Songsong KTT G-20, Permasalahan Sampah Sarbagita Perlu Terobosan Nyata
Jum'at, 15 April 2022 - 07:17 WIB
“Kami mendorong dan siap membantu Pemerintah Provinsi Bali, khususnya kawasan Sarbagita, dalam pengelolaan sampah ini. Bali harus bisa menjadi role model penaganan persampahan di Indonesia. Apalagi Pulau Dewata akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada November mendatang,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (15/4/2022).
Safrizal menerangkan dalam rapat koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) di Bali pada 14 Februari lalu, diputuskan Kemendagri dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendampingi percepatan penanganan sampah di wilayah Sarbagita guna menyukseskan perhelatan KTT G-20 pada 15-16 November 2020.
Tim pendamping pun bergerak cepat dengan meninjau langsung sejumlah tempat pembuangan akhir (TPA), seperti Regional Suwung (Denpasar), Mandung (Tabanan), dan Padang Tegal di Gianyar.
“Kami juga melihat anggaran urusan persampahan terlau fokus pada penanganan, tetapi untuk pemberdayaan masyarakat atau di sektor hulu masih sangat minim. Padahal, penting memberikan edukasi dan contoh aksi nyata kepada masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah secara mandiri sehingga mengurangi beban di hilirnya, yakni TPA,” tutur mantan Kepala Pusat Inovasi BPP Kemendagri tersebut.
Safrizal mengungkapkan bahwa penanganan sampah di kawasan Sarbagita perlu terobosan nyata. Hal ini terkait erat dengan perubahan paradigma, percepatan aksi dan perwujudan kolaborasi. Baca: Polda Jateng Bongkar Penimbunan Ribuan Liter Solar di Cilacap.
Maka dari itu, menindaklanjuti direktif Mendagri, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan menginisiasi Gerakan Inovasi Langsung Aksi Tuntaskan Sampah atau disingkat #GilasSampah yang dirangkaikan dengan penyelenggaraan Indonesia International Waste Expo (IIWAS 2022).
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan aksi kolaboratif yag melibatkan seluruh stakeholders baik Pemerintah, sektor privat maupun masyarakat luas.
“Tunggu tanggal mainnya dalam beberapa hari ini. Kita bangun optimisme untuk tuntaskan masalah persampahan dengan langkah nyata terobosan," pungkas Safrizal.
Safrizal menerangkan dalam rapat koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) di Bali pada 14 Februari lalu, diputuskan Kemendagri dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mendampingi percepatan penanganan sampah di wilayah Sarbagita guna menyukseskan perhelatan KTT G-20 pada 15-16 November 2020.
Tim pendamping pun bergerak cepat dengan meninjau langsung sejumlah tempat pembuangan akhir (TPA), seperti Regional Suwung (Denpasar), Mandung (Tabanan), dan Padang Tegal di Gianyar.
“Kami juga melihat anggaran urusan persampahan terlau fokus pada penanganan, tetapi untuk pemberdayaan masyarakat atau di sektor hulu masih sangat minim. Padahal, penting memberikan edukasi dan contoh aksi nyata kepada masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah secara mandiri sehingga mengurangi beban di hilirnya, yakni TPA,” tutur mantan Kepala Pusat Inovasi BPP Kemendagri tersebut.
Safrizal mengungkapkan bahwa penanganan sampah di kawasan Sarbagita perlu terobosan nyata. Hal ini terkait erat dengan perubahan paradigma, percepatan aksi dan perwujudan kolaborasi. Baca: Polda Jateng Bongkar Penimbunan Ribuan Liter Solar di Cilacap.
Maka dari itu, menindaklanjuti direktif Mendagri, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan menginisiasi Gerakan Inovasi Langsung Aksi Tuntaskan Sampah atau disingkat #GilasSampah yang dirangkaikan dengan penyelenggaraan Indonesia International Waste Expo (IIWAS 2022).
Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan aksi kolaboratif yag melibatkan seluruh stakeholders baik Pemerintah, sektor privat maupun masyarakat luas.
“Tunggu tanggal mainnya dalam beberapa hari ini. Kita bangun optimisme untuk tuntaskan masalah persampahan dengan langkah nyata terobosan," pungkas Safrizal.
(nag)
tulis komentar anda