Masa New Normal, Pemprov Jatim Incar Wisatawan Domestik
loading...
A
A
A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menyasar wisatawan domestik untuk mendorong industri pariwisata pada masa tatanan kenormalan yang baru .
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tatanan normal baru memberikan harapan bagi industri pariwisata Jatim untuk bangkit setelah terpuruk karena virus Corona. Selama fase tersebut, Jatim bakal lebih agresif mengincar wisatawan domestik untuk memulihkan sektor pariwisata, terutama Kawah Ijen dan Kawasan Bromo Tenger Semeru (BTS).
"PR kami adalah menarik sebanyak-banyaknya turis domestik namun dengan sejumlah persyaratan ketat. Karena jangan sampai ini menimbulkan persoalan baru," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Minggu (19/7/2020). (Baca juga: Jatim Menang Lomba New Normal, Kenapa Jakarta Tidak? Ini Jawaban Mendagri )
Khofifah menyebut selama pandemi, terjadi penurunan drastis terhadap angka kunjungan wisata di Jatim. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Jatim turun dari 17.047 kunjungan pada Juni 2020 menjadi 0 kunjungan pada Juni 2020.
Sementara pergerakan jumlah wisatawan domestik, hingga Juni 2020 diketahui menurun hingga 79 persen jika dibandingkan Juni 2019 lalu. Pada Juni 2019 lalu, jumlah wisatawan domestik mencapai 44,4 juta orang. Sementara Juni 2020 jumlahnya melorot hingga 9,4 juta. (Baca juga: Bangkitkan Sektor Pariwisata, Ini Usulan Kadin Jatim )
"Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak akibat pandemi ini. Tidak cuma tempat wisatanya saja, tapi juga instrumen pendukung lain seperti hotel, tempat oleh-oleh, pelaku UMKM, transportasi wisata, dan lain sebagainya," kata dia.
Khofifah mengatakan, saat ini beberapa destinasi wisata sudah mulai beroperasi meski jumlah pengunjung dibatasi hanya berkisar 10%-20% dari kapasitas maksimum. Objek wisata yang kembali beroperasi diwajibkan menerapkan protokol kesehatan atau tata cara pencegahan virus corona. Pemprov Jatim terus berupaya meyakinkan publik bahwa penanganan virus corona ini dilakukan dengan baik.
"Kami berharap kuartal ketiga 2020 pandemi ini bisa teratasi seluruhnya. Sehingga promosi wisata bisa kembali dilakukan dan angka kunjungan wisata bisa meningkat," kata dia.
Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim tidak mematok target tertentu terhadap angka kunjungan wisata. "Terpenting saat ini adalah pemulihan ekonomi masyarakat dengan protokol kesehatan yang harus dijaga," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Jatim, Sinarta, mengatakan, ada beberapa daerah di Jatim yang menyatakan kesiapannya kembali membuka tempat wisata setelah tutup akibat wabah COVID-19. Di antara yang menyatakan siap adalah Kabupaten Banyuwangi, Kota Batu, Kabupaten Pacitan, dan Blitar.
Dari hasil koordinasi dengan kabupaten/kota, sampai hari ini sudah ada 111 daya tarik wisata yang sudah kembali buka. "Kami berharap dengan dibukanya objek-objek wisata di Jatim, ekonomi masyarakat dapat bisa segera pulih, tetapi protokol kesehatan merupakan kewajiban pokok," kata Sinarta.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tatanan normal baru memberikan harapan bagi industri pariwisata Jatim untuk bangkit setelah terpuruk karena virus Corona. Selama fase tersebut, Jatim bakal lebih agresif mengincar wisatawan domestik untuk memulihkan sektor pariwisata, terutama Kawah Ijen dan Kawasan Bromo Tenger Semeru (BTS).
"PR kami adalah menarik sebanyak-banyaknya turis domestik namun dengan sejumlah persyaratan ketat. Karena jangan sampai ini menimbulkan persoalan baru," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Minggu (19/7/2020). (Baca juga: Jatim Menang Lomba New Normal, Kenapa Jakarta Tidak? Ini Jawaban Mendagri )
Khofifah menyebut selama pandemi, terjadi penurunan drastis terhadap angka kunjungan wisata di Jatim. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Jatim turun dari 17.047 kunjungan pada Juni 2020 menjadi 0 kunjungan pada Juni 2020.
Sementara pergerakan jumlah wisatawan domestik, hingga Juni 2020 diketahui menurun hingga 79 persen jika dibandingkan Juni 2019 lalu. Pada Juni 2019 lalu, jumlah wisatawan domestik mencapai 44,4 juta orang. Sementara Juni 2020 jumlahnya melorot hingga 9,4 juta. (Baca juga: Bangkitkan Sektor Pariwisata, Ini Usulan Kadin Jatim )
"Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang sangat terdampak akibat pandemi ini. Tidak cuma tempat wisatanya saja, tapi juga instrumen pendukung lain seperti hotel, tempat oleh-oleh, pelaku UMKM, transportasi wisata, dan lain sebagainya," kata dia.
Khofifah mengatakan, saat ini beberapa destinasi wisata sudah mulai beroperasi meski jumlah pengunjung dibatasi hanya berkisar 10%-20% dari kapasitas maksimum. Objek wisata yang kembali beroperasi diwajibkan menerapkan protokol kesehatan atau tata cara pencegahan virus corona. Pemprov Jatim terus berupaya meyakinkan publik bahwa penanganan virus corona ini dilakukan dengan baik.
"Kami berharap kuartal ketiga 2020 pandemi ini bisa teratasi seluruhnya. Sehingga promosi wisata bisa kembali dilakukan dan angka kunjungan wisata bisa meningkat," kata dia.
Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim tidak mematok target tertentu terhadap angka kunjungan wisata. "Terpenting saat ini adalah pemulihan ekonomi masyarakat dengan protokol kesehatan yang harus dijaga," jelas dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Jatim, Sinarta, mengatakan, ada beberapa daerah di Jatim yang menyatakan kesiapannya kembali membuka tempat wisata setelah tutup akibat wabah COVID-19. Di antara yang menyatakan siap adalah Kabupaten Banyuwangi, Kota Batu, Kabupaten Pacitan, dan Blitar.
Dari hasil koordinasi dengan kabupaten/kota, sampai hari ini sudah ada 111 daya tarik wisata yang sudah kembali buka. "Kami berharap dengan dibukanya objek-objek wisata di Jatim, ekonomi masyarakat dapat bisa segera pulih, tetapi protokol kesehatan merupakan kewajiban pokok," kata Sinarta.
(nth)