Balai Wyata Guna Bandung Wisuda Barista Tuna Netra
loading...
A
A
A
BANDUNG - Memiliki keterbatasan dalam penglihatannya, namun dengan semangat dan tekat yang kuat, sejumlah penyandang disabilitas netra di Balai Rehabilitasi Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyata Guna Bandung berhasil menyelesaikan pelatihan barista.
(Baca juga: 7 Pegawai PLN Pematangsiantar Dikabarkan Terpapar COVID-19 )
Setelah menggeluti dunia barista sekitar empat bulan lamanya, mereka kini terampil meracik kopi . Bahkan, mereka pun mampu mengantongi sertifikasi barista dari lembaga sertifikasi kopi, sehingga keterampilan meracik kopi yang mereka miliki diakui.
Kepala BRSPDSN Wyata Guna Bandung, Sudarsono menuturkan, selama mengikuti pelatihan, mereka mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan, mulai dari pengetahuan tentang kopi , kualitas kopi , hingga jenis-jenis kopi . Mereka juga diajarkan bagaimana meracik kopi sesuai standar internasional.
"Kami sangat berharap mereka bisa memasuki dunia kopi , dunia cafe atau sebagian juga ada yang membuka kedai-kedai kopi sendiri," ujar Sudarsono dalam prosesi wisuda lima peserta pelatihan barista penyandang disabilitas sensorik netra di Ruang Barista Training Centre BRSPDSN Wyata Guna Bandung, Jalan Padjajaran, Kota Bandung, Kamis (30/7/2020) kemarin.
Tidak hanya mendapatkan teori tentang kopi, lanjut Sudarsono, peserta pelatihan barista itu pun terjun langsung ke kafe-kafe untuk mengamati proses pembuatan dan penyajian kopi . Setelah itu, mereka ditantang untuk meracik kopi dan disajikan kepada pengunjung.
"Ini sebuah proses yang terus dilakukan, sehingga kami percaya mereka punya keahlian," katanya. (Baca juga: Ratusan Jamaah di Kendari Salat Idul Adha Tanpa Protokol Kesehatan )
Agar keterampilan mereka diakui, kata Sudarsono, pihaknya juga menggandeng lembaga sertifikasi kopi untuk memberikan sertifikasi keahlian kepada peserta yang telah lulus mengikuti pelatihan barista.
"Kami sangat senang sekali sudah meluluskan tiga angkatan. Awalnya tujuh orang, lalu enam orang, dan sekarang lima orang yang sudah terampil dan memiliki skill barista," ungkapnya.
Sudarsono menambahkan, pelatihan barista merupakan program kerja sama Kementerian Sosial melalui BRSPDSN Wyata Guna Bandung dengan Siloam Center for The Blind of Korea yang bertujuan untuk meningkatkan skill disabilitas netra dalam meracik kopi.
"Di Kota Bandung, cafe-cafe tumbuh berkembang, sehingga kami mengambil ruang bagi disabilitas netra, agar bisa berpartisipasi di masyarakat dan ekonomi mereka pun meningkat," tandasnya.
Lihat Juga: Mandiri Presents Jakarta Coffee Week 2024, Semangat Selebrasi Kemajuan Kultur Kopi Indonesia
(Baca juga: 7 Pegawai PLN Pematangsiantar Dikabarkan Terpapar COVID-19 )
Setelah menggeluti dunia barista sekitar empat bulan lamanya, mereka kini terampil meracik kopi . Bahkan, mereka pun mampu mengantongi sertifikasi barista dari lembaga sertifikasi kopi, sehingga keterampilan meracik kopi yang mereka miliki diakui.
Kepala BRSPDSN Wyata Guna Bandung, Sudarsono menuturkan, selama mengikuti pelatihan, mereka mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan, mulai dari pengetahuan tentang kopi , kualitas kopi , hingga jenis-jenis kopi . Mereka juga diajarkan bagaimana meracik kopi sesuai standar internasional.
"Kami sangat berharap mereka bisa memasuki dunia kopi , dunia cafe atau sebagian juga ada yang membuka kedai-kedai kopi sendiri," ujar Sudarsono dalam prosesi wisuda lima peserta pelatihan barista penyandang disabilitas sensorik netra di Ruang Barista Training Centre BRSPDSN Wyata Guna Bandung, Jalan Padjajaran, Kota Bandung, Kamis (30/7/2020) kemarin.
Tidak hanya mendapatkan teori tentang kopi, lanjut Sudarsono, peserta pelatihan barista itu pun terjun langsung ke kafe-kafe untuk mengamati proses pembuatan dan penyajian kopi . Setelah itu, mereka ditantang untuk meracik kopi dan disajikan kepada pengunjung.
"Ini sebuah proses yang terus dilakukan, sehingga kami percaya mereka punya keahlian," katanya. (Baca juga: Ratusan Jamaah di Kendari Salat Idul Adha Tanpa Protokol Kesehatan )
Agar keterampilan mereka diakui, kata Sudarsono, pihaknya juga menggandeng lembaga sertifikasi kopi untuk memberikan sertifikasi keahlian kepada peserta yang telah lulus mengikuti pelatihan barista.
"Kami sangat senang sekali sudah meluluskan tiga angkatan. Awalnya tujuh orang, lalu enam orang, dan sekarang lima orang yang sudah terampil dan memiliki skill barista," ungkapnya.
Sudarsono menambahkan, pelatihan barista merupakan program kerja sama Kementerian Sosial melalui BRSPDSN Wyata Guna Bandung dengan Siloam Center for The Blind of Korea yang bertujuan untuk meningkatkan skill disabilitas netra dalam meracik kopi.
"Di Kota Bandung, cafe-cafe tumbuh berkembang, sehingga kami mengambil ruang bagi disabilitas netra, agar bisa berpartisipasi di masyarakat dan ekonomi mereka pun meningkat," tandasnya.
Lihat Juga: Mandiri Presents Jakarta Coffee Week 2024, Semangat Selebrasi Kemajuan Kultur Kopi Indonesia
(eyt)