Realisasi Investasi Sulsel Sudah Capai Rp4,7 Triliun
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Realisasi investasi Sulsel mulai meningkat. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulsel mencatat secara kumulatif di semester I tahun 2020 sudah mencapai Rp4,7 triliun. Baca : Target 3,39 Triliun, PAD Pemprov Sulsel Kini Sudah Capai 52,15%
Kepala DPM-PTSP Sulsel, Jayadi Nas menuturkan, capaian investasi kumulatif sejak Januari-Juni itu Rp1,050 triliun diantaranya dari penanaman modal asing (PMA). Lalu realisasi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp3,674 triliun.
"Kita baru mencapai 34% dari target RPJMD Sulawesi Selatan tahun 2020 sebesar Rp13,87 triliun," ujar Jayadi di kantornya, kemarin. Jayadi melanjutkan, capaian investasi tahun ini belum maksimal. Ada perlambatan kinerja investasi sepanjang tahun 2020. Hal ini juga efek dari pandemi COVID-19 yang ikut mengganggu kondisi perekonomian di Sulsel.
Namun begitu, realisasi investasi untuk triwulan kedua mengalami peningkatan jika dibandingkan dari triwulan sebelumnya. Dimana pada triwulan pertama (Januari-Maret) hanya mencapai Rp977 miliar. Lalu memasuki triwulan kedua (April-Juni) naik menjadi Rp3,7 triliun.
Adapun sektor usaha yang berkontribusi pada realisasi investasi triwulan kedua, salah satunya dari sektor transportasi sebesar 29%. Kemudian sektor konstruksi 17%, sektor listrik, air, dan gas 16%. Lalu sektor pertambangan 14%, sektor hotel/restoran 6%, serta sektor lainnya 18%.
Sementara realisasi proyek investasi pada triwulan kedua mencapai 524 proyek. Jumlah inipun meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang realisasinya hanya 271 proyek. Baca Juga : Progres 28%, Proyek SSCH Masih Butuh Anggaran Rp4 Miliar
Jayadi mengaku, perubahan situasi sejak adanya COVID-19 berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara nasional, begitupun berdampak ke daerah. Makanya pihaknya akan lebih realistis, dengan mengajukan rencana perubahan realisasi investasi pada tahun 2020.
"Situasi yang tidak menguntungkan di masa pandemi COVID-19 ditindaklanjuti dengan pengajuan revisi RPJMD untuk perubahan realisasi investasi skala Sulsel dari Rp13,87 triliun, turun menjadi Rp7 triliun," papar dia.
Salah satu pertimbangan penyesuaian target ini juga karena melihat pertumbuhan ekonomi di Sulsel pada triwulan pertama hanya 3,02%. Penurunan target investasi dikatakan perbandingan penetapan nilainya sama dengan skala nasional. Dimana awalnya dari Rp19 triliun, turun menjadi Rp12,01 triliun oleh BKPM RI.
"Pada masa pandemi COVID-19 ini kinerja kami menghadapi menghadapi berbagai macam pelambatan. Tapi kami masih optimis bisa mengawal investasi. Komitmen kami menjadikan Sulsel yang ramah investasi. Caranya, dengan memberikan kepastian, sekaligus mempromosikan bahwa di Sulsel aman berinvestasi," jelas Jayadi.
Sementara Kepala Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal DPM-PTSP Sulsel, Andi Isma menambahkan, pendampingan dan pembinaan kepada perusahaan masih perlu dimaksimalkan. Agar pelaporan realisasi penanaman modalnya tidak tertunda.
"Beberapa perusahaan yang selama tahun 2020, ada yang belum melaporkan penanaman modalnya karena efek COVID-19. Nanti masuk triwulan kedua baru dilaporkan sekalian dengan triwulan pertama sebelumnya" tukas Andi Isma. Baca Lagi : Tahun 2021, PAD Sulsel Ditarget Meningkat Menjadi Rp4,6 Triliun
Kepala DPM-PTSP Sulsel, Jayadi Nas menuturkan, capaian investasi kumulatif sejak Januari-Juni itu Rp1,050 triliun diantaranya dari penanaman modal asing (PMA). Lalu realisasi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp3,674 triliun.
"Kita baru mencapai 34% dari target RPJMD Sulawesi Selatan tahun 2020 sebesar Rp13,87 triliun," ujar Jayadi di kantornya, kemarin. Jayadi melanjutkan, capaian investasi tahun ini belum maksimal. Ada perlambatan kinerja investasi sepanjang tahun 2020. Hal ini juga efek dari pandemi COVID-19 yang ikut mengganggu kondisi perekonomian di Sulsel.
Namun begitu, realisasi investasi untuk triwulan kedua mengalami peningkatan jika dibandingkan dari triwulan sebelumnya. Dimana pada triwulan pertama (Januari-Maret) hanya mencapai Rp977 miliar. Lalu memasuki triwulan kedua (April-Juni) naik menjadi Rp3,7 triliun.
Adapun sektor usaha yang berkontribusi pada realisasi investasi triwulan kedua, salah satunya dari sektor transportasi sebesar 29%. Kemudian sektor konstruksi 17%, sektor listrik, air, dan gas 16%. Lalu sektor pertambangan 14%, sektor hotel/restoran 6%, serta sektor lainnya 18%.
Sementara realisasi proyek investasi pada triwulan kedua mencapai 524 proyek. Jumlah inipun meningkat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang realisasinya hanya 271 proyek. Baca Juga : Progres 28%, Proyek SSCH Masih Butuh Anggaran Rp4 Miliar
Jayadi mengaku, perubahan situasi sejak adanya COVID-19 berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi secara nasional, begitupun berdampak ke daerah. Makanya pihaknya akan lebih realistis, dengan mengajukan rencana perubahan realisasi investasi pada tahun 2020.
"Situasi yang tidak menguntungkan di masa pandemi COVID-19 ditindaklanjuti dengan pengajuan revisi RPJMD untuk perubahan realisasi investasi skala Sulsel dari Rp13,87 triliun, turun menjadi Rp7 triliun," papar dia.
Salah satu pertimbangan penyesuaian target ini juga karena melihat pertumbuhan ekonomi di Sulsel pada triwulan pertama hanya 3,02%. Penurunan target investasi dikatakan perbandingan penetapan nilainya sama dengan skala nasional. Dimana awalnya dari Rp19 triliun, turun menjadi Rp12,01 triliun oleh BKPM RI.
"Pada masa pandemi COVID-19 ini kinerja kami menghadapi menghadapi berbagai macam pelambatan. Tapi kami masih optimis bisa mengawal investasi. Komitmen kami menjadikan Sulsel yang ramah investasi. Caranya, dengan memberikan kepastian, sekaligus mempromosikan bahwa di Sulsel aman berinvestasi," jelas Jayadi.
Sementara Kepala Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal DPM-PTSP Sulsel, Andi Isma menambahkan, pendampingan dan pembinaan kepada perusahaan masih perlu dimaksimalkan. Agar pelaporan realisasi penanaman modalnya tidak tertunda.
"Beberapa perusahaan yang selama tahun 2020, ada yang belum melaporkan penanaman modalnya karena efek COVID-19. Nanti masuk triwulan kedua baru dilaporkan sekalian dengan triwulan pertama sebelumnya" tukas Andi Isma. Baca Lagi : Tahun 2021, PAD Sulsel Ditarget Meningkat Menjadi Rp4,6 Triliun
(sri)