Erupsi Merapi Diprediksi Tak Seperti 2010, Tapi Lebih Besar Sedikit dari 2006
Jum'at, 20 November 2020 - 18:33 WIB
BOYOLALI - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah terus meningkat. Tingkat kegempaan multiphase (mp) cukup tinggi. Hal tersebut menunjukkan pergerakan magma sudah semakin naik ke permukaan, namun belum muncul. Saat ini jarak magma diperkirakan kurang 1,5 Km dari puncak Gunung Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) , Hanik Humaida mengatakan bahwa Gunung Merapi terus mengalami kegempaan multiphase. Sedangkan untuk potensi bahaya arah letusan utamanya masih ke Kali Gendol. (Baca juga: Mengintip Bilik Asmara untuk Pengungsi Merapi yang Ingin Berhubungan Intim)
"Namun demikian, karena guguran berkali-kali ke arah barat dan barat laut maka ada potensi bahaya juga ke arah Kali Senowo dan Kali Lamat," katanya di tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) Gunung Merapi di Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, Jateng, Jumat (20/11/2020). (Baca juga: Rapid Test Pengungsi Gunung Merapi di Tlogolele Akhirnya Dibatalkan)
Hanik menambahkan, diperkirakan erupasi Gunung Merapi kali ini akan berbeda dengan erupsi pada 2010 lalu. "Kalau erupsinya mau seperti apa, insyaAllah data tidak menunjukkan seperti 2010. Sehingga tidak perlu sangat khawatir, meskipun harus tetap terus meningkatkan kewaspadaan. Kalau prediksi kami, erupsinya seperti 2006, tetapi lebih besar dikit," ujarnya.
Hingga saat ini, lanjut dia, belum ada pertumbuhan kubah lava baru di puncak Merapi. Meski demikian, warga yang berada di lereng Gunung Merapi diharapkan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.
"Pertumbuhan kubah lava belum ada. Belum muncul ke permukaan. Baru menuju ke permukaan," tegasnya. Hakik menambahkan, saat ini status Gunung Merapi Siaga level III dengan radius aman maksimal 5 kilometer dari puncak.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) , Hanik Humaida mengatakan bahwa Gunung Merapi terus mengalami kegempaan multiphase. Sedangkan untuk potensi bahaya arah letusan utamanya masih ke Kali Gendol. (Baca juga: Mengintip Bilik Asmara untuk Pengungsi Merapi yang Ingin Berhubungan Intim)
"Namun demikian, karena guguran berkali-kali ke arah barat dan barat laut maka ada potensi bahaya juga ke arah Kali Senowo dan Kali Lamat," katanya di tempat penampungan pengungsi sementara (TPPS) Gunung Merapi di Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, Jateng, Jumat (20/11/2020). (Baca juga: Rapid Test Pengungsi Gunung Merapi di Tlogolele Akhirnya Dibatalkan)
Hanik menambahkan, diperkirakan erupasi Gunung Merapi kali ini akan berbeda dengan erupsi pada 2010 lalu. "Kalau erupsinya mau seperti apa, insyaAllah data tidak menunjukkan seperti 2010. Sehingga tidak perlu sangat khawatir, meskipun harus tetap terus meningkatkan kewaspadaan. Kalau prediksi kami, erupsinya seperti 2006, tetapi lebih besar dikit," ujarnya.
Hingga saat ini, lanjut dia, belum ada pertumbuhan kubah lava baru di puncak Merapi. Meski demikian, warga yang berada di lereng Gunung Merapi diharapkan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.
"Pertumbuhan kubah lava belum ada. Belum muncul ke permukaan. Baru menuju ke permukaan," tegasnya. Hakik menambahkan, saat ini status Gunung Merapi Siaga level III dengan radius aman maksimal 5 kilometer dari puncak.
(shf)
tulis komentar anda