Sejarah dan Asal-usul Kesultanan Yogyakarta

Kamis, 28 September 2023 - 13:48 WIB
loading...
A A A
Setelah didirikan oleh Sultan Hamengkubuwono I, Kesultanan ini mulai berkembang menjadi kerajaan yang besar dan kuat di masanya. Kebesarannya bahkan sempat mengalahkan Kasunanan Surakarta dan VOC di seluruh tanah Jawa.



Meskipun telah menjadi kerajaan tersendiri dan bebas dari Surakarta, Kesultanan Yogyakarta tetap masih berada di bawah kekuasaan dan pengawasan VOC. Hal ini ditandai dengan perjanjian Giyanti, yang menuntut para sultan tidak boleh mengangkat putra mahkota dan patih tanpa persetujuan (atau disetujui) oleh VOC.

Sepanjang sejarahnya, Kesultanan Yogyakarta telah dipimpin oleh 10 Sultan. Mulai dari Sultan Hamengkubuwono I hingga Sultan Hamengkubuwono X. Setiap pemimpin ini pastinya memiliki kisahnya sendiri.

Dimulai dari Sultan Hamengkubuwono II selalu melawan tekanan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Karena itu, pihak VOC pun melakukan banyak cara untuk melengserkannya dari tahta Yogyakarta.

Hal tersebut membuat Sultan Hamengkubuwono II harus mengalami dua penurunan tahta ketika memimpin. Setelah digantikan oleh Sultan Hamengkubuwono III, Kesultanan Yogyakarta tidaklah mengalami perubahan drastis, hal tersebut masih bertahan sampai kepemimpinan Sultan Hamengkubuwono IV.

Barulah ketika Sultan Hamengkubuwono V naik menjadi pemimpin, mulai muncul perubahan. Karena pada masanya Kesultanan Yogyakarta dikenal lebih dekat dengan VOC, meski demikian sang sultan tetap memikirkan kesejahteraan rakyatnya.

Dengan adanya kerja sama saling menguntungkan antara Belanda dengan Yogyakarta, ini membuat kesejahteraan dan keamanan rakyat Yogyakarta dapat terpelihara. Itulah strategi politik yang diterapkan Sultan Hamengkubuwono V ketika memerintah Yogyakarta.

Kesultanan Yogyakarta sempat dilanda musibah gempa bumi yang cukup besar yang menghancurkan beberapa bangunan penting ketika masa Sultan Hamengkubuwono VI naik tahta.

Selain diguncang gempa bumi, selama 22 tahun, pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VI juga dihadapkan pada berbagai pemberontakan yang muncul. Pemberontakan-pemberontakan itu datang dari orang-orang yang tidak mengakui posisi Sultan Hamengkubuwono VI sebagai raja.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1791 seconds (0.1#10.140)