Kisah Kertanagara, Raja Terakhir Singasari yang Suka Mabuk Miras dan Pesta Terlarang Bersama Wanita-wanita Cantik
loading...
A
A
A
Didirikan oleh Ken Arok, setelah membunuh Tunggul Ametung, dan memberontak ke Kerajaan Kediri. Ternyata, Kerajaan Singasari, memasuki masa kejayaannya justru saat dipimpin oleh Raja Kertanagara, yang juga merupakan raja terakhir Singasari.
Selama memerintah Singasari, Raja Kertanagara menjadi pencetus gagasan Nusantara, dan merealisasikannya melalui ekspedisi Pamalayu, yang pada akhirnya gagasan itu menginspirasi Mahapatih Majapahit, Hajah Mada.
Namun, di tengah berbagai prestasi yang mampu diraih Kertanagara, hingga melambungkan Singasari ke puncak kejayaannya, Kertanagara juga melahirkan sederet kontroverial hingga akhir hayatnya.
Pesta tuak atau minuman keras (Miras), dan sajian tarian erotis para wanita cantik yang berujung pada pesta ranjang bersama-sama, acap kali menghiasi Istana Kerajaan Singasari, sebagai ritual suci yang digelar Kertanagara.
Bahkan, saat kematiannya di tangan Jayakatwang, Kertanagara juga tengah menggelar pesta miras bersama wanita-wanita cantik. Tak hanya itu, sepanjang memerintah Kertanagara juga dikenal kerap memecat pejabat istana. Beberapa pejabat yang berseberangan dengannya, langsung dipecat dan diganti dengan sosok lainnya.
Muhammad Syamsudin, dalam bukunya yang berjudul "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan", disebutkan Kertanagara bahkan mengganti jabatan Rakryan Patih pada sosok Mpu Raganata.
Saat itu Mpu Raganata yang sebelumnya menjadi Rakryan Patih diturunkan jabatannya menjadi Ramadhayaksa, karena ada perbedaan dengan sang raja. Orang-orang yang ditunjuk sebagai penggantinya adalah para pejabat yang dikenal sangat penurut.
Selama memerintah Singasari, Raja Kertanagara menjadi pencetus gagasan Nusantara, dan merealisasikannya melalui ekspedisi Pamalayu, yang pada akhirnya gagasan itu menginspirasi Mahapatih Majapahit, Hajah Mada.
Namun, di tengah berbagai prestasi yang mampu diraih Kertanagara, hingga melambungkan Singasari ke puncak kejayaannya, Kertanagara juga melahirkan sederet kontroverial hingga akhir hayatnya.
Baca Juga
Pesta tuak atau minuman keras (Miras), dan sajian tarian erotis para wanita cantik yang berujung pada pesta ranjang bersama-sama, acap kali menghiasi Istana Kerajaan Singasari, sebagai ritual suci yang digelar Kertanagara.
Bahkan, saat kematiannya di tangan Jayakatwang, Kertanagara juga tengah menggelar pesta miras bersama wanita-wanita cantik. Tak hanya itu, sepanjang memerintah Kertanagara juga dikenal kerap memecat pejabat istana. Beberapa pejabat yang berseberangan dengannya, langsung dipecat dan diganti dengan sosok lainnya.
Muhammad Syamsudin, dalam bukunya yang berjudul "Hitam Putih Ken Arok dari Kejayaan hingga Keruntuhan", disebutkan Kertanagara bahkan mengganti jabatan Rakryan Patih pada sosok Mpu Raganata.
Saat itu Mpu Raganata yang sebelumnya menjadi Rakryan Patih diturunkan jabatannya menjadi Ramadhayaksa, karena ada perbedaan dengan sang raja. Orang-orang yang ditunjuk sebagai penggantinya adalah para pejabat yang dikenal sangat penurut.