Dokter Palsu PT Pelni Ternyata Setor Ijazah pada Dua Oknum, Siapa Dia?
Senin, 29 Juni 2020 - 08:38 WIB
MAKASSAR - Teka-teki dugaan kecurangan pada proses rekrutmen Sulaiman saat mendaftar sebagai dokter pada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Persero, sedikit demi sedikit mulai terungkap. Dokter palsu yang mengelabui negara selama puluhan tahun sejak tahun 1991 ini, mengakui sejumlah data dan fakta kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Data tersebut diantaranya yakni penyetoran ijazah Sulaiman yang belakangan diketahui palsu ternyata dilakukan kepada dua oknum di perusahaan milik negara tersebut. Baca : Ada Dokter Palsu di Pelni, ACC Desak Polisi-Jaksa Usut Dugaan Nepotismenya
"Memang ada dua orang yang kita ketahui merupakan oknum yang menerima berkas lamaran kerja terdakwa. Tapi, saya tidak tahu yah, apakah itu ada hubungannya dengan kecurangan rekrutmen," ungkap JPU Kejati Sulsel, Ridwan Sahputra kepada SINDOnews.
Ridwan sendiri mengaku tidak ingin mengaitkan-ngaitkan perkara dugaan pemalsuan dokumen dengan perkara lain yang mungkin turut serta terjadi. Ia juga juga menyebut jika kedua oknum tersebut tidak ada hubungannya dengan perkara yang sementara ini ditanganinya.
"Dua orang itu tidak ada hubungannya dengan perkara yang sementara ini kita tangani. Terlebih sesuai tugas saya, saya hanya fokus dengan dakwaan pemalsuan akta autentik yang dilakukan terdakwa," tegasnya. Baca Juga : Gara-gara Salah Tulis Titel Rektor, Kedok Dokter Palsu PT Pelni Terbongkar
Sementara itu, peneliti Anti Corruption Committe (ACC-Sulawesi), Angga Reksa,telah lebih dulu menyerukan pengusutan dugaan nepotisme, kolusi serta kecurangan yang terjadi pada proses rekrutmen Sulaiman.
Pengusutan tersebut terlebih karena sepak terjang Sulaiman sebagai dokter gadungan yang "dilegalkan" beroperasi selama puluhan tahun dan telah menangani puluhan bahkan ratusan pasien. "Bagaimana bisa dokter tersebut tidak dicurigai oleh perusahaan. Sementara bekal sang dokter hanya literatur kedokteran," tukasnya.
Untuk itu Ia meminta agar penyidik kepolisian serta JPU tak segan mengembangkan fakta-fakta di pengadilan utamanya berkaitan dengan nepotisme. "Kami pikir dugaan yang mengarah ke nepotisme cukup kuat, karenanya kita harap penyidik kepolisian dan JPU dapat menggali keterangan terdakwa dan saksi-saksi," pungkasnya. Baca Lagi : Dokter Palsu PT Pelni Jalani Sidang di Pengadilan Seorang Diri
Data tersebut diantaranya yakni penyetoran ijazah Sulaiman yang belakangan diketahui palsu ternyata dilakukan kepada dua oknum di perusahaan milik negara tersebut. Baca : Ada Dokter Palsu di Pelni, ACC Desak Polisi-Jaksa Usut Dugaan Nepotismenya
"Memang ada dua orang yang kita ketahui merupakan oknum yang menerima berkas lamaran kerja terdakwa. Tapi, saya tidak tahu yah, apakah itu ada hubungannya dengan kecurangan rekrutmen," ungkap JPU Kejati Sulsel, Ridwan Sahputra kepada SINDOnews.
Ridwan sendiri mengaku tidak ingin mengaitkan-ngaitkan perkara dugaan pemalsuan dokumen dengan perkara lain yang mungkin turut serta terjadi. Ia juga juga menyebut jika kedua oknum tersebut tidak ada hubungannya dengan perkara yang sementara ini ditanganinya.
"Dua orang itu tidak ada hubungannya dengan perkara yang sementara ini kita tangani. Terlebih sesuai tugas saya, saya hanya fokus dengan dakwaan pemalsuan akta autentik yang dilakukan terdakwa," tegasnya. Baca Juga : Gara-gara Salah Tulis Titel Rektor, Kedok Dokter Palsu PT Pelni Terbongkar
Sementara itu, peneliti Anti Corruption Committe (ACC-Sulawesi), Angga Reksa,telah lebih dulu menyerukan pengusutan dugaan nepotisme, kolusi serta kecurangan yang terjadi pada proses rekrutmen Sulaiman.
Pengusutan tersebut terlebih karena sepak terjang Sulaiman sebagai dokter gadungan yang "dilegalkan" beroperasi selama puluhan tahun dan telah menangani puluhan bahkan ratusan pasien. "Bagaimana bisa dokter tersebut tidak dicurigai oleh perusahaan. Sementara bekal sang dokter hanya literatur kedokteran," tukasnya.
Untuk itu Ia meminta agar penyidik kepolisian serta JPU tak segan mengembangkan fakta-fakta di pengadilan utamanya berkaitan dengan nepotisme. "Kami pikir dugaan yang mengarah ke nepotisme cukup kuat, karenanya kita harap penyidik kepolisian dan JPU dapat menggali keterangan terdakwa dan saksi-saksi," pungkasnya. Baca Lagi : Dokter Palsu PT Pelni Jalani Sidang di Pengadilan Seorang Diri
(sri)
tulis komentar anda