Kejam! Kepala Sekolah Diduga Tampar dan Injak Perut Siswa SMP hingga Dirawat di Rumah Sakit
Sabtu, 12 Februari 2022 - 16:30 WIB
PALEMBANG - Hanya gara-gara terlambat masuk sekolah, seorang siswa SMP di Kota Palembang, Sumatera Selatan, diduga dianiaya oleh kepala sekolahnya. Akibat dugaan penganiayaan tersebut, korban mengalami sakit di bagian perut dan harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bari Palembang.
Korban dugaan kekerasan itu diketahui bernama Hendri. Pelajar berusia 15 tahun tersebut, kini hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit. Perutnya mengalami luka, yang diduga akibat diinjak.
Kakak korban, Yustari mengatakan, awalnya adiknya mengalami sakit demam biasa dan harus izin untuk tidak masuk sekolah. Setelah kondisinya membaik korban kemudian masuk sekolah, namun karena korban terlambat datang ke sekolah, kemudian dihukum push up sebanyak 100 kali.
"Adik saya mengeluh tak sanggup melakukan push up sebanyak itu, karena kondisinya baru sembuh dari sakit. Kemudian adik saya ditampar dan diinjak oleh kepala sekolah hingga korban mengalami sakit di bagian perut," terang Yustari.
Peristiwa dugaan kekerasan itu sendiri terjadi pada bulan November 2021 silam. Saat ini korban telah menjalani operasi, dan dalam waktu dekat akan kembali menjalani operasi ke dua karena ususnya berada di luar perut.
Usai peristiwa kekerasan tersebut, keluarga korban mengaku telah membuat laporan ke SPKT Polrestabes Palembang. Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi mengatakan, sudah melakukan pengecekan terhadap korban yang diduga dianiaya. "Belum ada laporan masuk terkait dugaan penganiayaan ini," tegasnya.
Baca Juga
Korban dugaan kekerasan itu diketahui bernama Hendri. Pelajar berusia 15 tahun tersebut, kini hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit. Perutnya mengalami luka, yang diduga akibat diinjak.
Kakak korban, Yustari mengatakan, awalnya adiknya mengalami sakit demam biasa dan harus izin untuk tidak masuk sekolah. Setelah kondisinya membaik korban kemudian masuk sekolah, namun karena korban terlambat datang ke sekolah, kemudian dihukum push up sebanyak 100 kali.
"Adik saya mengeluh tak sanggup melakukan push up sebanyak itu, karena kondisinya baru sembuh dari sakit. Kemudian adik saya ditampar dan diinjak oleh kepala sekolah hingga korban mengalami sakit di bagian perut," terang Yustari.
Peristiwa dugaan kekerasan itu sendiri terjadi pada bulan November 2021 silam. Saat ini korban telah menjalani operasi, dan dalam waktu dekat akan kembali menjalani operasi ke dua karena ususnya berada di luar perut.
Usai peristiwa kekerasan tersebut, keluarga korban mengaku telah membuat laporan ke SPKT Polrestabes Palembang. Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi mengatakan, sudah melakukan pengecekan terhadap korban yang diduga dianiaya. "Belum ada laporan masuk terkait dugaan penganiayaan ini," tegasnya.
(eyt)
tulis komentar anda