ini menempuh jalan tersebut demi tujuan-tujuan mulia. Mereka akan dapat mengembalikan sang dewi ke peranannya yang lain, yakni Ibu Suri Welasasih. Barulah mereka bisa yakin bahwa sang dewi akan melindungi anak-anaknya yang tak berdosa di Jawa dari para penyerang.



Tetapi menariknya aliran tantra kiri yang dianut oleh Kubilai Khan dikembangkan oleh Kertanagara. Ritual yang sama dengan pengembangan di Kerajaan Singasari juga terjadi di Kerajaan Champa, yang konon berbeda dengan versi Mongol, dikutip dari "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit".

Konon versi adaptasi Champa dan Singhasari lebih terkendali, dengan melibatkan pasangan-pasangan laki-laki dan perempuan, serta minuman keras. Para peserta memakai topeng supaya identitas mereka tersamarkan.

Sejumlah peserta mengikuti ritual tersebut degan taat untuk menguji kemampuan mereka menahan godaan nafsu duniawi, demi meraih jalan menuju pencerahan. Beberapa yang lainnya merasa malu atau malah terangsang oleh kenikmatan alkohol dan seks.

Tentunya ini bertolakbelakang dengan tujuan spiritualnya. Ini khususnya tampak pada sejumlah laki-laki yang berpasangan dengan gadis-gadis muda yang menawan atau yoginis, yang diboyong dari Champa, dan sebelumnya sudah dilatih sebagai pelaku tantra.

Bagi sejumlah pengamat, perilaku para gadis itu tidak sejalan dengan Syiwa dan pasangannya Uma yang saling berpelukan bagai kahyangan. Mereka memamerkan keahlian untuk memperdaya laki-laki lebih tua yang lemah, dengan menyalahgunakan seks dan arak.

Putri Gayatri yang masih belia tidak diajak ikut serta dalam ritual Tantrik rahasia sang ayah, tapi ia mengetahuinya. Tampaknya, jalan pikirannya yang realistis diam-diam meragukan bahwa lelaku eksotis ini dapat membantu ayahnya mengalahkan Kublai Khan yang perkasa itu.

Nyatanya, memang sang ayah terlalu sibuk untuk menanyakan pendapat Gayatri mengenai ritual-ritual ini, dan Gayatri sendiri tak pernah bertanya. Namun, upacara dan keikutsertaan para yoginis asing tetap menjadi pikiran yang mengusik dirinya.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1674 seconds (0.1#10.140)