Kubah Lava Baru Gunung Merapi Muncul di Sisi Selatan Kawah
Jum'at, 05 Februari 2021 - 20:24 WIB
YOGYAKARTA - Kubah baru Gunung Merapi muncul di sisi selatan kawah. Adanya kubah baru ini diketahui Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada pemantauan di puncak Merapi pada Kamis, 4 Februari 2021.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, dari pemantauan tersebut diketahui adanya perubahan morfologi yang diduga kuat merupakan kubah lava baru. "Jadi ini hasil pemantauan pada hari Kamis. Hari ini (Jumat) kita mencoba lakukan pengamatan kembali, namun terkendala cuaca," terangnya saat zoom meeting Jumat (5/2/2021).
Dia menjelaskan, untuk kubah lava baru ini berbeda arah dengan kubah lava 2021. Hal ini lantaran posisi kubah lava baru berada di sisi selatan kawah utama. "Jadi apabila terjadi guguran arahnya ke selatan menuju ke Gendol sesuai dengan bukaan kawah Merapi. Namun ini masih satu jakur dengan kubah lava di sisi barat," ujarnya.
Hanik melanjutkan, kubah lava baru itu masih kecil. Dengan demikian sangat kecil kemungkinan menghasilkan guguran lava pijar atau awan panas dengan jarak yang jauh. "Potensi memang ada, namun kecil sehinggga masih aman karena jarak pemukimam warga berada di radius 6,5 kilometer," sebutnya.
Saat ini berdasarkan data pemantauan seismik, diketahui deformasi dan gas menurun. Tidak ada tekanan magma berlebih yang mencerminkan adanya tambahan suplai magma.
"Volume kubah lava mencapai 158 ribu meter kubik pada 25 Januari 2021. Pada tanggal 28 Januari 2021 menurun menjadi sebesar 62 ribu meter kubik karena aktivitas guguran dan awanpanas. Kemudian pada tanggal 4 Februari 2021 menjadi 117 ribu meter kubik dengan laju pertumbuhan 13 ribu meter kubik per hari, " tandasnya.
Saat warga juga harus mewaspadai kemungkinan terjadinya lahar hujan atau dikenal dengan lahar dingin di hulu Sungai Krasak dan Boyong.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, dari pemantauan tersebut diketahui adanya perubahan morfologi yang diduga kuat merupakan kubah lava baru. "Jadi ini hasil pemantauan pada hari Kamis. Hari ini (Jumat) kita mencoba lakukan pengamatan kembali, namun terkendala cuaca," terangnya saat zoom meeting Jumat (5/2/2021).
Dia menjelaskan, untuk kubah lava baru ini berbeda arah dengan kubah lava 2021. Hal ini lantaran posisi kubah lava baru berada di sisi selatan kawah utama. "Jadi apabila terjadi guguran arahnya ke selatan menuju ke Gendol sesuai dengan bukaan kawah Merapi. Namun ini masih satu jakur dengan kubah lava di sisi barat," ujarnya.
Hanik melanjutkan, kubah lava baru itu masih kecil. Dengan demikian sangat kecil kemungkinan menghasilkan guguran lava pijar atau awan panas dengan jarak yang jauh. "Potensi memang ada, namun kecil sehinggga masih aman karena jarak pemukimam warga berada di radius 6,5 kilometer," sebutnya.
Saat ini berdasarkan data pemantauan seismik, diketahui deformasi dan gas menurun. Tidak ada tekanan magma berlebih yang mencerminkan adanya tambahan suplai magma.
"Volume kubah lava mencapai 158 ribu meter kubik pada 25 Januari 2021. Pada tanggal 28 Januari 2021 menurun menjadi sebesar 62 ribu meter kubik karena aktivitas guguran dan awanpanas. Kemudian pada tanggal 4 Februari 2021 menjadi 117 ribu meter kubik dengan laju pertumbuhan 13 ribu meter kubik per hari, " tandasnya.
Saat warga juga harus mewaspadai kemungkinan terjadinya lahar hujan atau dikenal dengan lahar dingin di hulu Sungai Krasak dan Boyong.
(shf)
tulis komentar anda