Kisah Ki Ageng Selo Sang Penakluk Petir dan Anti Kesambet

Kamis, 06 Januari 2022 - 09:43 WIB
Kalimat itu sakral bagi sebagian penduduk lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Mereka percaya kalimat itu adalah mantra yang menghindarkan mereka dari sambaran petir ketika hujan.

Ki Ageng Selo hijrah ke sebuah desa di sebelah timur Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Dia hidup sebagai petani dan memperdalam spiritualitas, filsafat serta ilmu kepemimpinan. Desa tempatnya tinggal kini kemudian dinamakan Desa Selo. Di desa ini juga dia meninggal dan dimakamkan.



Cicit Ki Ageng Selo bernama Sutawijaya yang berjuluk Ngabehi Loring Pasar adalah pendiri Kerajaan Mataram II atau Kesultanan Mataram. Sutawijaya memerintah sebagai raja pertama pada tahun 1587-1601.

Meski dikenal karena kesaktiannya, namun Ki Ageng Selo pernah ditolak menjadi anggota prajurit tamtama Kerajaan Demak.

Karena dalam ujian mengalahkan banteng, dia memanglingkan kepalanya, ketika akibat pukulannya, darah yang menyembur dari kepala banteng, mengenai matanya.

Karena memalingkan kepalanya itu, dia dipandang tidak tahan melihat darah, dan karena itu tidak memenuhi syarat. Penolakan itu membuat Ki Ageng Selo kecewa. Bila cita-cita ini tidak dapat tercapai olehnya sendiri, maka dia mengharapkan keturunannya nanti menjadi seorang pemimpin yang pemberani.

Ki Ageng Selo bertempat tinggal di sebuah desa di sebelah timur Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Ia hidup berprofesi sebagai petani yang gemar memperdalam ilmu agama dan tumbuh sebagai seorang yang religius.

(sumber: Dok.Sindonews/wikipedia)
(nic)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More