Menengok Belajar Anak Jalanan Gresik di Angkutan Umum
Minggu, 23 Agustus 2020 - 20:17 WIB
GRESIK - Tak ada rotan, akarpun jadi. Peribahasa itu menggambarkan cara belajar anak jalanan di sekitar Pasar Gresik. Para anak jalanan yang biasanya mengamen dan mengemis di wilayah Gresik , akhirnya bisa merasakan belajar.
Karena minimnya fasilitas, mereka belajar di emperan dan dalam angkutan umum yang berada di Terminal Gresik. Anak-anak itu mendapat bimbingan dari seorang guru bernama Siti Huroirohmatin (48). Mereka mendapatkan bimbingan dua kali dalam seminggu.
(Baca juga: Pendaki Gunung Lawu Tewas, Diduga Kelelahan dan Serangan Jantung )
Aktivitas itu dijalani Guru TK Telogo Pojok Gresik tersebut sejak April 2020 lalu. Awalnya, hanya khusus anak jalanan yang benar-benar tidak pernah mengikuti sekolah formal.
Namun, karena aktivitas belajar mengajar dilakukan secara daring, banyak anak-anak yang sekolah formal ikut bergabung di kelas alternatif itu. Respon dari orang tua mereka juga positif.
"Niat awal hanya mengajar anak jalanan saja. Tapi banyak anak-anak yang sekolah formal ikut bergabung," kata Atin sapaan akrabnya, Minggu (23/8/2020).
Dia menyampaikan, banyaknya anak-anak yang sekolah formal ikut bergabung karena orang tua mereka ekonominya terbatas. Tidak mampu menyediakan fasilitas handphone dan kuota internel yang memadai.
"Banyak orang tua yang kerja serabutan. Jadi, ya keberatan dengan sistem daring. Selain itu banyak yang tidak mempunyai kemampuan membimbing anaknya belajar secara daring," ungkapnya.
Meski waktu mengajar dilakukan terbatas. Baik tempat maupun fasilitas. Kegiatan itu berjalan dengan baik. "Iya senang bisa belajar sekarang ada gurunya. Biasanya belajar sendiri," kata Abdil Syafi'i seorang murid.
Hal senada juga disampaikan Rizki Aditya, bocah yang belum pernah merasakan sekolah formal itu kini sudah bisa membaca. "Sekarang sudah bisa baca buku," pungkasnya.
Karena minimnya fasilitas, mereka belajar di emperan dan dalam angkutan umum yang berada di Terminal Gresik. Anak-anak itu mendapat bimbingan dari seorang guru bernama Siti Huroirohmatin (48). Mereka mendapatkan bimbingan dua kali dalam seminggu.
(Baca juga: Pendaki Gunung Lawu Tewas, Diduga Kelelahan dan Serangan Jantung )
Aktivitas itu dijalani Guru TK Telogo Pojok Gresik tersebut sejak April 2020 lalu. Awalnya, hanya khusus anak jalanan yang benar-benar tidak pernah mengikuti sekolah formal.
Namun, karena aktivitas belajar mengajar dilakukan secara daring, banyak anak-anak yang sekolah formal ikut bergabung di kelas alternatif itu. Respon dari orang tua mereka juga positif.
"Niat awal hanya mengajar anak jalanan saja. Tapi banyak anak-anak yang sekolah formal ikut bergabung," kata Atin sapaan akrabnya, Minggu (23/8/2020).
Dia menyampaikan, banyaknya anak-anak yang sekolah formal ikut bergabung karena orang tua mereka ekonominya terbatas. Tidak mampu menyediakan fasilitas handphone dan kuota internel yang memadai.
"Banyak orang tua yang kerja serabutan. Jadi, ya keberatan dengan sistem daring. Selain itu banyak yang tidak mempunyai kemampuan membimbing anaknya belajar secara daring," ungkapnya.
Meski waktu mengajar dilakukan terbatas. Baik tempat maupun fasilitas. Kegiatan itu berjalan dengan baik. "Iya senang bisa belajar sekarang ada gurunya. Biasanya belajar sendiri," kata Abdil Syafi'i seorang murid.
Hal senada juga disampaikan Rizki Aditya, bocah yang belum pernah merasakan sekolah formal itu kini sudah bisa membaca. "Sekarang sudah bisa baca buku," pungkasnya.
(msd)
tulis komentar anda