Ogoh-ogoh, Raksasa Perwujudan Makhluk Halus Beraura Negatif yang Diarak Jelang Nyepi

Kamis, 23 Maret 2023 - 10:31 WIB
loading...
Ogoh-ogoh, Raksasa Perwujudan Makhluk Halus Beraura Negatif yang Diarak Jelang Nyepi
Pawai Ogoh-ogoh dengan diarak keliling diiringi gamelan Bali dilaksanakan umat Hindu sehari menjelang Hari Raya Nyepi atau pangerupukan. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
SEHARI menjelang Hari Raya Nyepi atau pangerupukan, umat Hindu mengadakan pawai Ogoh-ogoh yang diarak keliling beramai-ramai dan diiringi gamelan Bali atau Bleganjur. Selesai diarak, ogoh-ogoh selanjutnya dibakar sebagai perwujudan membasmi sifat buruk.

Ogoh-ogoh, Raksasa Perwujudan Makhluk Halus Beraura Negatif yang Diarak Jelang Nyepi

Ogoh-ogoh diarak umat Hindu di Bali menjelang Hari Raya Nyepi. Foto/Ist

Selain di Bali yang mayoritas warganya beragama Hindu, arak-arakan ogoh-ogoh juga dilakukan di berbagai daerah di Indonesia.


Ogoh-ogoh merupakan personifikasi dari berbagai jenis mahkluk halus dengan aura negatif yang dalam bahasa Hindu disebut Bhuta Kala atau bahasa umumnya biasa disebut setan.

Ogoh-ogoh, Raksasa Perwujudan Makhluk Halus Beraura Negatif yang Diarak Jelang Nyepi

Pawai Ogoh-ogoh menjelang Hari Raya Nyepi. Foto/Dok.SINDOnews

Bhuta Kala dalam Ogoh-ogoh merupakan representasi dari kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala). Bhuta Kala merupakan sosok yang menakutkan dan menyeramkan yang diwujudkan dalam bentuk raksasa.

Dikutip dari laman PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia), pawai ogoh-ogoh sesungguhnya merupakan pawai budaya bernapaskan Tattwa atau Filsafat Hindu. Pawai ogoh-ogoh juga merupakan implementasi dari konsep agama Hindu dalam memerangi segala bentuk kekuatan negatif abstrak (niskala).


Hal itu mengingat ogoh-ogoh merupakan perwujudan dari berbagai jenis mahkluk alam bawah yang dipercaya membawa aura negatif. Setelah diarak beramai-ramai dalam malam menjelang Nyepi, ogoh-ogoh pun kemudian dibakar. Pembakaran ogoh-ogoh ini dimaknai sebagai membasmi sifat buruk.

Ogoh-ogoh diambil dari sebutan ogah-ogah dari bahasa Bali artinya sesuatu yang digoyang-goyangkan. Dari laman prokomsetda.bulelengkab disebutkan bahwa pada 1983 merupakan bagian penting dalam sejarah ogoh-ogoh di Bali.

Saat itu mulai dibuat wujud-wujud bhuta kala berkenaan dengan Hari Raya Nyepi di Bali. Selanjutnya melalui keputusan presiden dinyatakan Nyepi sebagai hari libur nasional. Sejak saat itu masyarakat di Bali membuat boneka raksasa menyeramkan yang merupakan perwujudan Bhuta Kala.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2058 seconds (0.1#10.140)