Biografi Sultan Hasanuddin, Pahlawan Nasional Berjuluk Ayam Jantan dari Timur
loading...
A
A
A
Menjadi Raja Gowa
Melihat riwayatnya, ada dua versi populer terkait penobatan Sultan Hasanuddin menjadi Raja Gowa. Pertama, saat berusia 24 tahun atau sekitar 1655 serta kala umurnya baru mencapai 22 tahun pada 1653.
Terlepas dari perbedaan versi tersebut, Sultan Hasanuddin tercatat sebagai Raja Gowa ke-16. Setelah naik tahta, dia resmi memakai nama Sultan Hasanuddin.
Perlawanan Terhadap Bangsa Barat
Sebelum Sultan Hasanuddin menjadi raja, warga Gowa telah terusik dengan kedatangan bangsa Barat yang ingin menguasai rempah-rempah di perairan Sulawesi dan Maluku. Saat resmi berkuasa, mulai terjadi perlawanan terhadap keberadaan mereka.
Mengutip laman Kemdikbud RI, Sultan Hasanuddin mengawali perlawanan dengan VOC pada tahun 1660. Melihat bahaya dari Gowa, VOC menjalin kerja sama dengan Kerajaan Bone yang sebelumnya memiliki hubungan kurang baik dengan Gowa.
Pada 24 November 1966, terjadi pergerakan besar-besaran yang dilakukan pasukan VOC di bawah pimpinan Laksamana Cornelis Janszoon Speelman. Armada laut VOC datang dari pelabuhan Batavia menuju ke Sombaopu (ibukota Gowa).
Sekitar 19 Desember 1666, VOC telah sampai di depan Sombaopu. Mereka mulai memberikan intimidasi dengan menyerukan tuntutan agar Gowa membayar kerugian yang berhubungan dengan tewasnya orang-orang Belanda.
Tak gentar oleh gertakan yang diberikan, VOC memulai serangan dan terjadilah tembak-menembak dan duel meriam antara kapal armada dengan benteng pertahanan kerajaan Gowa.
Terdesak oleh VOC yang dibantu Kerajaan Bone, Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667. Meski posisinya sudah semakin terdesak, namun api semangat juang Sultan Hasanuddin beserta para pasukannya belum padam.
Meski tak bisa mengusir bangsa Barat, Sultan Hasanuddin masih terus berjuang dan menolak bekerja sama dengan Belanda. Kegigihan tersebut bertahan sampai dia wafat pada 12 Juni 1670 di kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.