6 Fakta Kapitan Pattimura, Pahlawan Berdarah Bangsawan asal Maluku
Selasa, 06 Juni 2023 - 12:03 WIB
Aksinya tersebut dimulai pada tanggal 15 Mei 1817 atau sehari sebelum mereka berhasil merebutnya. Kala itu Pattimura ditemani beberapa rekan seperjuangannya seperti Said Parintah, Paulus Tiahahu, Putri Tiahahu, Anthony Reebhok dan Martha Christina Tiahahu yang memimpin jalan.
Kapitan merupakan tanda kepangkatan yang diberikan oleh Belanda untuk menyebut pemimpin dalam satuan militer di tingkatan perwira. Namun sebelumnya, sistem tersebut juga pernah dipakai oleh pemerintahan Portugis usai menaklukan Malaka pada abad ke-16.
Meski begitu, gelar yang dipakai oleh Pattimura sendiri bukanlah yang diberikan oleh Belanda. Melainkan diberikan oleh rakyat Maluku setelah dirinya berhasil melawan kolonial Belanda. Hal ini dikemukakan dalam buku Mengenal Pahlawan Indonesia (Arya Ajisaka & Damayanti, 2010).
Setelah berhasil menaklukan Benteng Duurstede pada tanggal 29 Mei 1817, Pattimura beserta pemimpin dari daerah Maluku membuat sebuah proklamasi yang dikenal dengan Proklamasi Haria.
Isi dari proklamasi tersebut yakni beberapa keluhan mereka terhadap pemerintah Belanda serta mendeklarasikan Kapitan Pattimura sebagai pemimpin Rakyat Maluku.
Penyerbuan dan penaklukan benteng Duurstede oleh Kapitan Pattimura menjadi awal pemicu bangkitnya semangat rakyat maluku untuk menentang kolonialisme. Hal ini ditandai dengan adanya penyerbuan di daerah lain sekitar Maluku.
Di Pulau Ambon, perlawanan terhadap kolonial Belanda dipimpin oleh Kapitan Ulupaha. Sementara di Pulau Nusalaut, perlawanan dipimpin oleh Kapitan Paulus Tiahahu yang selalu didampingi putrinya, Martha Christina Tiahahu yang masih berusia remaja.
3. Mendapat gelar Kapitan dari rakyat Maluku
Kapitan merupakan tanda kepangkatan yang diberikan oleh Belanda untuk menyebut pemimpin dalam satuan militer di tingkatan perwira. Namun sebelumnya, sistem tersebut juga pernah dipakai oleh pemerintahan Portugis usai menaklukan Malaka pada abad ke-16.
Meski begitu, gelar yang dipakai oleh Pattimura sendiri bukanlah yang diberikan oleh Belanda. Melainkan diberikan oleh rakyat Maluku setelah dirinya berhasil melawan kolonial Belanda. Hal ini dikemukakan dalam buku Mengenal Pahlawan Indonesia (Arya Ajisaka & Damayanti, 2010).
4. Diangkat sebagai pemimpin rakyat Maluku
Setelah berhasil menaklukan Benteng Duurstede pada tanggal 29 Mei 1817, Pattimura beserta pemimpin dari daerah Maluku membuat sebuah proklamasi yang dikenal dengan Proklamasi Haria.
Isi dari proklamasi tersebut yakni beberapa keluhan mereka terhadap pemerintah Belanda serta mendeklarasikan Kapitan Pattimura sebagai pemimpin Rakyat Maluku.
5. Menginisiasi wilayah lain untuk melawan
Penyerbuan dan penaklukan benteng Duurstede oleh Kapitan Pattimura menjadi awal pemicu bangkitnya semangat rakyat maluku untuk menentang kolonialisme. Hal ini ditandai dengan adanya penyerbuan di daerah lain sekitar Maluku.
Di Pulau Ambon, perlawanan terhadap kolonial Belanda dipimpin oleh Kapitan Ulupaha. Sementara di Pulau Nusalaut, perlawanan dipimpin oleh Kapitan Paulus Tiahahu yang selalu didampingi putrinya, Martha Christina Tiahahu yang masih berusia remaja.
tulis komentar anda