Demo Tolak UU Cipta Kerja di Denpasar Berlanjut Hingga Malam
Kamis, 08 Oktober 2020 - 19:35 WIB
DENPASAR - Aksi demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di Denpasar, Bali berlanjut. Hingga Kamis (8/10/2020) malam, pendemo masih bertahan. Demo massa "Bali Tidak Diam" ini merupakan aksi lanjutan setelah siang sampai sore sebelumnya mereka mendemo gedung DPRD Bali dan berakhir ricuh.
Massa kemudian bergabung dengan pendemo yang berada di depan kampus Universitas Udayana di Jalan PB Sudirman Denpasar. (Baca juga: Aksi Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja di Denpasar Ricuh)
Aksi di depan kampus Udayana diawali dengan membakar tumpukan kayu di tengah jalan. Sambil berorasi menolak UU Cipta Kerja, massa juga menuntut DPR dibubarkan. (Baca juga: Aksi Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law di Yogya Ricuh, Massa Bakar Cafe dan Motor)
Hingga pukul 18.00 Wita, ribuan massa memilih bertahan. Polisi mulai membentuk barikade lengkap dengan truk water canon di belakangnya.
Lewat pengeras suara, polisi lalu menyampaikan pengumuman. "Waktu menyampaikan aspirasi telah selesai. Silahkan membubarkan diri atau kami ambil tindakan tegas".
Beberapa menit kemudian, terdengar aba-aba yang memerintahkan pasukan pemukul bergerak maju. Sejurus kemudian, puluhan gas air mata ditembakkan.
Pendemo pun langsung kocar-kacir. Sebagian besar menyelamatkan diri masuk ke dalam kampus. Dari dalam kampus, massa membalas dengan lemparan batu.
Mendapat lemparan batu, aparat membalas balik dengan menyemprotkan water canon. Hingga akhirnya massa dan aparat masih sama-sama bertahan.
Massa kemudian bergabung dengan pendemo yang berada di depan kampus Universitas Udayana di Jalan PB Sudirman Denpasar. (Baca juga: Aksi Demonstrasi Tolak UU Cipta Kerja di Denpasar Ricuh)
Aksi di depan kampus Udayana diawali dengan membakar tumpukan kayu di tengah jalan. Sambil berorasi menolak UU Cipta Kerja, massa juga menuntut DPR dibubarkan. (Baca juga: Aksi Unjuk Rasa Tolak Omnibus Law di Yogya Ricuh, Massa Bakar Cafe dan Motor)
Hingga pukul 18.00 Wita, ribuan massa memilih bertahan. Polisi mulai membentuk barikade lengkap dengan truk water canon di belakangnya.
Lewat pengeras suara, polisi lalu menyampaikan pengumuman. "Waktu menyampaikan aspirasi telah selesai. Silahkan membubarkan diri atau kami ambil tindakan tegas".
Beberapa menit kemudian, terdengar aba-aba yang memerintahkan pasukan pemukul bergerak maju. Sejurus kemudian, puluhan gas air mata ditembakkan.
Pendemo pun langsung kocar-kacir. Sebagian besar menyelamatkan diri masuk ke dalam kampus. Dari dalam kampus, massa membalas dengan lemparan batu.
Mendapat lemparan batu, aparat membalas balik dengan menyemprotkan water canon. Hingga akhirnya massa dan aparat masih sama-sama bertahan.
(shf)
tulis komentar anda