FEB Unisma Kupas Persoalan Kecurangan Laporan Keuangan

Minggu, 19 Juli 2020 - 20:01 WIB
loading...
FEB Unisma Kupas Persoalan Kecurangan Laporan Keuangan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unismas), menggelar webinar membahas kecurangan laporan keuangan dan tata kelola perusahaan yang baik. Foto/Dok. Humas FEB Unisma
A A A
MALANG - Fraud atau kecurangan dalam suatu laporan keuangan riskan dan kerapkali terjadi, baik secara global maupun di Indonesia. Banyak skandal-skandal akuntansi sebagai perwujudan praktik fraud seringkali melemahkan tata kelola yang baik.

(Baca juga: FEB Unisma Ingatkan Bahaya Narkoba di Masa Pandemi COVID-19 )

Kondisi ini tentunya menjadi tantangan bagi auditor untuk membuktikan integritasnya, terlebih selama dunia menghadapi pandemi COVID-19 seperti saat ini. Perusahaan dituntut untuk secara konsisten menerapkan tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) agar dapat bertahan di tengah pasar yang terdisrupsi.

Semangat ini diusung dalam webinar yang diadakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang ( FEB Unisma ) bekerjasama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Wilayah Jawa Timur, Komisariat Malang Raya dengan tema "Tata Kelola dan Upaya Mendeteksi Fraud di Indonesia".

Webinar ini menghadirkan alumni FEB Unisma , Akhmad Muslich yang kini menjadi auditor di Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, serta Jaswadi perwakilan IAI Wilayah Jatim Komisariat Malang Raya dan KAP Hari Purnomo and Jaswadi.

Dalam acara yang diprakarsai oleh Himaprodi Akuntansi FEB Unisma tersebut, Dekan FEB Unisma Nur Diana mengatakan, webinar ini merupakan kerjasama dengan IAI Komisariat Malang Raya, dengan tujuan mempersiapkan lulusan khususnya calon akuntan yang nantinya berprofesi sebagai auditor, agar harus memahami peranannya dalam mewujudkan tata kelola yang baik.

(Baca juga: Masa New Normal, Pemprov Jatim Incar Wisatawan Domestik )

Good Corporate Governance atau tata kelola yang baik, menurut Diana membutuhkan peranan berbagai pihak di antaraya kepentingan Direktur, Dewan Komisaris, Sistem Pengendalian Internal, High Quality Reporting ( Laporan Keuangan berkualitas) dan tentunya ini membutuhkan peranan Auditor baik auditor internal dan eksternal.

"Perwujudan tata kelola yang baik diberbagai perusahaan maupun instansi pemerintah, seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan seperti praktik kecurangan yang ditunjukkan maraknya skandal akuntansi, rendahnya tingkat kepercayaan pada keandalan dan obyektivitas laporan keuangan. Untuk itulah peranan auditor menjadi semakin penting," ungkapnya.

Forum ini sengaja menghadirkan para praktisi baik dari lingkungan sektor publik yaitu auditor Internal Kementan, dan Auditor Eksternal KAP Hari Purnono and Jaswadi, agar semua peserta webinar ini memahami bagaimana peran masing- masing auditor tersebut dalam mendeteksi kecurangan, guna mewujudkan tata kelola yang baik.

(Baca juga: SMK Pertanian Ansoruna Hade Rancage Purwakarta Cetak Petani yang Nyantri )

Diana berharap, kegiatan webinar yang ke 25 ini dapat memberikan wawasan, masukan, dan penguatan kompetensi kepada calon lulusan yang ingin berprofesi menjadi auditor. Mereka harus memperhatikan berbagai praktik kecurangan yang melanggar tatanan GCG.

"Sedini mungkin tatanan menjadi auditor yang kompeten, independen, dan berintegritas harus kita kenalkan, serta bagaimana penerapan tata kelola perusahaan berdasar prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness," ujarnya.

Sulitnya mewujudkan High Quality Reporting (laporan keuangan yang berkualitas), menurutnya bisa saja terjadi dari penyusunan laporan keuangan dan auditor yang tidak menegakkan integritas, independensi, dan obyektivitas dalam audit. Tak jarang fraud terjadi karena kerjasama antar penyusunan laporan keuangan, dan rendahnya integritas auditor.

"Penting bagi perguruan tinggi untuk memperkuat karakter lulusan. Ini menjadi tugas kami sebagai perguruan tinggi, pencetak calon akuntan yang harusnya mampu menegakkan komptensi teknis, etika dan moral yang tinggi," ungkapnya usai webinar.

Hal ini, kata Diana menjadi fokus perguruan tinggi khususnya prodi Akuntansi FEB Unisma , mencetak lulusan yang ingin menjadi auditor berkualitas ke depannya. "Berbagai masukan dalam forum ini, akan kami jadikan rujukan dalam melakukan perombakan kurikulum 'Merdeka Belajar' yang saat ini sedang kami godok, serta peningkatan infrastruktur laboratorium, IT, serta ekspansi kerjasama dengan berbagai mitra," jelas Diana.

(Baca juga: 10 Hari Terakhir Tingkat Kesembuhan COVID-19 di Jatim Tinggi )

Sementara itu, Ketua IAI Wilayah Jawa Timur Komisariat Malang Raya, Pujihandayati dalam sambutannya mengapresiasi webinar yang membahas Good Corporate Governance serta bagaimana mendeteksi fraud atau kecurangan dalam laporan keuangan.

"Dibeberapa program pemerintah sudah melakukan upaya-upaya pencegahan fraud dengan mendeteksinya mulai dari penganggaran, alokasi biaya perjalanan dinas, bahkan saat ini yang lebih difokuskan semua pengeluaran modal dialihkan untuk penanganan COVID-19 . Jika ini tidak dikawal kemungkinan besar memunculkan fraud," jelasnya.

Sementara itu Akhmad Muslikh dalam paparanya banyak menjabarkan peranan auditor internal dalam mencegah terjadinya fraud di organisasi sektor publik, yaitu Kementrian Pertanian. Menurutnya, fraud bisa terjadi karena kesempatan, rasionalisasi dan motivasi.

"Mengutip dari Gone Theory, bahwa fraud itu bisa terjadi karena kebutuhan, keserakahan, adanya celah, kesempatan dan peluang terbuka untuk melakukan fraud. Bentuk-bentuknya bisa seperti penyimpangan aset, korupsi maupun pernyatan palsu," tuturnya.

Sedangkan Jaswadi, selaku auditor eksternal dari Kantor Akuntan Publik Hari Purnomo and Jaswadi, yang sehari-harinya seringkali mengaudit Badan Layanan Umum (BLU) ini, menjabarkan beberapa isu penting di seputar pelaporan keuangan.

"World Bank sebagai lembaga terpercaya internasional, menjadi rujukan oleh investor dan pengguna yang akan joint business dengan Indonesia. Tentunya hal ini harus disikapi dengan baik. Salah satunya, akuntan dan para auditor mengusulkan adanya undang-undang pelaporan keuangan dan undang-undang komprehensif tentang akuntan publik. Namun sampai sekarang undang -undang pelaporan keuangan masih belum bisa terwujud," tuturnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1316 seconds (0.1#10.140)