Usir COVID-19 Dari Cimahi, Kompleks Kantor Pemerintahan Diruwat
Rabu, 09 Desember 2020 - 07:01 WIB
Tiga pelaku budaya ruatan yang juga praktisi seni sedang menggelar ritual ruawatan menolak bala dan berdoa di area kompleks Perkantoran Pemkot Cimahi. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
CIMAHI - Tiga pelaku budaya ruatan yang juga praktisi seni di Kota Cimahi menggelar ritual ruawatan menolak bala. Aksi mereka dilakukan di kawasan area taman Pemkot Cimahi , Jalan Demang Hardjakusumah, Selasa (8/12/2020) siang.
(Baca juga: Diduga Terpapar COVID-19 dan Sempat Dirawat di RS, Ketua Ormas DSKS Tutup Usia )
Mereka mengaku melakukan ruwatan untuk menolak bala sekaligus mengusir virus COVID-19 yang bersarang di perkantoran Pemkot dan seluruh wilayah Cimahi . Mengenakan pakaian serba hitam dan ikat kepala mereka lalu melakukan ritual ruwatan.
Diawali dengan memainkan instrumen musik dari kecapi dan suling. Salah seorang pelaku kemudian mulai melantunkan tembang kawih rajah. Mereka juga membawa sesajen sebagai pelengkap ruwatan sebagai persembahan.
(Baca juga: Ada Sertifikat CHSE, Kemenparekraf-Mister Aladin Yakin Wisata di Yogyakarta Aman Dikunjungi )
Satu nampan besar yang dibawa berisikan berbagai macam sesajian. Seperti kelapa muda, batang pohon hanjuang, bunga-bungaan, telur, pisang, kendi berisi air dari beberapa sumur, hingga karukuyang. Esensi keberagaman sesaji itu maknanya untuk menghormati para leluhur.
Bukan hanya sekadar sesaji, semua itu memiliki makna sendiri. Misalnya kayu hanjuang sebagai lambang untuk terus berjuang. Lalu bunga yang melambangkan manusia harus saling mengharumkan, serta air dari beberapa sumur yang mensyariatkan sebagai sumber kehidupan manusia.
"Kami hanya sekedar mendoakan, melalui ritual sederhana ini semoga berbagai bala penyakit khususnya COVID-19 bisa pergi dari Cimahi ," ucap salah seorang pelaku ritual Usep Robiyan Taufik.
(Baca juga: Arogan Aniaya Intel Kodim Agam, 4 Pengendara Moge Tak Berkutik Saat Sidang )
Disinggung soal dipilihnya tempat di area Pemkot Cimahi , dikarenakan pihaknya memiliki pandangan jika area Pemkot Cimahi adalah Kampung Jati. Serta Cihanjuang yang berbatasan langsung dengan Pemkot Cimahi , melambangkan asal usul manusia hingga bisa menjalani kehidupan.
"Jati itu kan asal-muasal, makannya kami melaksanan ritualnya di sini. Area Pemkot Cimahi ini asalnya disebut Kampung Jati, semoga penyakit yang datang kembali ke asalnya. Serta kehidupan manusia juga pada akhirnya akan kembali ke asal (sang pencipta)," pungkasnya.
(Baca juga: Diduga Terpapar COVID-19 dan Sempat Dirawat di RS, Ketua Ormas DSKS Tutup Usia )
Mereka mengaku melakukan ruwatan untuk menolak bala sekaligus mengusir virus COVID-19 yang bersarang di perkantoran Pemkot dan seluruh wilayah Cimahi . Mengenakan pakaian serba hitam dan ikat kepala mereka lalu melakukan ritual ruwatan.
Diawali dengan memainkan instrumen musik dari kecapi dan suling. Salah seorang pelaku kemudian mulai melantunkan tembang kawih rajah. Mereka juga membawa sesajen sebagai pelengkap ruwatan sebagai persembahan.
(Baca juga: Ada Sertifikat CHSE, Kemenparekraf-Mister Aladin Yakin Wisata di Yogyakarta Aman Dikunjungi )
Satu nampan besar yang dibawa berisikan berbagai macam sesajian. Seperti kelapa muda, batang pohon hanjuang, bunga-bungaan, telur, pisang, kendi berisi air dari beberapa sumur, hingga karukuyang. Esensi keberagaman sesaji itu maknanya untuk menghormati para leluhur.
Bukan hanya sekadar sesaji, semua itu memiliki makna sendiri. Misalnya kayu hanjuang sebagai lambang untuk terus berjuang. Lalu bunga yang melambangkan manusia harus saling mengharumkan, serta air dari beberapa sumur yang mensyariatkan sebagai sumber kehidupan manusia.
"Kami hanya sekedar mendoakan, melalui ritual sederhana ini semoga berbagai bala penyakit khususnya COVID-19 bisa pergi dari Cimahi ," ucap salah seorang pelaku ritual Usep Robiyan Taufik.
(Baca juga: Arogan Aniaya Intel Kodim Agam, 4 Pengendara Moge Tak Berkutik Saat Sidang )
Disinggung soal dipilihnya tempat di area Pemkot Cimahi , dikarenakan pihaknya memiliki pandangan jika area Pemkot Cimahi adalah Kampung Jati. Serta Cihanjuang yang berbatasan langsung dengan Pemkot Cimahi , melambangkan asal usul manusia hingga bisa menjalani kehidupan.
"Jati itu kan asal-muasal, makannya kami melaksanan ritualnya di sini. Area Pemkot Cimahi ini asalnya disebut Kampung Jati, semoga penyakit yang datang kembali ke asalnya. Serta kehidupan manusia juga pada akhirnya akan kembali ke asal (sang pencipta)," pungkasnya.
(eyt)
tulis komentar anda