Kemasan Sachet Ancaman Serius Persoalan Sampah di Indonesia
Rabu, 21 Februari 2024 - 19:35 WIB
"Laporan ini bukan hanya untuk kami tapi untuk menyadarkan masyarakat luas dan pemerintah bahwa ada banyak sampah di sana sekaligus meminta tanggung jawab produsen," kata Co-founder Sungai Watch, Kelly Bencheghib dalam video yang diunggah dalam akun Instagram @sungaiwatch.
Sampah yang terjaring di sungai-sungai Bali dan Banyuwangi ini kemudian disortir di tujuh fasilitas pengolahan sampah di Bali dan Jawa Timur. Sungai Watch berpendapat bahwa audit merek dari sampah plastik ini menjadi hal mendesak yang perlu dilakukan guna mencegah polusi.
Adapun wilayah-wilayah pembersihan sampah yang dilakukan Sungai Watch berada di Banyuwangi, Jawa Timur, yaitu Rogojampi dan Bangorejo serta di Bali, yaitu di Buleleng, Gianyar, Tabanan, Badung dan Denpasar.
Temuan Sungai Watch senada dengan sensus sampah plastik yang dilakukan Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) pada 2023 lalu. Kemasan sachet mendominasi total 25.733 sampah plastik yang berhasil dikumpulkan.
Koordinator Program Sensus Sampah Plastik Indonesia, Muhammad Kholid Basyaiban menjelaskan bahwa penelitian dilakukan mulai Maret 2022 hingga November 2023. BRUIN dan tim satu menyusuri serta melakukan audit sampah di 64 titik lokasi di 30 kabupaten kota di 13 provinsi di Indonesia.
Sensus Sampah Plastik ini adalah audit sampah plastik di perairan yang pertama kali dilakukan di jumlah titik terbanyak di Indonesia, yakni di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat.
Data sampah dikumpulkan menggunakan lima metode yakni dengan jaring, drafting, barcode scanning, metode penjebak sampah dan foto sampah.
Menumpuknya sampah sachet juga sempat menjadi perhatian Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton). Mereka menegaskan bahwa sampah sachet bakal menjadi ancaman serius bagi ekologi.
Selain itu, cemaran bungkus produk ini juga bakal menjadi cemaran mikroplastik yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia, hingga akhirnya membahayakan kesehatan.
"Produsen sachet harus menghentikan produksi sachet dan mengganti dengan kemasan lain yang bisa diisi ulang atau dipakai kembali," kata peneliti senior Ecoton, Daru Setyorini.
Sampah yang terjaring di sungai-sungai Bali dan Banyuwangi ini kemudian disortir di tujuh fasilitas pengolahan sampah di Bali dan Jawa Timur. Sungai Watch berpendapat bahwa audit merek dari sampah plastik ini menjadi hal mendesak yang perlu dilakukan guna mencegah polusi.
Adapun wilayah-wilayah pembersihan sampah yang dilakukan Sungai Watch berada di Banyuwangi, Jawa Timur, yaitu Rogojampi dan Bangorejo serta di Bali, yaitu di Buleleng, Gianyar, Tabanan, Badung dan Denpasar.
Temuan Sungai Watch senada dengan sensus sampah plastik yang dilakukan Badan Riset Urusan Sungai Nusantara (BRUIN) pada 2023 lalu. Kemasan sachet mendominasi total 25.733 sampah plastik yang berhasil dikumpulkan.
Koordinator Program Sensus Sampah Plastik Indonesia, Muhammad Kholid Basyaiban menjelaskan bahwa penelitian dilakukan mulai Maret 2022 hingga November 2023. BRUIN dan tim satu menyusuri serta melakukan audit sampah di 64 titik lokasi di 30 kabupaten kota di 13 provinsi di Indonesia.
Sensus Sampah Plastik ini adalah audit sampah plastik di perairan yang pertama kali dilakukan di jumlah titik terbanyak di Indonesia, yakni di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku dan Papua Barat.
Data sampah dikumpulkan menggunakan lima metode yakni dengan jaring, drafting, barcode scanning, metode penjebak sampah dan foto sampah.
Menumpuknya sampah sachet juga sempat menjadi perhatian Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton). Mereka menegaskan bahwa sampah sachet bakal menjadi ancaman serius bagi ekologi.
Selain itu, cemaran bungkus produk ini juga bakal menjadi cemaran mikroplastik yang bisa masuk ke dalam tubuh manusia, hingga akhirnya membahayakan kesehatan.
"Produsen sachet harus menghentikan produksi sachet dan mengganti dengan kemasan lain yang bisa diisi ulang atau dipakai kembali," kata peneliti senior Ecoton, Daru Setyorini.
tulis komentar anda