Harga Kebutuhan Pokok di Sukabumi Melambung Tinggi, Warga Kian Merana
loading...
A
A
A
SUKABUMI - Harga kebutuhan pokok di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, melambung tinggi. Kondisi ini membuat warga semakin merana. Salah satunya dirasakan Mak Aweng (52), seorang janda yang membesarkan empat anak dari hasil usaha jualan kopi.
Mak Aweng mengeluhkan beban hidup yang dihadapinya, akibat kenaikan harga bahan pokok yang terus meningkat. Perempuan lanjut usia, yang mengandalkan usaha menjual kopi seduh untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya tersebut, merasakan semakin hari semakin sulit mencari uang untuk membeli bahan k ebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari.
Meskipun ia berusaha dengan sungguh-sungguh, ia hanya bisa menghasilkan kurang dari Rp50 ribu setiap harinya. Dana tersebut, belum termasuk biaya sehari-hari dan ongkos perjalanan dari Cimanggu, ke tempat dirinya berjualan di Pasar Palabuhanratu.
Untuk perjalanan sehari, ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp20 ribu untuk bayar ongkos ojek. Ia merasa terjebak dalam situasi yang sulit, di mana kebutuhan pokok semakin mahal sementara pendapatannya terbatas.
"Segala bahan pokok makin naik, kalau tidak jualan kopi mau bagaimana lagi. Semakin hari makin menyulitkan. Kopi aja sekarang mahal satu rencengnya," ucap Mak Aweng, Jumat (3/11/2023).
Di sela melayani pembeli, Mak Aweng menceritakan suaminya pada tahun 2010 meninggal, di situ dia terpaksa harus membesarkan anak-anaknya sendiri. Ia menjalankan bisnis kopi sejak anak-anaknya masih kecil, hingga mereka lulus dari SMA.
Mak Aweng mengeluhkan beban hidup yang dihadapinya, akibat kenaikan harga bahan pokok yang terus meningkat. Perempuan lanjut usia, yang mengandalkan usaha menjual kopi seduh untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya tersebut, merasakan semakin hari semakin sulit mencari uang untuk membeli bahan k ebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari.
Meskipun ia berusaha dengan sungguh-sungguh, ia hanya bisa menghasilkan kurang dari Rp50 ribu setiap harinya. Dana tersebut, belum termasuk biaya sehari-hari dan ongkos perjalanan dari Cimanggu, ke tempat dirinya berjualan di Pasar Palabuhanratu.
Baca Juga
Untuk perjalanan sehari, ia harus mengeluarkan biaya sebesar Rp20 ribu untuk bayar ongkos ojek. Ia merasa terjebak dalam situasi yang sulit, di mana kebutuhan pokok semakin mahal sementara pendapatannya terbatas.
"Segala bahan pokok makin naik, kalau tidak jualan kopi mau bagaimana lagi. Semakin hari makin menyulitkan. Kopi aja sekarang mahal satu rencengnya," ucap Mak Aweng, Jumat (3/11/2023).
Di sela melayani pembeli, Mak Aweng menceritakan suaminya pada tahun 2010 meninggal, di situ dia terpaksa harus membesarkan anak-anaknya sendiri. Ia menjalankan bisnis kopi sejak anak-anaknya masih kecil, hingga mereka lulus dari SMA.