Rahasia Kecantikan Ken Dedes, Cahaya Betisnya Memikat Ken Arok
Jum'at, 26 Agustus 2022 - 07:54 WIB
Sebelum Ken Arok, raja atau pemimpin Tumapel, Tunggul Ametung, Akuwu yang merupakan wilayah bawahan Kerajaan Panjalu Kediri juga jatuh hati pada Ken Dedes. Tunggul Ametung segera ingin mempersunting sang gadis cantik itu.
Tunggul Ametung mendatangi kediaman Ken Dedes. Karena saat itu ayahnya sedang berada di hutan, Ken Dedes meminta Tunggul Ametung supaya sabar menunggu. Namun Tunggul Ametung tidak kuasa menahan diri. Ken Dedes pun dibawanya pulang dengan paksa ke Kerajaan Tumapel untuk dinikahi.
Baca juga:
Ketika Mpu Purwa pulang ke rumah, dia marah mendapati putrinya telah diculik. Dia pun mengutuk. "Hai orang yang melarikan anak ku, semoga tidak mengenyam kenikmatan, matilah dia dibunuh dengan keris. Demikian juga orang-orang Panawijen, keringlah sumurnya, semoga tidak keluar air dari kolamnya," katanya.
Kutukan Mpu Purwa pun terbukti dengan tewasnya Tunggul Ametung di tangan Ken Arok dengan keris Mpu Gandring.
Cerita lain menyebutkan bahwa Ken Dedes memiliki wahyu keprabon. Sehingga pemilik wahyu keprabon akan mendapat kekuasaan. Selain itu konon Ken Dedes adalah penganut Buddha yang telah menguasai ilmu Karma Amamadang. Pemilik Ilmu Karma Amamadang ini bertingkah laku sempurna, tanpa cela dan salah langkah.
Dalam sejarah dicatat keturunan Ken Dedes dari benih Tunggul Ametung jauh sampai ke cucu-cicitnya mulai Anusapati, Ranggawuni, dan Kertanegara menjadi raja maupun pembesar di Singasari.
Begitu juga dari benih Ken Arok, Ken Dedes memberikan keturunan hingga cicitnya menjadi orang-orang besar di Kerajaan Singasari maupun Majapahit hingga Raden Wijaya. Sampai digaris keturunan ke empat, terjadi penyatuan antara keturunan Ken Dedes dari darah Ken Arok yaitu Raden Wijaya dengan keturunan Ken Dedes dari darah Tunggul Ametung.
Peristiwa ini diketahui dari pernikahan Raden Wijaya dengan dua putri Kertanegara, Tribhuana Prameswari dan Gayatri Rajapatni yang tercatat sebagai manusia-manusia tangguh dan besar yang di Kerajaan Singasari dan Majapahit.
Tunggul Ametung mendatangi kediaman Ken Dedes. Karena saat itu ayahnya sedang berada di hutan, Ken Dedes meminta Tunggul Ametung supaya sabar menunggu. Namun Tunggul Ametung tidak kuasa menahan diri. Ken Dedes pun dibawanya pulang dengan paksa ke Kerajaan Tumapel untuk dinikahi.
Baca Juga
Baca juga:
Ketika Mpu Purwa pulang ke rumah, dia marah mendapati putrinya telah diculik. Dia pun mengutuk. "Hai orang yang melarikan anak ku, semoga tidak mengenyam kenikmatan, matilah dia dibunuh dengan keris. Demikian juga orang-orang Panawijen, keringlah sumurnya, semoga tidak keluar air dari kolamnya," katanya.
Kutukan Mpu Purwa pun terbukti dengan tewasnya Tunggul Ametung di tangan Ken Arok dengan keris Mpu Gandring.
Cerita lain menyebutkan bahwa Ken Dedes memiliki wahyu keprabon. Sehingga pemilik wahyu keprabon akan mendapat kekuasaan. Selain itu konon Ken Dedes adalah penganut Buddha yang telah menguasai ilmu Karma Amamadang. Pemilik Ilmu Karma Amamadang ini bertingkah laku sempurna, tanpa cela dan salah langkah.
Dalam sejarah dicatat keturunan Ken Dedes dari benih Tunggul Ametung jauh sampai ke cucu-cicitnya mulai Anusapati, Ranggawuni, dan Kertanegara menjadi raja maupun pembesar di Singasari.
Begitu juga dari benih Ken Arok, Ken Dedes memberikan keturunan hingga cicitnya menjadi orang-orang besar di Kerajaan Singasari maupun Majapahit hingga Raden Wijaya. Sampai digaris keturunan ke empat, terjadi penyatuan antara keturunan Ken Dedes dari darah Ken Arok yaitu Raden Wijaya dengan keturunan Ken Dedes dari darah Tunggul Ametung.
Peristiwa ini diketahui dari pernikahan Raden Wijaya dengan dua putri Kertanegara, Tribhuana Prameswari dan Gayatri Rajapatni yang tercatat sebagai manusia-manusia tangguh dan besar yang di Kerajaan Singasari dan Majapahit.
tulis komentar anda