Insentif buat Pelanggan PLN 1.300 VA Menunggu Keputusan Presiden
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pelanggan PLN dengan daya 1.300 volt ampere (VA) ternyata juga mendapat perhatian dari pemerintah. Pemerintah memandang bahwa banyak pelanggan golongan itu rentan kehilangan pendapatan akibat pandemi corona sehingga memerlukan jejaring pengaman sosial.
Saat ini pemerintah sedang menyiapkan skenario perluasan insentif bagi pelanggan rentan miskin dengan daya 1.300 va tersebut. "Kita juga sedang melakukan kalkulasi untuk menyiapkan berbagai skenario perluasan karena kita tidak tahu wabah ini kapan berakhir,” ujar Hendra Iswahyudi, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagaliatrikan pada Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di acara diskusi online bertajuk Jaring Pengaman Sosial Energi di Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Menurut Hendra, skenario perluasan insentif juga sedang disiapkan untuk pelanggan industri, bisnis dan UMKM. Adapun sejumlah skenario tersebut di antaranya menggratiskan biaya beban melalui rekening minimum atau diberikan diskon 5-10%. "Ini sedang dihitung secara matang, tapi keputusan tetap berada di tangan Presiden. Kita hanya menyiapkan berbagai skenario," jelasnya. ( Baca: Pelanggan Listrik 1.300 VA Tengah Disiapkan Skenario Pemberian Insentif )
Di samping itu, pihaknya juga tetap memperhatikan parameter yang mempengaruhi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik (BPP) antara lain harga minyak (Indonesia Crude Price/ICP), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (kurs), inflasi dan harga energi primer batu bara.
"Kita juga harus memperhatikan parameter lain yang berpengaruh terhadap BPP. Secara fair, semua parameter kita hitung,” paparnya.
Hendra menerangkan, bahwa pada dasarnya subsidi listrik telah menyasar 40% bagi masyarakat miskin dan rentan miskin. Adapun angka tersebut telah melebihi sasaran bantuan program pangan non tunai sebesar 10-30 persen.
"Jadi intinya 40 persen sosial ekonomi rendah sudah dipastikan mendapatkan subsidi listrik. Artinya bahwa cakupannya sudah lebih luas baik yang miskin maupun rentan miskin," katanya.
Saat ini pemerintah sedang menyiapkan skenario perluasan insentif bagi pelanggan rentan miskin dengan daya 1.300 va tersebut. "Kita juga sedang melakukan kalkulasi untuk menyiapkan berbagai skenario perluasan karena kita tidak tahu wabah ini kapan berakhir,” ujar Hendra Iswahyudi, Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagaliatrikan pada Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di acara diskusi online bertajuk Jaring Pengaman Sosial Energi di Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Menurut Hendra, skenario perluasan insentif juga sedang disiapkan untuk pelanggan industri, bisnis dan UMKM. Adapun sejumlah skenario tersebut di antaranya menggratiskan biaya beban melalui rekening minimum atau diberikan diskon 5-10%. "Ini sedang dihitung secara matang, tapi keputusan tetap berada di tangan Presiden. Kita hanya menyiapkan berbagai skenario," jelasnya. ( Baca: Pelanggan Listrik 1.300 VA Tengah Disiapkan Skenario Pemberian Insentif )
Di samping itu, pihaknya juga tetap memperhatikan parameter yang mempengaruhi Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik (BPP) antara lain harga minyak (Indonesia Crude Price/ICP), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (kurs), inflasi dan harga energi primer batu bara.
"Kita juga harus memperhatikan parameter lain yang berpengaruh terhadap BPP. Secara fair, semua parameter kita hitung,” paparnya.
Hendra menerangkan, bahwa pada dasarnya subsidi listrik telah menyasar 40% bagi masyarakat miskin dan rentan miskin. Adapun angka tersebut telah melebihi sasaran bantuan program pangan non tunai sebesar 10-30 persen.
"Jadi intinya 40 persen sosial ekonomi rendah sudah dipastikan mendapatkan subsidi listrik. Artinya bahwa cakupannya sudah lebih luas baik yang miskin maupun rentan miskin," katanya.
(ihs)