Kisah Heroik Prajurit Kopassus Pukul Mundur Pasukan Gurkha di Pedalaman Kalimantan
Jum'at, 16 April 2021 - 16:32 WIB
"Karena ada dari para tetua adat yang saat itu masih belia ikut terjun membantu Pasukan Baret Merah dalam mencari jejak dan memandu Pasukan memasuki perbatasan Malaysia," timpal mantan Kapendam XVII/Cenderwasih ini.
Menurut para Tetua Dayak Iban, Pasukan Gurkha yang terkenal itu sempat terkejut dengan serangan pasukan dengan memakai baret merah yang tiba-tiba muncul dari semak-semak dan rerimbunan pepohonan.
"Padahal saat konfrontasi dengan Malaysia memang Pasukan Gurkha dikerahkan dalam jumlah yang cukup banyak. Ya jumlahnya tidak sebanding dengan Pasukan Korps Baret Merah yang diterjunkan kesana. Namun karena dibantu warga Suku Dayak Iban dan Panglima Burung, Pasukan Gurkha dapat diusir hingga kembali ke Malaysia," katanya.
Jejak bekas pertempuran antara pasukan RPKAD dengan Gurkha hingga kini masih bisa ditemui salah satunya adalah bekas Heliped di Bukit Paraku atau Parako. Bekas heliped ini berada persis di salah satu puncak bukit di tepi aliran Sungai Tekelan. Namun pada bagian atas bukit itu kini sudah tertutup rapat tanaman jenis paku-pakuan ini, tak sulit mendakinya. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit mencapai puncaknya.
Dulunya menjadi tempat pendaratan sekaligus markas pasukan Parako, tak mengherankan jika sejumlah masyarakat di kawasan ini kerap menemukan senjata, bahkan mortir yang tertimbun tanah, menjadi “ranjau” di dalam hutan hingga di dasar sungai.
“Kadang malam hari tiba-tiba masyarakat mendengar suara dentuman seperti bom. Setelah dicari tahu, ternyata suara ranjau yang tak sengaja diinjak babi hutan,” kata Kupron, salah satu warga Dayak Iban yang dalam satu kesempatan menemani Wartawan SINDOnews Hendri Irawan menjelajah kawasan TNBK.
Baca: Jejak Keberhasilan Operasi Kopassus di Tanah Papua
Bukit Parako atau Paraku, demikian masyarakat dan petugas TNBK menamai bukit penuh nilai historis ini, rencananya akan dijadikan salah satu destinasi wisata minat khusus yang bisa dikunjungi pelancong.
Selain itu dari berbagai keterangan dan literatur yang ditemukan SINDOnews, juga disebutkan adanya pertempuran antara Pasukan Elite Korps Baret Merah ini dan dengan Pasukan Special Air Service (SAS) di Desa Mapu, Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia. Dalam pertempuran tersebut pasukan RPKAD mampu menewaskan personel SAS saat menyerbu Pos Pasukan Inggris tersebut di Mapu.
Menurut para Tetua Dayak Iban, Pasukan Gurkha yang terkenal itu sempat terkejut dengan serangan pasukan dengan memakai baret merah yang tiba-tiba muncul dari semak-semak dan rerimbunan pepohonan.
"Padahal saat konfrontasi dengan Malaysia memang Pasukan Gurkha dikerahkan dalam jumlah yang cukup banyak. Ya jumlahnya tidak sebanding dengan Pasukan Korps Baret Merah yang diterjunkan kesana. Namun karena dibantu warga Suku Dayak Iban dan Panglima Burung, Pasukan Gurkha dapat diusir hingga kembali ke Malaysia," katanya.
Jejak bekas pertempuran antara pasukan RPKAD dengan Gurkha hingga kini masih bisa ditemui salah satunya adalah bekas Heliped di Bukit Paraku atau Parako. Bekas heliped ini berada persis di salah satu puncak bukit di tepi aliran Sungai Tekelan. Namun pada bagian atas bukit itu kini sudah tertutup rapat tanaman jenis paku-pakuan ini, tak sulit mendakinya. Hanya butuh waktu sekitar 15 menit mencapai puncaknya.
Dulunya menjadi tempat pendaratan sekaligus markas pasukan Parako, tak mengherankan jika sejumlah masyarakat di kawasan ini kerap menemukan senjata, bahkan mortir yang tertimbun tanah, menjadi “ranjau” di dalam hutan hingga di dasar sungai.
“Kadang malam hari tiba-tiba masyarakat mendengar suara dentuman seperti bom. Setelah dicari tahu, ternyata suara ranjau yang tak sengaja diinjak babi hutan,” kata Kupron, salah satu warga Dayak Iban yang dalam satu kesempatan menemani Wartawan SINDOnews Hendri Irawan menjelajah kawasan TNBK.
Baca: Jejak Keberhasilan Operasi Kopassus di Tanah Papua
Bukit Parako atau Paraku, demikian masyarakat dan petugas TNBK menamai bukit penuh nilai historis ini, rencananya akan dijadikan salah satu destinasi wisata minat khusus yang bisa dikunjungi pelancong.
Selain itu dari berbagai keterangan dan literatur yang ditemukan SINDOnews, juga disebutkan adanya pertempuran antara Pasukan Elite Korps Baret Merah ini dan dengan Pasukan Special Air Service (SAS) di Desa Mapu, Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia. Dalam pertempuran tersebut pasukan RPKAD mampu menewaskan personel SAS saat menyerbu Pos Pasukan Inggris tersebut di Mapu.
tulis komentar anda