Tim Ekskavasi Situs Keputren Temukan Wadah Air Terbuka Era Majapahit
loading...
A
A
A
Dalam hal ini, pihaknya merekomendasikan agar batu andesit tersebut dikembalikan ke tempat semula. Selanjutnya jika situs tersebut belum diambil alih dinas, maka perlu diberikan papan informasi bahwa di lokasi tersebut pernah dilakukan penelitian dengan hasil struktur dan data artefak supaya diketahui masyarkat.
Kerabat pemilik lahan Situs Keputren sekaligus Koordinator Pengelola KCB Kerto-Pleret Supriyanto menyampaikan lokasi situs ini memang masih lahan pribadi milik bibinya yang kini bermukim di Malang sehingga yang mengurus tanahnya diserahkan kepada ayahnya. Sebelum dimiliki sang bibi, kebun ini, konon dahulunya merupakan hutan bambu dan pemakaman sinden. Warga pun banyak yang mengambil bata dan batu andesit di lokasi ini. Lambat laun hingga saat ini, lahan kosong ini digunakan sebagai kandang ternak warga setempat.
“Awal digali memang ada batu bata di atas batu andesit yang membujur sehingga kita presentasikan di Disbud DIY dan akhirnya dibuka. Ini pertama kali ekskavasi yang status tanahnya belum dibebaskan, hal ini berkaitan dengan tugas saya di KCB Kerta-Pleret. Harapannya lahan ini bisa dibebaskan agar menjadi pengayaan dan kelengkapan cerita sejarah KCB Kerto - Pleret. Saya siap membantu mediasi dan mudah-mudahan ada tindak-lanjut dari Disbud DIY nantinya,” imbuh Supri.
Kerabat pemilik lahan Situs Keputren sekaligus Koordinator Pengelola KCB Kerto-Pleret Supriyanto menyampaikan lokasi situs ini memang masih lahan pribadi milik bibinya yang kini bermukim di Malang sehingga yang mengurus tanahnya diserahkan kepada ayahnya. Sebelum dimiliki sang bibi, kebun ini, konon dahulunya merupakan hutan bambu dan pemakaman sinden. Warga pun banyak yang mengambil bata dan batu andesit di lokasi ini. Lambat laun hingga saat ini, lahan kosong ini digunakan sebagai kandang ternak warga setempat.
“Awal digali memang ada batu bata di atas batu andesit yang membujur sehingga kita presentasikan di Disbud DIY dan akhirnya dibuka. Ini pertama kali ekskavasi yang status tanahnya belum dibebaskan, hal ini berkaitan dengan tugas saya di KCB Kerta-Pleret. Harapannya lahan ini bisa dibebaskan agar menjadi pengayaan dan kelengkapan cerita sejarah KCB Kerto - Pleret. Saya siap membantu mediasi dan mudah-mudahan ada tindak-lanjut dari Disbud DIY nantinya,” imbuh Supri.
(hri)