Kisah Pelarian Pembesar Mataram Syekh Pandan Jati Akibat Dituduh Korupsi Berujung Jadi Wali di Pemalang
loading...
A
A
A
Syekh Pandan Jati memilih melarikan diri dari Kesultanan Mataram, dan meninggalkan seluruh identitas kebesarannya sebagai pembesar di Kesultanan Mataram. Dia dituduh melakukan korupsi, dan terancam hukuman seumur hidup.
Pelarian itu dilakukan ke wilayah hutan di sisi barat, tepatnya wilayah Bantarbolang. Dalam pelarian tersebut, dia bertemu dengan Mbah Bantarbolang, lalu diizinkan tinggal di rumahnya.
Melihat Syekh Pandan Jati adalah orang yang baik, akhirnya Mbah Bantarbolang diangkat menjadi muridnya, dan digembleng menjadi pribadi yang sangat tangguh secara lahir dan batin.
selain Syekh Pandan Jati, Mbah Bantarbolang juga memiliki murid lain yaitu Syekh Palintaran. Setelah keduanya mewarisi ilmu, lalu diuji oleh sang guru, guna mencari penerus pemimpin di padepokan itu.
Dengan maksud memberikan kesempatan pada kedua muridnya untuk memimpin padepokan secara bersama-sama, Mbah Bantarbolang lalu diam-diam meninggalkan padepokan. Kepergian Mbah Bantarbolang, membuat kedua muridnya merasa kehilangan.
Semua murid berusaha mencari keberadaan Mbah Bantarbolang, dan Syekh Pandan Jati yang memiliki mata batin lebih tajam dari murid yang lain, akhirnya berhasil menemukan keberadaan gurunya.
Pelarian itu dilakukan ke wilayah hutan di sisi barat, tepatnya wilayah Bantarbolang. Dalam pelarian tersebut, dia bertemu dengan Mbah Bantarbolang, lalu diizinkan tinggal di rumahnya.
Melihat Syekh Pandan Jati adalah orang yang baik, akhirnya Mbah Bantarbolang diangkat menjadi muridnya, dan digembleng menjadi pribadi yang sangat tangguh secara lahir dan batin.
Baca Juga
selain Syekh Pandan Jati, Mbah Bantarbolang juga memiliki murid lain yaitu Syekh Palintaran. Setelah keduanya mewarisi ilmu, lalu diuji oleh sang guru, guna mencari penerus pemimpin di padepokan itu.
Dengan maksud memberikan kesempatan pada kedua muridnya untuk memimpin padepokan secara bersama-sama, Mbah Bantarbolang lalu diam-diam meninggalkan padepokan. Kepergian Mbah Bantarbolang, membuat kedua muridnya merasa kehilangan.
Semua murid berusaha mencari keberadaan Mbah Bantarbolang, dan Syekh Pandan Jati yang memiliki mata batin lebih tajam dari murid yang lain, akhirnya berhasil menemukan keberadaan gurunya.