Kalah Telak di Pilkada, Golkar Bandung Mulai Memanas

Sabtu, 26 Desember 2020 - 00:30 WIB
Situasi Partai Golkar Bandung mulai memanas menjelang musda perebutan ketua. Foto: Istimewa
BANDUNG - Tensi politik di tubuh Partai Golkar Kabupaten Bandung memanas menyusul kekalahan pasangan calon kepala daerah yang diusung partai berlambang pohon beringin itu di pilkada setempat, 9 Desember 2020 lalu.

Memanasnya tensi politik tersebut dipicu rencana pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Kabupaten Bandung. Dikabarkan, agenda perebutan kursi ketua DPD itu mengalami perubahan jadwal, dari semula 24 Desember 2020 menjadi 5 Januari 2021 mendatang.

Wacana yang berkembang, Dadang M Nasser, Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung saat ini akan kembali mencalonkan diri untuk mempertahankan posisinya di periode 2021-2025. Namun, hasrat politik Dadang bakal mendapatkan tantangan berat dari lawannya sesama pengurus DPD II Golkar Bandung, yakni Anang Susanto. (Baca Juga: Kerap Nyinyir Program Jokowi-Maruf, Golkar Tantang Sandi Pulihkan Pariwisata)





Anang yang kini mengemban amanah sebagai wakil rakyat di DPR RI tampaknya cukup ‘pede’ untuk melanjutkan kursi kepemimpinan DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung. Bahkan, pihaknya mengklaim telah didukung penuh 25 pengurus Partai Golkar tingkat kecamatan (PK) dari 31 PK di Kabupaten Bandung. Apalagi, kalangan kader muda Partai Golkar menilai, Dadang Nasser telah gagal menakhodai partai melihat hasil buruk di pilkada, dengan kekalahan telak pasangan Kurnia Agustina-Usman Sayogi yang dijagokan.

"Kemarin yang keringat saja belum kering, betapa sakitnya jagoan kita (pasangan calon kepala daerah),terus martabat dan kehormatan Golkar sampai dipermalukan. Bukan masalah kalah menangnya, tapi ini dipermalukan dengan angka yang begitu jauh," tegas Koordinator Pemenangan Anang Susanto, Agus Samsu Wahid di Bandung,Jumat (25/12/2020). (Baca Juga: Golkar Sulsel Akan Kembali Tunjuk 3 Plt Ketua DPD II)

Agus menyebutkan, alasan lain 25 PK mendukung Anang Susanto, yakni keinginan agar Anang Susanto menggantikan Dadang M Nasser, sehinggacitra Partai Golkar Kabupaten Bandung dapat dibenahi dan diperbaiki setelahbanyak menuai kegagalan dalam misi organisasinya. "Kenapa Pak Haji Anang yang dipilih? Ini untuk mengobati luka yang tadi karena Pak Haji Anang dipandang bisa mengubah dan memperbaiki martabat Partai Golkar. Itulah alasannya,” tegas dia.

Menurutnya, alasan tersebut cukup rasional karena Anang Susanto dinilai oleh ke-25 PK cukup piawai dalam memimpin Partai Golkar di Kabupaten Bandung ke depan. “Pak Anang juga pasti bisa lebih bersinergi dengan bupati terpilih Dadang Supriatna. Apalagi, nanti kalau bupati baru sudah memimpin, kan antara birokrasi dengan legislatif itu bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan," katanya. "Itu harus gayung bersambut. Tatanan legislatif dan eksekutif kalau tidak ada komunikasi bagaikan panggang jauh dari api, yang rusak ya Kabupaten Bandung," tandasnya. (Baca Juga: Karir Risma Moncer, Ini Kesan Ketua DPRD Kota Surabaya)

Agus kembali menegaskan, ke-25 PK tersebut sudah solid mendukung Anang Susanto menjadi ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung ke depan. Kandidat ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bandung nantinya akan memperebutkan 37 suara pada musda, 5 Januari 2020. Ke-37 suara tersebut terdiri dari 31 suara PK, 1 suara DPD Partai Golkar Kabupaten, 1 suara Dewan Pertimbangan Partai Golkar, dan 1 suara organisasi pendiri Partai Golkar (SOKSI, MKGR dan Kosgoro). Selain itu, 1 suara organisasi yang didirikan (AMPI, Al Hidayah, Satkar Ulama, dan lain-lain), 1 suara ormas sayap Partai Golkar (AMPG dan KPPG) dan 1 suara DPD Partai Golkar Jawa Barat.
(nic)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More Content