New Normal, Layanan BP Jamsostek Melonjak hingga 15 Ribu Orang per Hari
loading...
A
A
A
BANDUNG - Seiring penerapan adaptasi kebiasaan baru atau new normal, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) mengonfirmasi lonjakan signifikan jumlah layanan kepesertaan hingga 15.000 orang per hari.
Direktur Utama BP Jamsostek, Agus Susanto mengatakan, protokol Lapak Asik yang diterapkan sejak awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bukan tanpa kekurangan. Meski begitu, pihaknya terus berkeinginan selalu melampaui ekspektasi peserta dalam memberikan layanan. (Baca: Ridwan Kamil Sebut Klaster Secapa AD Kejadian Luar Biasa)
Menurutnya, jika peserta menemui kendala dalam mengajukan aplikasi melalui Lapak Asik, BP Jamsostek kini juga memiliki layanan One to Many sebagai solusi untuk mengakomodasi kendala yang dialami peserta tersebut.
"Kami bahkan telah membuka layanan offline di Kantor-kantor cabang dengan tetap berpedoman pada kebijakan PSBB. Layanan One to Many yang kami terapkan mampu memberikan layanan yang optimal dengan waktu yang efisien," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/7/2020).
Dia menerangkan, layanan One to Many merupakan layanan offline di Kantor Cabang BP Jamsostek menggunakan fasilitas video yang terhubung dengan petugas pelayanan yang mampu mengakomodasi 4-6 orang peserta dalam waktu yang bersamaan. Sejak diberlakukannya protokol Lapak Asik dan layanan One to Many, kata Agus, BP Jamsostek mencatat adanya lonjakan signifikan jumlah peserta yang mendapat pelayanan.
"Jika sebelumnya pada masa-masa normal jumlah peserta yang dilayani sebanyak 8.000 orang, di era new normal pekerja yang dilayani rata-rata mencapai 15.000 orang. Bahkan, pada tanggal 2 Juli 2020, sempat mencapai lebih dari 16.800 orang per hari di seluruh Indonesia," sebut Agus.
Direktur Pelayanan BP Jamsostek, Krishna Syarif mengatakan, protokol Lapak Asik yang diberlakukan BP Jamsostek sejak awal penerapan PSBB telah membuka wawasan baru.
"Kita secara tidak langsung diarahkan untuk mengubah mekanisme layanan, agar beralih menjadi online atau tanpa kontak fisik dengan menyediakan beragam kemudahan, namun harus tetap menjaga keamanan dan kerahasiaan data," katanya.
Menurutnya, protokol Lapak Asik terbukti mampu mendorong peserta untuk beradaptasi dengan tatanan baru pelayanan BP Jamsostek. Untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya ketidaknyamanan dari peserta saat mengakses Lapak Asik, pihaknya juga terus mengembangkan sistem agar tetap reliable. (Baca:Bangkitkan Ekonomi saat Pandemi, Ini Strategi Pemprov Jabar))
Sementara itu, Kepala BP Jamsostek Kantor Cabang Bandung Suci, Tidar Yanto Haroen menyebut, sebagai garda terdepan di daerah, pihaknya juga terus meningkatkan pelayanan dengan memaksimalkan kinerja pegawainya hingga terus memantau dan mengawasi peningkatan jumlah klaim yang diproses, agar pelayanan selalu maksimal.
"Kami harap, pelayanan selalu memenuhi harapan peserta dan memuaskan. Kami memahami, bagaimanapun, semua peserta, khususnya yang mengalami pemutusan hubungan kerja sangat membutuhkan uang JHT (jaminan hari tua), apalagi dalam situasi dan kondisi saat ini," katanya.
Direktur Utama BP Jamsostek, Agus Susanto mengatakan, protokol Lapak Asik yang diterapkan sejak awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bukan tanpa kekurangan. Meski begitu, pihaknya terus berkeinginan selalu melampaui ekspektasi peserta dalam memberikan layanan. (Baca: Ridwan Kamil Sebut Klaster Secapa AD Kejadian Luar Biasa)
Menurutnya, jika peserta menemui kendala dalam mengajukan aplikasi melalui Lapak Asik, BP Jamsostek kini juga memiliki layanan One to Many sebagai solusi untuk mengakomodasi kendala yang dialami peserta tersebut.
"Kami bahkan telah membuka layanan offline di Kantor-kantor cabang dengan tetap berpedoman pada kebijakan PSBB. Layanan One to Many yang kami terapkan mampu memberikan layanan yang optimal dengan waktu yang efisien," ujar Agus dalam keterangan tertulisnya, Jumat (10/7/2020).
Dia menerangkan, layanan One to Many merupakan layanan offline di Kantor Cabang BP Jamsostek menggunakan fasilitas video yang terhubung dengan petugas pelayanan yang mampu mengakomodasi 4-6 orang peserta dalam waktu yang bersamaan. Sejak diberlakukannya protokol Lapak Asik dan layanan One to Many, kata Agus, BP Jamsostek mencatat adanya lonjakan signifikan jumlah peserta yang mendapat pelayanan.
"Jika sebelumnya pada masa-masa normal jumlah peserta yang dilayani sebanyak 8.000 orang, di era new normal pekerja yang dilayani rata-rata mencapai 15.000 orang. Bahkan, pada tanggal 2 Juli 2020, sempat mencapai lebih dari 16.800 orang per hari di seluruh Indonesia," sebut Agus.
Direktur Pelayanan BP Jamsostek, Krishna Syarif mengatakan, protokol Lapak Asik yang diberlakukan BP Jamsostek sejak awal penerapan PSBB telah membuka wawasan baru.
"Kita secara tidak langsung diarahkan untuk mengubah mekanisme layanan, agar beralih menjadi online atau tanpa kontak fisik dengan menyediakan beragam kemudahan, namun harus tetap menjaga keamanan dan kerahasiaan data," katanya.
Menurutnya, protokol Lapak Asik terbukti mampu mendorong peserta untuk beradaptasi dengan tatanan baru pelayanan BP Jamsostek. Untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya ketidaknyamanan dari peserta saat mengakses Lapak Asik, pihaknya juga terus mengembangkan sistem agar tetap reliable. (Baca:Bangkitkan Ekonomi saat Pandemi, Ini Strategi Pemprov Jabar))
Sementara itu, Kepala BP Jamsostek Kantor Cabang Bandung Suci, Tidar Yanto Haroen menyebut, sebagai garda terdepan di daerah, pihaknya juga terus meningkatkan pelayanan dengan memaksimalkan kinerja pegawainya hingga terus memantau dan mengawasi peningkatan jumlah klaim yang diproses, agar pelayanan selalu maksimal.
"Kami harap, pelayanan selalu memenuhi harapan peserta dan memuaskan. Kami memahami, bagaimanapun, semua peserta, khususnya yang mengalami pemutusan hubungan kerja sangat membutuhkan uang JHT (jaminan hari tua), apalagi dalam situasi dan kondisi saat ini," katanya.
(don)