Karomah Sunan Bayat yang Mengutuk Calon Murid Pertamanya Menjadi Seekor Domba

Rabu, 08 Maret 2023 - 07:49 WIB
loading...
Karomah Sunan Bayat yang Mengutuk Calon Murid Pertamanya Menjadi Seekor Domba
Sunan Bayat atau yang juga bergelar Pangeran Mangkubumi ini adalah salah satu ulama penyebar agama Islam di Jawa Tengah. Sunan Bayat adalah putra dari Ki Ageng Pandan Arang, bupati pertama Semarang. (Ist)
A A A
Sunan Bayat atau yang juga bergelar Pangeran Mangkubumi ini adalah salah satu ulama penyebar agama Islam di Jawa Tengah. Sunan Bayat adalah putra dari Ki Ageng Pandan Arang, bupati pertama Semarang .

Sepeninggal Ki Ageng Pandan Arang, Pangeran Mangkubumi, menggantikannya sebagai bupati Semarang kedua dengan nama Pandanaran. Dia juga merupakan murid dari Sunan Gunung Jati, anggota Wali Songo.

Sepeninggalan ayahnya, Pandanaran menjalankan pemerintahan dengan baik dan selalu patuh dengan ajaran–ajaran Islam. Namun lama-kelamaan terjadilah perubahan. Tugas-tugas pemerintahan sering pula dilalaikan, begitu pula mengenai perawatan pondok-pondok pesantren dan tempat-tempat ibadah.

Sultan Demak Bintoro, yang mengetahui hal ini, lalu mengutus Sunan Kalijaga dari Kadilangu, Demak, untuk menyadarkannya. Terdapat beberapa versi cerita bagaimana Sunan Kalijaga menyadarkan sang bupati.

Di antaranya Sunan Kalijaga menyamar sebagai seorang pencari rumput dan pergi ke kediaman Pangeran Mangkubumi dan menawarkan sekeranjang rumput yang dia bawa.

Baca: Pilu dan Diselimuti Kesedihan, Begini Gambaran Istana Majapahit saat Raden Wijaya Mangkat.

Sehingga terjadi dialog antara Sunan Kalijaga dengan sang bupati. "Rumput yang bagus kisanak...berapa harganya, ?" tanya sang bupati. Lalu Sunan Kalijaga yang menyamar menjadi tukang rumput mengatakan, "Rumput ini saya peroleh dari gunung Jabalkat tuan...sebuah tempat yang membawa berkah dan karomah...anda bisa memilikinya dengan menukar seluruh harta benda yang tuan Bupati miliki..." kata si pencari rumput ini.

"Gila kamu...mana mungkin rumput sesegar ini berasal dari Jabalkat yang letaknya jauh dari sini...yang lebih gila lagi mana mungkin aku menukar seluruh hartaku untuk sekeranjang rumput ini...ahhh ...pergi kamu..."

dengan nada keras sang bupati mengusir pencari rumput ini. Ke esokan harinya kembali lagi sang bupati didatangi pencari rumput ini dan dialog yang sama terulang kembali. Dialog pun berakhir dengan diusirnya kembali sang penjual rumput.

Ke esokan harinya kembali sang pencari rumput mendatangi kediaman sang bupati untuk ke tiga kalinya. Dialog yang sama pun terjadi lagi. Tapi kali ini sang penjual rumput berargumen lebih kuat sehingga membuat jengkel sang bupati.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1192 seconds (0.1#10.140)