Tikaman Belati Ra Tanca pada Raja Majapahit Membuka Jalan Trah Kertanegara
Selasa, 26 Oktober 2021 - 05:00 WIB
Ra Tanca yang memiliki kemampuan medis dipanggil untuk melakukan operasi. Satu kali pembedahan gagal. Begitu juga dengan pembedahan yang kedua kalinya.
Pada pembedahan yang ketiga, Ra Tanca berhasil mengiris bisul. Namun sekalian ia tikamkan belati bedah pada tubuh Jayanegara. Di atas tempat tidurnya, Raja Majapahit itu tewas seketika. Melihat insiden pembunuhan itu, Gajah Mada yang berada di lokasi langsung bergerak menikam Ra Tanca.
Tabib Istana yang bekas Dharmaputra itu tewas seketika di lokasi yang sama. Tragedi itu berlangsung tahun Saka 1250 atau tahun Masehi 1328. Setelah Raja Jayanegara mangkat, Gajah Mada mengangkat Bhre Kahuripan dan Bhre Daha memegang tampuk pemerintahan Majapahit.
Kelak keturunan mereka yang bernama Hayam Wuruk membawa jaman keemasan Majapahit. Langkah politik Gajah Mada mendapat sambutan positif dari orang-orang Majapahit yang tidak menyukai keturunan Dara Petak yang berasal dari Negeri Melayu.
Gajah Mada juga mendapat banyak simpati dari orang-orang Singasari. Sementara di sisi lain dengan membunuh Ra Tanca ia juga memperoleh simpati dari pengikut Jayanegara.
"Gajah Mada memberi kesan baik bahwa ia bertindak untuk menegakkan kembali hak keturunan Raja Kertanegara (Raja Singasari terkahir)," tulis Slamet Muljana dalam "Menuju Puncak Kemegahan, Sejarah Kerajaan Majapahit".
Pada pembedahan yang ketiga, Ra Tanca berhasil mengiris bisul. Namun sekalian ia tikamkan belati bedah pada tubuh Jayanegara. Di atas tempat tidurnya, Raja Majapahit itu tewas seketika. Melihat insiden pembunuhan itu, Gajah Mada yang berada di lokasi langsung bergerak menikam Ra Tanca.
Tabib Istana yang bekas Dharmaputra itu tewas seketika di lokasi yang sama. Tragedi itu berlangsung tahun Saka 1250 atau tahun Masehi 1328. Setelah Raja Jayanegara mangkat, Gajah Mada mengangkat Bhre Kahuripan dan Bhre Daha memegang tampuk pemerintahan Majapahit.
Kelak keturunan mereka yang bernama Hayam Wuruk membawa jaman keemasan Majapahit. Langkah politik Gajah Mada mendapat sambutan positif dari orang-orang Majapahit yang tidak menyukai keturunan Dara Petak yang berasal dari Negeri Melayu.
Gajah Mada juga mendapat banyak simpati dari orang-orang Singasari. Sementara di sisi lain dengan membunuh Ra Tanca ia juga memperoleh simpati dari pengikut Jayanegara.
"Gajah Mada memberi kesan baik bahwa ia bertindak untuk menegakkan kembali hak keturunan Raja Kertanegara (Raja Singasari terkahir)," tulis Slamet Muljana dalam "Menuju Puncak Kemegahan, Sejarah Kerajaan Majapahit".
(shf)
tulis komentar anda