BMM Hadirkan Ambulans Terapung Bagi Warga Sambas Kalimantan Barat
loading...
A
A
A
SAMBAS - Tak semua daerah di Indonesia memiliki akses layanan serta fasilitas kesehatan yang lengkap dan memadai, terutama daerah yang berada jauh dari kota-kota besar.
Sulitnya akses menuju rumah sakit atau puskesmas banyak dirasakan oleh masyarakat, salah satunya bagi warga Desa Sulung, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Warga Sulung bahkan memerlukan waktu 1 jam perjalanan darat sejauh 10 Km agar bisa sampai ke puskesmas terdekat. Hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan, terutama bila pasien dalam keadaan darurat dan harus segera ditangani.
Ditambah dengan biaya yang harus dikeluarkan cukup mahal, membuat masyarakat Sulung kesulitan untuk berobat, terutama bagi mereka yang tidak mampu.
Kondisi Desa Sulung padat penduduk, miskin, dengan akses jalan setapak. Hanya bisa dilalui kendaraan roda 2. "Sulit sekali jika ada warga yang sakit apalagi mau melahirkan," Tutur Kartinah, Bidan Desa Sulung. (BACA JUGA: Tang Juan, Tentara China yang Dikejar-kejar FBI Diadili di AS)
Maklum, jika malam apalagi hujan, warga yang sakit mesti ditandu dengan sepeda motor atau mencari pinjaman perahu. Alhamdulillah, kini jika ada warga sakit, 24 jam siap dibawa ke puskesmas atau rumah sakit tanpa harus khawatir.
Jika sebelumnya warga harus menempuh jarak sejauh 10 Km dan memakan waktu selama 1 jam melalui perjalanan darat, kini mereka dapat menghemat jarak dan waktu setengahnya jika menggunakan perahu berupa ambulans terapung via sungai Sambas untuk menuju puskesmas atau rumah sakit. Ambulans Terapung ini dapat digunakan secara gratis bagi warga yang membutuhkan.
Sebagai bentuk kontribusi nyata BMM dalam bidang kesehatan, Laznas Baitulmaal Muamalat (BMM) meresmikan Ambulans Terapung dan penyerahan alat kesehatan di Kampung Zakat Sambas, tepatnya di Desa Sulung, Kec. Sejangkung, Sambas, Kalimantan Barat pada Selasa (28/07/20).
Kampung Zakat merupakan Pilot Project Kementrian Agama di wilayah tertinggal berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 298 Tahun 2018, dan salah satu wilayahnya yaitu Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
(BACA JUGA: Minta Maaf, Mendikbud Minta NU, Muhammadiyah, PGRI Kembali Gabung POP)
‘’Diantara tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatkan efektifitas dan efisensi layanan. Pengadaan Ambulans Terapung ini jelas langsung terasa manfaatnya oleh para mustahiq dan memberikan layanan lebih bagi masyarakat dengan infrastruktur yang masih minim seperti Desa Sulung ini. Semoga adanya program ini juga semakin membuka hati para muzakki dan donatur pada umumnya untuk bersinergi menyalurkan zakat dan donasinya melalui lembaga/badan amil zakat sehingga terasa lebih bermanfaat dan berkah," ujar Teten Kustiawan, Direktur Eksekutif BMM dalam keterangan tertulisnya yang dikirim.
Diharapkan dengan adanya bantuan fasilitas Ambulans Terapung ini dapat memudahkan masyarakat tidak mampu di wilayah Sambas dalam mengakses layanan kesehatan.
Sulitnya akses menuju rumah sakit atau puskesmas banyak dirasakan oleh masyarakat, salah satunya bagi warga Desa Sulung, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Warga Sulung bahkan memerlukan waktu 1 jam perjalanan darat sejauh 10 Km agar bisa sampai ke puskesmas terdekat. Hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan, terutama bila pasien dalam keadaan darurat dan harus segera ditangani.
Ditambah dengan biaya yang harus dikeluarkan cukup mahal, membuat masyarakat Sulung kesulitan untuk berobat, terutama bagi mereka yang tidak mampu.
Kondisi Desa Sulung padat penduduk, miskin, dengan akses jalan setapak. Hanya bisa dilalui kendaraan roda 2. "Sulit sekali jika ada warga yang sakit apalagi mau melahirkan," Tutur Kartinah, Bidan Desa Sulung. (BACA JUGA: Tang Juan, Tentara China yang Dikejar-kejar FBI Diadili di AS)
Maklum, jika malam apalagi hujan, warga yang sakit mesti ditandu dengan sepeda motor atau mencari pinjaman perahu. Alhamdulillah, kini jika ada warga sakit, 24 jam siap dibawa ke puskesmas atau rumah sakit tanpa harus khawatir.
Jika sebelumnya warga harus menempuh jarak sejauh 10 Km dan memakan waktu selama 1 jam melalui perjalanan darat, kini mereka dapat menghemat jarak dan waktu setengahnya jika menggunakan perahu berupa ambulans terapung via sungai Sambas untuk menuju puskesmas atau rumah sakit. Ambulans Terapung ini dapat digunakan secara gratis bagi warga yang membutuhkan.
Sebagai bentuk kontribusi nyata BMM dalam bidang kesehatan, Laznas Baitulmaal Muamalat (BMM) meresmikan Ambulans Terapung dan penyerahan alat kesehatan di Kampung Zakat Sambas, tepatnya di Desa Sulung, Kec. Sejangkung, Sambas, Kalimantan Barat pada Selasa (28/07/20).
Kampung Zakat merupakan Pilot Project Kementrian Agama di wilayah tertinggal berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor 298 Tahun 2018, dan salah satu wilayahnya yaitu Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
(BACA JUGA: Minta Maaf, Mendikbud Minta NU, Muhammadiyah, PGRI Kembali Gabung POP)
‘’Diantara tujuan pengelolaan zakat adalah meningkatkan efektifitas dan efisensi layanan. Pengadaan Ambulans Terapung ini jelas langsung terasa manfaatnya oleh para mustahiq dan memberikan layanan lebih bagi masyarakat dengan infrastruktur yang masih minim seperti Desa Sulung ini. Semoga adanya program ini juga semakin membuka hati para muzakki dan donatur pada umumnya untuk bersinergi menyalurkan zakat dan donasinya melalui lembaga/badan amil zakat sehingga terasa lebih bermanfaat dan berkah," ujar Teten Kustiawan, Direktur Eksekutif BMM dalam keterangan tertulisnya yang dikirim.
Diharapkan dengan adanya bantuan fasilitas Ambulans Terapung ini dapat memudahkan masyarakat tidak mampu di wilayah Sambas dalam mengakses layanan kesehatan.
(vit)