Sejarah dan Asal-usul Garut, Wilayah yang Terkenal dengan Jenang Dodol
Jum'at, 20 Oktober 2023 - 16:55 WIB
Awalnya, panitia menemukan wilayah bernama Cimurah, yang berlokasi di sekitar 3 km sebelah Timur Suci. Namun, mereka menemukan masalah ketidaktersediaan air bersih di sana.
Panitia kemudian mencari lokasi sekitar 5 km ke arah barat Suci dan menemukan tempat yang cocok. Lokasi ini memiliki tanah subur, mata air yang mengalir ke Sungai Cimanuk, serta pemandangan indah yang dikelilingi oleh berbagai gunung.
Saat menemukan mata air yang tertutup semak belukar berduri (Marantha), seorang panitia mengalami cedera tangan, dan seorang Eropa ikut membantu membenahi lokasi tersebut.
Begitu melihat tangan salah seorang panitia tersebut berdarah, langsung bertanya "Mengapa berdarah?" Orang yang tergores menjawab, tangannya kakarut.
Orang Eropa atau Belanda tersebut menirukan kata kakarut dengan lidah yang tidak fasih sehingga sebutannya menjadi "gagarut".
Sejak saat itu, para pekerja dalam rombongan panitia menamai tanaman berduri dengan sebutan "Ki Garut" dan telaganya dinamai "Ci Garut". Dengan ditemukannya Ci Garut, wilayah sekitarnya menjadi dikenal sebagai Garut.
Pemberian nama Garut ini mendapat persetujuan dari Bupati Kabupaten Limbangan, Adipati Adiwijaya, untuk menjadikannya Ibukota Kabupaten Limbangan.
Pada tanggal 15 September 1813, dimulailah pembangunan fasilitas ibukota, termasuk rumah-rumah, bangunan pendopo, kantor asisten residen, masjid, dan alun-alun dengan penempatan batu pertama.
Demikian ulasan mengenai sejarah dan asal-usul Garut. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan para pembaca.
Panitia kemudian mencari lokasi sekitar 5 km ke arah barat Suci dan menemukan tempat yang cocok. Lokasi ini memiliki tanah subur, mata air yang mengalir ke Sungai Cimanuk, serta pemandangan indah yang dikelilingi oleh berbagai gunung.
Baca Juga
Saat menemukan mata air yang tertutup semak belukar berduri (Marantha), seorang panitia mengalami cedera tangan, dan seorang Eropa ikut membantu membenahi lokasi tersebut.
Begitu melihat tangan salah seorang panitia tersebut berdarah, langsung bertanya "Mengapa berdarah?" Orang yang tergores menjawab, tangannya kakarut.
Orang Eropa atau Belanda tersebut menirukan kata kakarut dengan lidah yang tidak fasih sehingga sebutannya menjadi "gagarut".
Sejak saat itu, para pekerja dalam rombongan panitia menamai tanaman berduri dengan sebutan "Ki Garut" dan telaganya dinamai "Ci Garut". Dengan ditemukannya Ci Garut, wilayah sekitarnya menjadi dikenal sebagai Garut.
Pemberian nama Garut ini mendapat persetujuan dari Bupati Kabupaten Limbangan, Adipati Adiwijaya, untuk menjadikannya Ibukota Kabupaten Limbangan.
Pada tanggal 15 September 1813, dimulailah pembangunan fasilitas ibukota, termasuk rumah-rumah, bangunan pendopo, kantor asisten residen, masjid, dan alun-alun dengan penempatan batu pertama.
Demikian ulasan mengenai sejarah dan asal-usul Garut. Semoga informasi ini dapat menambah wawasan para pembaca.
tulis komentar anda