Cukai Rokok Naik, Buruh dan Petani di Jatim Was-was Kehilangan Pekerjaan
Jum'at, 27 Agustus 2021 - 17:55 WIB
Pelaku industri dan tenaga kerja dari sigaret kretek tangan (SKT) juga sangat mengkhawatirkan rencana kenaikan cukai rokok pada 2022. Seperti diketahui SKT merupakan sektor padat karya yang paling banyak mempekerjakan perempuan sebagai pelinting.
Umumnya, para pelinting ini merupakan tulang punggung keluarga sebagai sumber nafkah utama. Pemerintah diharapkan dapat melindungi rakyat kecil di sektor ini untuk dapat bertahan di tengah tekanan pandemi dengan cara tidak menaikkan cukai SKT.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jatim, Muhdi mengungkapkan, petani tembakau di Jatim ketar-ketir jika pemerintah segera merealisasikan pengumuman kenaikan tarif cukai.
Berkaca pada momen tahun lalu, pengumuman kenaikan cukai langsung memukul harga jual tembakau di petani. Padahal pada saat tersebut, petani baru saja melakukan panen. Tahun ini, kondisi iklim juga tidak bersahabat.
"Dengan alasan apapun kami menolak pemerintah menaikkan tarif cukai. Harga tembakau petani pasti akan langsung drop. Hingga Agustus pekan lalu banyak tanaman tembakau yang mati karena hujan deras. Ditambah lagi menjelang September ini, pabrikan belum melakukan pembelian tembakau petani. Jika pemerintah menambah dengan pengumuman cukai naik, kiamat lah petani tembakau," ujar Muhdi.
Cukai dinaikkan dipastikan akan membuat serapan tembakau dari pabrikan ke petani tembakau akan semakin menurun. "Harga cukai naik, harga jual rokok naik, seharusnya harga tembakau dari petani naik, tapi kenyataannya tidak demikian. Pabrikan akan berupaya bertahan menurunkan jumlah serapan tembakau petani," sebut Muhdi.
Hal lain yang saat ini juga dikhawatirkan petani tembakau di Jatim khususnya adalah produksi yang diproyeksikan menurun hingga 30 persen. Dari sekitar 100 ribu hektar areal produksi tembakau keseluruhan di Jawa Timur, hanya sekitar 80 ribu hektar yang bisa panen. "Karena terdampak cuaca hasil panen tidak terlalu maksimal. Ditambah lagi saat ini pasarnya sangat lesu ," lanjut Muhdi.
Seluruh petani tembakau di Jatim menolak kenaikan tarif cukai. Petani berharap pemerintah justru membantu mendorong industri hasil tembakau (IHT) bangkit dari pandemi. Bukan justru menghantam industri dari hulu hingga hilir.
Umumnya, para pelinting ini merupakan tulang punggung keluarga sebagai sumber nafkah utama. Pemerintah diharapkan dapat melindungi rakyat kecil di sektor ini untuk dapat bertahan di tengah tekanan pandemi dengan cara tidak menaikkan cukai SKT.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jatim, Muhdi mengungkapkan, petani tembakau di Jatim ketar-ketir jika pemerintah segera merealisasikan pengumuman kenaikan tarif cukai.
Berkaca pada momen tahun lalu, pengumuman kenaikan cukai langsung memukul harga jual tembakau di petani. Padahal pada saat tersebut, petani baru saja melakukan panen. Tahun ini, kondisi iklim juga tidak bersahabat.
"Dengan alasan apapun kami menolak pemerintah menaikkan tarif cukai. Harga tembakau petani pasti akan langsung drop. Hingga Agustus pekan lalu banyak tanaman tembakau yang mati karena hujan deras. Ditambah lagi menjelang September ini, pabrikan belum melakukan pembelian tembakau petani. Jika pemerintah menambah dengan pengumuman cukai naik, kiamat lah petani tembakau," ujar Muhdi.
Cukai dinaikkan dipastikan akan membuat serapan tembakau dari pabrikan ke petani tembakau akan semakin menurun. "Harga cukai naik, harga jual rokok naik, seharusnya harga tembakau dari petani naik, tapi kenyataannya tidak demikian. Pabrikan akan berupaya bertahan menurunkan jumlah serapan tembakau petani," sebut Muhdi.
Baca Juga
Hal lain yang saat ini juga dikhawatirkan petani tembakau di Jatim khususnya adalah produksi yang diproyeksikan menurun hingga 30 persen. Dari sekitar 100 ribu hektar areal produksi tembakau keseluruhan di Jawa Timur, hanya sekitar 80 ribu hektar yang bisa panen. "Karena terdampak cuaca hasil panen tidak terlalu maksimal. Ditambah lagi saat ini pasarnya sangat lesu ," lanjut Muhdi.
Seluruh petani tembakau di Jatim menolak kenaikan tarif cukai. Petani berharap pemerintah justru membantu mendorong industri hasil tembakau (IHT) bangkit dari pandemi. Bukan justru menghantam industri dari hulu hingga hilir.
tulis komentar anda