Kisah Cinta Raden Wijaya, Nikahi 4 Anak Kertanegara dan Putri Melayu Demi Kekuasaan
loading...
A
A
A
Untuk bisa mendirikan sekaligus mencapai puncak singgasana Majapahit . Raden Wijaya harus melalui dua pertempuran besar.
Atas bantuan strategi cerdik Arya Wiraraja, dan kesetiaan para panglima perangnya, Raden Wijaya mampu memenangkan pertempuran melawan Jayakatwang, sekaligus menghancurkan pasukan Mongol yang memiliki kekuatan sangat dahsyat.
Riboet Darmosoetopo dalam tulisannya berjudul "Sejarah Perkembangan Majapahit ", yang termuat dalam buku "700 Tahun Majapahit, Suatu Bunga Rampai".
Disebutkan, Raden Wijaya benar-benar merangkak dari nol, untuk mencapai posisinya sebagai orang nomor satu di Majapahit. Dalam tulisannya, Riboet Darmosoetopo menyebutkan, sebagai anak dari Dyah Lembu Tal, Raden Wijaya tidak langsung mendapatkan posisi enak di Singasari, pada masa kepemimpinan Raja Kertanegara.
Raden Wijaya mula-mula mengabdi kepada Raja Kertanegara. Padahal, bila dirunut dari silsilah keluarganya, Raden Wijaya merupakan piut atau canggah dari Ken Arok yang merupakan pendiri Singasari.
Ibu Raden Wijaya, Dyah Lembu Tal, merupakan putri dari Mahisa Campaka atau Narasingharmurti. Sementara Narasingharmuti sendiri, merupakan anak dari Mahisa Wongteleng yang merupakan anak dari Ken Arok dan Ken Dedes.
Ketika Jayakatwang melancarkan serangan ke Singasari, Raden Wijaya ditugaskan Raja Kertanegara untuk menghadang pasukan musuh. Upaya Raden Wijaya yang didukung para panglima perang yang berpengalaman, berhasil menghalau pasukan Jayakatwang yang menyerang dari sisi utara Singasari.
Tak disangka, ternyata Jayakatwang juga mengerahkan pasukan yang jauh lebih kuat dari sisi selatan Singasari. Serangan dadakan ini, membuat Raja Kertanegara tewas di istananya.
Seluruh puteri Raja Kertanegara turut ditawan oleh Jayakatwang. Riboet Darmosoetopo dalam tulisannya menyebutkan, puteri-puteri Raja Kertanegara, yang ditawan Jayakatwang tersebut, sedianya akan dinikahkan dengan Raden Wijaya.
Namun, Raden Wijaya tak menyerah begitu saja, melalui usaha yang gigih akhirnya puteri tertua dari Raja Kertanegara, Dyah Dewi Tribhuwana Parameswari berhasil direbutnya. Upaya perebutan puteri Raja Kertanegara tersebut, tidaklah mudah.
Atas bantuan strategi cerdik Arya Wiraraja, dan kesetiaan para panglima perangnya, Raden Wijaya mampu memenangkan pertempuran melawan Jayakatwang, sekaligus menghancurkan pasukan Mongol yang memiliki kekuatan sangat dahsyat.
Riboet Darmosoetopo dalam tulisannya berjudul "Sejarah Perkembangan Majapahit ", yang termuat dalam buku "700 Tahun Majapahit, Suatu Bunga Rampai".
Disebutkan, Raden Wijaya benar-benar merangkak dari nol, untuk mencapai posisinya sebagai orang nomor satu di Majapahit. Dalam tulisannya, Riboet Darmosoetopo menyebutkan, sebagai anak dari Dyah Lembu Tal, Raden Wijaya tidak langsung mendapatkan posisi enak di Singasari, pada masa kepemimpinan Raja Kertanegara.
Raden Wijaya mula-mula mengabdi kepada Raja Kertanegara. Padahal, bila dirunut dari silsilah keluarganya, Raden Wijaya merupakan piut atau canggah dari Ken Arok yang merupakan pendiri Singasari.
Ibu Raden Wijaya, Dyah Lembu Tal, merupakan putri dari Mahisa Campaka atau Narasingharmurti. Sementara Narasingharmuti sendiri, merupakan anak dari Mahisa Wongteleng yang merupakan anak dari Ken Arok dan Ken Dedes.
Ketika Jayakatwang melancarkan serangan ke Singasari, Raden Wijaya ditugaskan Raja Kertanegara untuk menghadang pasukan musuh. Upaya Raden Wijaya yang didukung para panglima perang yang berpengalaman, berhasil menghalau pasukan Jayakatwang yang menyerang dari sisi utara Singasari.
Tak disangka, ternyata Jayakatwang juga mengerahkan pasukan yang jauh lebih kuat dari sisi selatan Singasari. Serangan dadakan ini, membuat Raja Kertanegara tewas di istananya.
Seluruh puteri Raja Kertanegara turut ditawan oleh Jayakatwang. Riboet Darmosoetopo dalam tulisannya menyebutkan, puteri-puteri Raja Kertanegara, yang ditawan Jayakatwang tersebut, sedianya akan dinikahkan dengan Raden Wijaya.
Namun, Raden Wijaya tak menyerah begitu saja, melalui usaha yang gigih akhirnya puteri tertua dari Raja Kertanegara, Dyah Dewi Tribhuwana Parameswari berhasil direbutnya. Upaya perebutan puteri Raja Kertanegara tersebut, tidaklah mudah.