Disdik Kaji Pembentukan Tujuh SMP Baru di Makassar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Jumlah SMPN di Kota Makassar masih sangat minim. Sepuluh SMPN baru hasil regruping belum bisa menampung puluhan ribu siswa lulusan sekolah dasar (SD). Baca : 9.602 Lulusan SD di Makassar Terancam Tak Tertampung di SMP Negeri
Maka itu, Dinas Pendidikan Kota Makassar pun memulai kajian awal penambahan 7 SMPN baru, sesuai hasil survei di lapangan. "Kita belum survei sekolah mana yang bisa diregruping, tapi kita upayakan mudah-mudahan bisa ada tujuh titik," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Amelia Malik, kemarin.
Menurut Amelia, penambahan SMPN baru ini penting untuk mengakomodir seluruh siswa lulusan SD. Masih banyak siswa yang gagal masuk sekolah negeri akibat jumlah sekolah tidak sebanding dengan lulusan SD.
Apalagi di wilayah pinggiran Kota Makassar. Seperti di Kecamatan Tallo dan Biringkanayya. Minim sekolah negeri. Termasuk Kecamatan Makassar yang hanya memiliki satu SMPN hasil regruping. Baca Juga : Ruang Kelas Baru di 10 SMP Ditarget Selesai Sebelum Masuk Sekolah
"Kita lihat kemarin ada beberapa titik lokasi siswa kesulitan lulus di jalur zonasi. Seperti di Untia kita upayakan ada satu titik lagi untuk SMP sehingga bisa mengakomodir anak-anak yang ada disitu," jelasnya.
Saat ini daya tampung SMPN di Kota Makassar hanya berkisar 13.906 orang. Jumlah itu tidak berbanding lurus dengan lulusan siswa SD yang mencapai 23.408 orang. Ada 9.602 orang yang tidak bisa duduk di sekolah negeri.
Hal ini menjadi perhatian Disdik. Rencana penambahan empat orang siswa di setiap kelas akan segera diusul ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jika disetujui, siswa yang memiliki skor tinggi namun gagal masul sekolah negeri masih memiliki peluang. "Nanti kita urut siapa yang tinggi nilainya itu yang lulus," ucapnya.
Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin mengatakan penambahan SMP baru merupakan salah satu alternatif untuk mengakomodir seluruh siswa yang baru lulus SD. Baca Lagi : PPDB SMP, Disdik Siapkan Kuota 10 Persen untuk Jalur Prestasi
Jelasnya, tidak ada anak wajib sekolah sembilan tahun yang tidak terakomodir untuk bisa sekolah di Makassar. "Nanti kita lihat teknisnya berapa yang mendaftar dan berapa ruang kelas yang harus kita tambah. Bisa juga SD yang jumlah siswanya kurang kita merger," tutupnya.
Maka itu, Dinas Pendidikan Kota Makassar pun memulai kajian awal penambahan 7 SMPN baru, sesuai hasil survei di lapangan. "Kita belum survei sekolah mana yang bisa diregruping, tapi kita upayakan mudah-mudahan bisa ada tujuh titik," kata Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Amelia Malik, kemarin.
Menurut Amelia, penambahan SMPN baru ini penting untuk mengakomodir seluruh siswa lulusan SD. Masih banyak siswa yang gagal masuk sekolah negeri akibat jumlah sekolah tidak sebanding dengan lulusan SD.
Apalagi di wilayah pinggiran Kota Makassar. Seperti di Kecamatan Tallo dan Biringkanayya. Minim sekolah negeri. Termasuk Kecamatan Makassar yang hanya memiliki satu SMPN hasil regruping. Baca Juga : Ruang Kelas Baru di 10 SMP Ditarget Selesai Sebelum Masuk Sekolah
"Kita lihat kemarin ada beberapa titik lokasi siswa kesulitan lulus di jalur zonasi. Seperti di Untia kita upayakan ada satu titik lagi untuk SMP sehingga bisa mengakomodir anak-anak yang ada disitu," jelasnya.
Saat ini daya tampung SMPN di Kota Makassar hanya berkisar 13.906 orang. Jumlah itu tidak berbanding lurus dengan lulusan siswa SD yang mencapai 23.408 orang. Ada 9.602 orang yang tidak bisa duduk di sekolah negeri.
Hal ini menjadi perhatian Disdik. Rencana penambahan empat orang siswa di setiap kelas akan segera diusul ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jika disetujui, siswa yang memiliki skor tinggi namun gagal masul sekolah negeri masih memiliki peluang. "Nanti kita urut siapa yang tinggi nilainya itu yang lulus," ucapnya.
Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin mengatakan penambahan SMP baru merupakan salah satu alternatif untuk mengakomodir seluruh siswa yang baru lulus SD. Baca Lagi : PPDB SMP, Disdik Siapkan Kuota 10 Persen untuk Jalur Prestasi
Jelasnya, tidak ada anak wajib sekolah sembilan tahun yang tidak terakomodir untuk bisa sekolah di Makassar. "Nanti kita lihat teknisnya berapa yang mendaftar dan berapa ruang kelas yang harus kita tambah. Bisa juga SD yang jumlah siswanya kurang kita merger," tutupnya.
(sri)