Kisah Haji Darip, Jawara Sakti Bekasi yang Bikin Merinding Ketakutan Pasukan Belanda
Selasa, 27 Agustus 2024 - 09:14 WIB
Klender masih terdapat tokoh pejuang bernama Dulloh dan Alwi, Dulloh yang semula berada di rumah kemudian bersembunyi dari perburuan tentara sekutu di rumah Mandor Misna yang berada masih berada di Klender.
Alwi adalah seorang pemimpin pemuda di Klender, markasnya terletak sekitar 500 meter dari pos kereta sebelah barat pasar, jika dari tikungan jalan besar ke utara. Markas tersebut juga telah di tinggalkan namun masih di jaga oleh dua orang tentara sekutu.
Sekutu selalu mengintai pergerakan para pejuang di sekitar Klender. Bahkan tentara sekutu sampai mengetahui jika Haji Darip selalu pulang untuk mengunjungi Ibu nya. Sekutu mendapat laporan terakhir kali Haji Darip pulang pada tanggal 13 Desember 1945.
Penyisiran kelompok pejuang dilakukan hampir ke semua wilayah. Sekutu melakukan penyisiran ke wilayah Cakung, mencari Haji Maulana. Sekutu mendapat informasi jika Haji Maulana bersembunyi ke Sukatani, lokasinya berada di tepi sungai Cikarang.
Masih di Cakung sekutu memburu Murhim, seorang yang di kenal sebagai algojo yang membunuh tentara eropa dan ambon. Terdeteksi bersembunyi dan tinggal bersama kakaknya Murham seorang jawara di kampung Jagawana, Cikarang.
Setelah itu memburu Haji Salim, yang juga telah bersembunyi di kampung Luwung di rumah mandor Kapir. Ketiga pemimpin kelompok Cakung itu di identifikasi memiliki senjata api, Murhim memiliki karabin dan pedang Jepang.
Sekutu memburu pejuang di Pondok Ungu. Markas Pondok Ungu mereka ketahui telah pindah ke Kali Abang. Markas tersebut memiliki pasukan sekitar 30 orang dengan dipersenjatai pistol dan lima karabin.
Pemimpin Pondok Ungu adalah Tohir I dan Tohir II. Pemimpin kelompok lainnya tinggal di markas lama adalah Haji Nawawi dan Haji Mansur, kelompok ini tertuduh sebagai pemimpin rampok yang selalu meneror lingkungan Gang Tengah.
Baca Juga
Alwi adalah seorang pemimpin pemuda di Klender, markasnya terletak sekitar 500 meter dari pos kereta sebelah barat pasar, jika dari tikungan jalan besar ke utara. Markas tersebut juga telah di tinggalkan namun masih di jaga oleh dua orang tentara sekutu.
Sekutu selalu mengintai pergerakan para pejuang di sekitar Klender. Bahkan tentara sekutu sampai mengetahui jika Haji Darip selalu pulang untuk mengunjungi Ibu nya. Sekutu mendapat laporan terakhir kali Haji Darip pulang pada tanggal 13 Desember 1945.
Penyisiran kelompok pejuang dilakukan hampir ke semua wilayah. Sekutu melakukan penyisiran ke wilayah Cakung, mencari Haji Maulana. Sekutu mendapat informasi jika Haji Maulana bersembunyi ke Sukatani, lokasinya berada di tepi sungai Cikarang.
Masih di Cakung sekutu memburu Murhim, seorang yang di kenal sebagai algojo yang membunuh tentara eropa dan ambon. Terdeteksi bersembunyi dan tinggal bersama kakaknya Murham seorang jawara di kampung Jagawana, Cikarang.
Baca Juga
Setelah itu memburu Haji Salim, yang juga telah bersembunyi di kampung Luwung di rumah mandor Kapir. Ketiga pemimpin kelompok Cakung itu di identifikasi memiliki senjata api, Murhim memiliki karabin dan pedang Jepang.
Sekutu memburu pejuang di Pondok Ungu. Markas Pondok Ungu mereka ketahui telah pindah ke Kali Abang. Markas tersebut memiliki pasukan sekitar 30 orang dengan dipersenjatai pistol dan lima karabin.
Pemimpin Pondok Ungu adalah Tohir I dan Tohir II. Pemimpin kelompok lainnya tinggal di markas lama adalah Haji Nawawi dan Haji Mansur, kelompok ini tertuduh sebagai pemimpin rampok yang selalu meneror lingkungan Gang Tengah.
tulis komentar anda