Miris, Keluarga Diduga Bongkar Paksa Peti Jenazah COVID-19
Selasa, 25 Agustus 2020 - 11:22 WIB
LIMAPULUH KOTA - Aksi nekat diduga dilakukan warga Padang Parit Panjang, Kenagarian Taeh Baruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, dengan membongkar peti jenazah pasien COVID-19 yang sudah meninggal. Bahkan, warga diduga mengusir petugas yang mau menguburkan.
(Baca juga: Kangen Wisata ke Gunung Bromo? Jumat Ini Mulai Dibuka Kembali )
Kepala Dinas Kabupaten Limapuluh Kota, Tien Septino membenarkan kejadian itu, berdasarkan kronologisnya, ada seorang warga Limapuluh Kota, terkonfirmasi positif COVID-19 YS (47) jenis kelamin laki-laki pada Jumat (21/8/2020) kemudian meninggal dunia Senin (24/8/2020) sekitar pukul 18.45 WIB di RS Ahmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.
"Tim medis RSAM menyelenggarakan jenazah almarhum secara Islam dengan mengkafani, menshalatkan dan memandikan almarhum di RSAM. Setelah itu, barulah dimasukkan ke dalam peti jenazah dan dibawa ke kampung halamannya di Taeh Baruah," terangnya, Selasa (25/8/2020).
Tien mengatakan, saat menjalankan protokol kesehatan di RSAM disaksikan dari jauh oleh istri almarhum, bahwa tim medis telah menyelenggarakan pemulasaraan jenazah secara Islam. (Baca juga: Teknisi Helikopter Rusia Tewas, Polisi Temukan Obat-obatan )
Setelah diantar ke rumah pasien sekira pukul 21.00 WIB, warga sekitar dan keluarga almarhum menolak pemakaman menggunakan protokol kesehatan. Peti jenazah dirampas dan petugas yang akan menyelenggarakan jenazah secara COVID-19 diusir.
Bahkan beberapa pejabat seperti Wabup Limapuluh Kota, Camat, dan Kapolsek Payakumbuh diusir. "Diusir semuanya. Perangkat daerah yang berkunjung disuruh pergi oleh warga dan keluarga," katanya.
Dia menambahkan, setelah itu peti jenazah dan plastik pembungkus jenazah dibuka oleh warga, diteruskan memandikan lalu salat jenazah lagi di masjid terdekat. (Baca juga: Asyik Isap Ganja di Belakang Rumah, Bujang Tua Digerebek Polisi )
"Saat petugas pergi karena diusir. Seluruh APD petugas medis diletakkan dan diberikan kepada keluarga untuk dipakai, tapi ternyata penyelenggaraan itu tidak dipakai. Kami sudah beri pemahaman tapi tidak didengar. Almarhum kembali disalatkan, dimandikan dan dikafani ," katanya.
Pukul 22.30 WIB, almarhum dikebumikan oleh keluarganya tak jauh dari kediaman. Akibat perisitiwa itu tim kesehatan akan melakukan tracking dan tracking secara besar-besar kepada keluarga dan warga Taeh Baruah yang hadir di rumah duka tadi malam.
"Pagi ini kami rapat bersama dengan TNI, Polisi serta petugas lain untuk mengambil sikap kepada warga, sebab secara sosialisasi dan kekeluargaan sudah kita lakukan tapi tidak bias, jadi kita akan tegas nantinya," tutupnya.
(Baca juga: Kangen Wisata ke Gunung Bromo? Jumat Ini Mulai Dibuka Kembali )
Kepala Dinas Kabupaten Limapuluh Kota, Tien Septino membenarkan kejadian itu, berdasarkan kronologisnya, ada seorang warga Limapuluh Kota, terkonfirmasi positif COVID-19 YS (47) jenis kelamin laki-laki pada Jumat (21/8/2020) kemudian meninggal dunia Senin (24/8/2020) sekitar pukul 18.45 WIB di RS Ahmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi.
"Tim medis RSAM menyelenggarakan jenazah almarhum secara Islam dengan mengkafani, menshalatkan dan memandikan almarhum di RSAM. Setelah itu, barulah dimasukkan ke dalam peti jenazah dan dibawa ke kampung halamannya di Taeh Baruah," terangnya, Selasa (25/8/2020).
Tien mengatakan, saat menjalankan protokol kesehatan di RSAM disaksikan dari jauh oleh istri almarhum, bahwa tim medis telah menyelenggarakan pemulasaraan jenazah secara Islam. (Baca juga: Teknisi Helikopter Rusia Tewas, Polisi Temukan Obat-obatan )
Setelah diantar ke rumah pasien sekira pukul 21.00 WIB, warga sekitar dan keluarga almarhum menolak pemakaman menggunakan protokol kesehatan. Peti jenazah dirampas dan petugas yang akan menyelenggarakan jenazah secara COVID-19 diusir.
Bahkan beberapa pejabat seperti Wabup Limapuluh Kota, Camat, dan Kapolsek Payakumbuh diusir. "Diusir semuanya. Perangkat daerah yang berkunjung disuruh pergi oleh warga dan keluarga," katanya.
Dia menambahkan, setelah itu peti jenazah dan plastik pembungkus jenazah dibuka oleh warga, diteruskan memandikan lalu salat jenazah lagi di masjid terdekat. (Baca juga: Asyik Isap Ganja di Belakang Rumah, Bujang Tua Digerebek Polisi )
"Saat petugas pergi karena diusir. Seluruh APD petugas medis diletakkan dan diberikan kepada keluarga untuk dipakai, tapi ternyata penyelenggaraan itu tidak dipakai. Kami sudah beri pemahaman tapi tidak didengar. Almarhum kembali disalatkan, dimandikan dan dikafani ," katanya.
Pukul 22.30 WIB, almarhum dikebumikan oleh keluarganya tak jauh dari kediaman. Akibat perisitiwa itu tim kesehatan akan melakukan tracking dan tracking secara besar-besar kepada keluarga dan warga Taeh Baruah yang hadir di rumah duka tadi malam.
"Pagi ini kami rapat bersama dengan TNI, Polisi serta petugas lain untuk mengambil sikap kepada warga, sebab secara sosialisasi dan kekeluargaan sudah kita lakukan tapi tidak bias, jadi kita akan tegas nantinya," tutupnya.
(eyt)
tulis komentar anda