Kawah Sileri Pegunungan Dieng Naik Status Waspada, Warga Masih Berativitas di Zona Merah
loading...
A
A
A
BANJARNEGARA - Kawah Sileri di Pegunungan Dieng, naik status ke level II atau waspada, sejak Jumat (13/1/2023). Namun, warga di Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jateng, masih beraktivitas di zona merah.
Baca Juga: Kawah Sileri Dieng Meletus Freatik dan Semburkan Lumpur
Warga yang rata-rata berprofesi sebagai petani sayur, masih melakukan aktivitas di ladang mereka, yang jaraknya hanya sekitar 300 meter dari Kawah Sileri. Para petani yang bercocok tanam kentang tersebut, masih nampak melakukan penyemprotan tanaman, dan menggarap lahan.
Di dekat lahan pertanian tersebut, terlihat asap putih pekat dari Kawah Sileri membumbung ke udara dengan ketinggian 20-50 meter. Sewaktu-waktu bisa terjadi letusan freatik di Kawah Sileri, yang sangat membahayakan karena memuntahkan batu dan lumpur panas.
Salah seorang petani, Suyitno mengaku, tetap beraktivitas menggarap lahan yang berdekatan dengan Kawah Sileri, karena tidak ingin tanamannya gagal panen. "Ya kemarin merasakan ada gempa, kami juga sempat kawatir," ungkapnya.
Dia mengaku, meski mengalami kekawatiran akan adanya letusan dari Kawah Sileri, para petani tetap melakukan aktivitas seperti biasa. "Ya memang ada kekawatiran, tetapi kami tetap beraktifitas di sawah, yang nyemprot ya tetap tetap nyemprot," imbuh Suyitno.
Sementara Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Surip mengatakan, sudah memberikan imbauan kepada warga untuk menjauh dari Kawah Sileri, karena ada peningkatan aktivitas vulkanik. "Jarak aman untuk warga, berada di radius 1.000 meter dari kawah," ungkapnya.
Dengan adanya peningkatan status menjadi level II atau waspada, Surip mengaku pengawasan aktivitas vulkanik di Kawah Sileri terus ditingkatkan. "Kami meminta warga tetap waspada, dan tidak melakukan aktivitas di sekitar kawah," tegasnya.
Letusan freatik dari Kawah Sileri, bisa mengeluarkan material vulkanik berupa batu dan lumpur panas. Kondisi ini sangat berbahaya, karena jarak luncur material vulkanik bisa mencapai 500 meter dari Kawah Sileri.
Baca Juga: Kawah Sileri Dieng Meletus Freatik dan Semburkan Lumpur
Warga yang rata-rata berprofesi sebagai petani sayur, masih melakukan aktivitas di ladang mereka, yang jaraknya hanya sekitar 300 meter dari Kawah Sileri. Para petani yang bercocok tanam kentang tersebut, masih nampak melakukan penyemprotan tanaman, dan menggarap lahan.
Di dekat lahan pertanian tersebut, terlihat asap putih pekat dari Kawah Sileri membumbung ke udara dengan ketinggian 20-50 meter. Sewaktu-waktu bisa terjadi letusan freatik di Kawah Sileri, yang sangat membahayakan karena memuntahkan batu dan lumpur panas.
Salah seorang petani, Suyitno mengaku, tetap beraktivitas menggarap lahan yang berdekatan dengan Kawah Sileri, karena tidak ingin tanamannya gagal panen. "Ya kemarin merasakan ada gempa, kami juga sempat kawatir," ungkapnya.
Dia mengaku, meski mengalami kekawatiran akan adanya letusan dari Kawah Sileri, para petani tetap melakukan aktivitas seperti biasa. "Ya memang ada kekawatiran, tetapi kami tetap beraktifitas di sawah, yang nyemprot ya tetap tetap nyemprot," imbuh Suyitno.
Sementara Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng, Surip mengatakan, sudah memberikan imbauan kepada warga untuk menjauh dari Kawah Sileri, karena ada peningkatan aktivitas vulkanik. "Jarak aman untuk warga, berada di radius 1.000 meter dari kawah," ungkapnya.
Dengan adanya peningkatan status menjadi level II atau waspada, Surip mengaku pengawasan aktivitas vulkanik di Kawah Sileri terus ditingkatkan. "Kami meminta warga tetap waspada, dan tidak melakukan aktivitas di sekitar kawah," tegasnya.
Baca Juga
Letusan freatik dari Kawah Sileri, bisa mengeluarkan material vulkanik berupa batu dan lumpur panas. Kondisi ini sangat berbahaya, karena jarak luncur material vulkanik bisa mencapai 500 meter dari Kawah Sileri.
(eyt)