Museum Singhasari Malang, Koleksi Arca Mahesa Suramadu dan Durga hingga Keris untuk Pesugihan

Senin, 20 November 2023 - 11:20 WIB
Yossi menerangkan, dua arca asli Mahesa Suramadu dan Durga ini diperkirakan sebagai masa Kerajaan Singasari. Namun pihaknya bakal mengkaji lagi secara keilmuan arkeologis dan kesejarahan di tahun 2022 terkait dua arca yang dimiliki Museum Singhasari.

"Gaya pahatnya menyerupai Singasari meskipun banyak aus masalahnya di situ. Ketika arca itu banyak aus, maka ciri khasnya akan semakin hilang, kalau dari arca durga di Nyinyit itu pertama dari letak penemuan jauh dari candi Singasari. (Kalau Arca Durga) tapi kalau dari gaya pahat, kami meyakini bahwa Arca Durga itu satu era dengan Singasari," paparnya.

Selain arca, Yossi menjelaskan ada sejumlah benda - benda berupa keris hingga tombak kuno. Keris-keris dan tombak ini diidentifikasikan peninggalan masa Singasari hingga Majapahit, berdasarkan gaya dan ciri khas kerisnya.

"Yang jelas kami punya dari Kerajaan Singasari, Majapahit kami punya, ada keris satu yang ada ukiran-ukiran tembusan itu yang belum tahu dari tahun kapan. Keris di Museum Singhasari ini ada beberapa tangguh, tangguh itu gaya keris, ada yang Tuban, ada yang Singasarian, ada yang dari Sumenep," paparnya.

Beberapa keris kuno yang ada di ruang empat juga konon mempunyai kesaktian dan energi. Keris itu merupakan pemberian seseorang dari Surabaya, yang sengaja menitipkan dan menyimpannya di museum, karena takut disalahgunakan oleh keturunannya.

"Tidak ada lagi yang merawat, kedua pemilik keris ini takut kalau keturunannya ngaji pada barang yang salah, anggap punya energi maka dimintai rezeki, dimintai jodoh kan keliru," ujarnya.

Dari sekian koleksi keris yang ada, satu keris disebut Yossi begitu dijaga sekali oleh pihak museum. Keris Natah Emas ini yang disimpan di museum ini, konon memiliki tuah untuk pesugihan dan memperlancar rezeki.

"Kami juga punya keris natah emas, yang jadi koleksi kami paling kami jaga, karena keris ini menurut banyak sangat bertuah. Dapat membantu usaha manusia, keris ini kami sebut keris Omyang Jimbe. Keris beruang karena bisa dimanfaatkan untuk kepentingan mendapat uang," ujarnya.

Menurutnya, selama berada di museum, keris - keris itu tidak pernah menimbulkan kejadian yang janggal. Bahkan beberapa pengakuan pekerja juga tak mendapati kejadian janggal dari energi dari keris - keris kuno yang ada.

"Di museum kami benda-benda pusaka tidak pernah ada masalah apa-apa, aman-aman saja, bahkan saat pegangan anak SD juga nggak apa-apa. Jadi jangan kami memberikan pemahaman, benda-benda sejarah ini bukan mistis, ini edukasi pendidikan, logis," terangnya.

Dirinya menambahkan, penjelasan logis dan sesuai keilmuan diperlukan untuk menepis anggapan keris-keris ini memiliki penunggu jin. Mengingat keris juga merupakan sebuah mahakarya yang dibuat sedemikian rupa.

"Keris pemikiran orang-orang saat ini pasti ada jinnya. Kan kami di museum ini mencoba melihat sebagai sebuah mahakarya, itu karya. Kenapa keris ini bisa ditaruh di lemari bisa goyang-goyang. Karena itu mahakarya, berdiri karena dia senter seimbang bikinnya, bisa goyang-goyang karena dia magnetis, tanpa lipat itu jadi magnet. Memberikan penjelasan secara rasional," paparnya.

Sayang dari beberapa keris yang ada di Museum Singhasari, pihak Museum tidak memiliki ahli perkerisan dan belum melakukan penelitian lebih lanjut. Namun pihaknya berencana untuk melakukan kajian keilmuan mulai dari sisi arkeologis hingga kesejarahan.

"Kami punya dari Kerajaan Singasari, Majapahit kami punya, ada keris satu yang ada ukiran-ukiran tembusan itu yang belum tahu dari tahun kapan. Kelihatan kalau keris baru, keris lama kelihatan. Dari pori-pori batunya, dari bentuknya," tuturnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More