Rebutan Kampus, Pendiri-Dosen Yayasan TEDC Geruduk Kantor LLDIKTI-IV
Jum'at, 31 Desember 2021 - 06:11 WIB
"Akan tetapi, saat ini terdapat dua kepengurusan di Yayasan TEDC, kami berharap pemerintah segera meluruskan hal ini," tegas dia.
Lebih lanjut Frans mengatakan bahwa pihaknya sendiri sudah melakukan berbagai upaya klarifikasi sejak 2011 silam. Akan tetapi, hingga saat ini, persoalan tersebut terkatung-katung dan tidak pernah selesai.
Disinggung hasil pertemuan dengan pihak LLDIKTI Wilayah IV, pihaknya mengaku kecewa. Pasalnya, Kepala LLDIKTI Wilayah IV tidak ada di tempat dan pihaknya hanya dilayani staf.
"Kecewa iya, karena pemerintah tidak boleh abai, di pusat ada kementerian dan di daerah ada LLDIKTI, namanya juga lembaga pelayanan pendidikan tinggi. Apapun harus dilayani tanpa melihat sifat-sifat formal karena seperti kata presiden, kita harus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," ungkapnya.
Pihaknya pun berharap, pemerintah pusat segera turun tangan mengatasi persoalan tersebut. Pihaknya khawatir, persoalan tersebut mengganggu psikologis mahasiswa.
"Karena lulusan-lulusan yang qualified tidak bisa dihasilkan dengan kondisi seperti ini. Kami berjalan karena sangat mementingkan hak-hak mahasiswa, maka kami miris ketika ada lembaga yang melakukan pembelajaran akademi yang tidak sesuai," tandas dia.
Lebih lanjut Frans mengatakan bahwa pihaknya sendiri sudah melakukan berbagai upaya klarifikasi sejak 2011 silam. Akan tetapi, hingga saat ini, persoalan tersebut terkatung-katung dan tidak pernah selesai.
Disinggung hasil pertemuan dengan pihak LLDIKTI Wilayah IV, pihaknya mengaku kecewa. Pasalnya, Kepala LLDIKTI Wilayah IV tidak ada di tempat dan pihaknya hanya dilayani staf.
"Kecewa iya, karena pemerintah tidak boleh abai, di pusat ada kementerian dan di daerah ada LLDIKTI, namanya juga lembaga pelayanan pendidikan tinggi. Apapun harus dilayani tanpa melihat sifat-sifat formal karena seperti kata presiden, kita harus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat," ungkapnya.
Pihaknya pun berharap, pemerintah pusat segera turun tangan mengatasi persoalan tersebut. Pihaknya khawatir, persoalan tersebut mengganggu psikologis mahasiswa.
"Karena lulusan-lulusan yang qualified tidak bisa dihasilkan dengan kondisi seperti ini. Kami berjalan karena sangat mementingkan hak-hak mahasiswa, maka kami miris ketika ada lembaga yang melakukan pembelajaran akademi yang tidak sesuai," tandas dia.
(nic)
tulis komentar anda