HUT ke-23, Pemprov Banten Dorong Hilirisasi Pertumbuhan Ekonomi Daerah
loading...
A
A
A
“Kegiatan ini juga sebagai bentuk ikatan bersama kita dalam rangka terus menjalankan fungsi yang tentu dapat memberikan nilai tambah bagi pelaku usaha, dan berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi baik bagi daerah maupun nasional,” kata Al Muktabar.
Al Muktabar berharap, dengan dilakukannya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara perusahaan besar bersama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat memberikan daya dukung dalam pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten.
“Kita membangun skema pentahelix, sehingga dapat saling bersinergi untuk memberikan nilai tambah. Itu yang kita bangun,” pungkasnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten Virgojanti menyampaikan, kegiatan membangun kolaborasi dan menyerap berbagai masukan dari pemerintah daerah maupun dunia usaha dalam upaya percepatan investasi.
“Penyelenggaraan kegiatan ini salah satu rangkaian kegiatan HUT ke-23 Provinsi Banten dan bertepatan dengan penyelenggaraan Trade Expo Indonesia Tahun 2023,” ujarnya.
Selanjutnya, Virgojanti juga mengatakan Banten Business Forum juga sebagai wadah kebersamaan semua pihak. Mulai dari pemerintah, stakeholder, pelaku usaha dan masyarakat dalam mengakselerasi realisasi investasi di Provinsi Banten.
“Kegiatan ini juga diharapkan tercipta keterpaduan gerak langkah dalam mengakselerasi realisasi investasi di Provinsi Banten melalui sinergitas kerja sama. Sehingga laju perekonomian di Provinsi Banten dapat terwujud sebagaimana harapan kita semua,” tandasnya.
Sekadar informasi, forum bisnis terebut dihadiri 200 undangan yang terdiri dari para pelaku usaha, pelaku UMKM, assosiasi pengusaha, konsulat ekonomi perdagangan, pejabat pemerintah, pemerintah daerah, pimpinan DPRD Provinsi Banten hingga tokoh masyarakat Banten.
Dewan Pakar Asosiasi Industri dan Plastik (INAPLAS) Helmilus Moesa mengatakan, potensi Provinsi Banten sebagai penghasil industri hilir sangat besar. Apalagi, di Kota Cilegon terdapat industri petrokimia PT Chandra Asri yang diharapkan mampu membuat bahan baku sendiri.
“Saat ini, 3 bahan baku industri petrokimia masih impor. Contohnya polyetilen yang diimpor dari Thailand dan Singapura,” kata Helmilus saat menajdi narasumber dalam forum diskusi di acara tersebut.
Al Muktabar berharap, dengan dilakukannya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara perusahaan besar bersama pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dapat memberikan daya dukung dalam pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten.
“Kita membangun skema pentahelix, sehingga dapat saling bersinergi untuk memberikan nilai tambah. Itu yang kita bangun,” pungkasnya.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Banten Virgojanti menyampaikan, kegiatan membangun kolaborasi dan menyerap berbagai masukan dari pemerintah daerah maupun dunia usaha dalam upaya percepatan investasi.
“Penyelenggaraan kegiatan ini salah satu rangkaian kegiatan HUT ke-23 Provinsi Banten dan bertepatan dengan penyelenggaraan Trade Expo Indonesia Tahun 2023,” ujarnya.
Selanjutnya, Virgojanti juga mengatakan Banten Business Forum juga sebagai wadah kebersamaan semua pihak. Mulai dari pemerintah, stakeholder, pelaku usaha dan masyarakat dalam mengakselerasi realisasi investasi di Provinsi Banten.
“Kegiatan ini juga diharapkan tercipta keterpaduan gerak langkah dalam mengakselerasi realisasi investasi di Provinsi Banten melalui sinergitas kerja sama. Sehingga laju perekonomian di Provinsi Banten dapat terwujud sebagaimana harapan kita semua,” tandasnya.
Sekadar informasi, forum bisnis terebut dihadiri 200 undangan yang terdiri dari para pelaku usaha, pelaku UMKM, assosiasi pengusaha, konsulat ekonomi perdagangan, pejabat pemerintah, pemerintah daerah, pimpinan DPRD Provinsi Banten hingga tokoh masyarakat Banten.
Dewan Pakar Asosiasi Industri dan Plastik (INAPLAS) Helmilus Moesa mengatakan, potensi Provinsi Banten sebagai penghasil industri hilir sangat besar. Apalagi, di Kota Cilegon terdapat industri petrokimia PT Chandra Asri yang diharapkan mampu membuat bahan baku sendiri.
“Saat ini, 3 bahan baku industri petrokimia masih impor. Contohnya polyetilen yang diimpor dari Thailand dan Singapura,” kata Helmilus saat menajdi narasumber dalam forum diskusi di acara tersebut.