Puluhan Preman di Palembang Dirazia, 1 Remaja Kedapatan Bawa Pisau
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Razia preman, pengamen, dan juru parkir (Jukir) liar, digelar Subdit Jatanras Polda Sumatera Selatan di sejumlah titik di Kota Palembang. Hasilnya, puluhan preman yang selama ini meresahkan masyarakat berhasil ditangkap.
Anggota Subdit Jatanras Polda Sumatera Selatan, sempat terlibat aksi kejar-kejaran dengan para preman yang mencoba kabur saat hendak ditangkap. Bahkan, seorang remaja kedapatan membawa pisau yang disembunyikan di balik bajunya.
Remaja pembawa pisau yang diduga terlibat aksi premanisme tersebut, langsung ditangkap dan diperiksa. Remaja tersebut sempat berupaya kabur, namun berhasil ditangkap di kawasan Pasar 16 Ilir, Kota Palembang.
Saat diperiksa petugas, remaja berusia 17 tahun yang diketahui bernama Andika tersebut, mengaku sengaja membawa senjata tajam karena ada permasalahan dan musuh saat nongkrong minum minuman keras (Miras). Dia merupakan residivis kasus penodongan di Jembatan Ampera.
"Kami melakukan razia premanisme, karena banyaknya laporan masyarakat melalui nomor WhatsApp (WA) bantuan polisi. Aksi mereka sering meresahkan masyarakat," tegas Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol. Rachmad Wibowo.
Tak main-main, dalam razia preman ini, Subdit Jatanras Polda Sumatera Selatan, berhasil menangkap 80 preman. Mereka langsung didata untuk mengetahui identitasnya, termasuk adanya kemungkinan pernah terlibat aksi kejahatan.
Rachmad Wibowo mengaku, masyarakat sudah mulai aktif untuk memberikan informasi tentang kondisi kamtibmas di sekitarnya, termasuk keberadaan para preman yang sering meresahkan. "Terimakasih kepada masyarakat, yang telah melaporkan adanya gangguan kamtibmas melalui WA bantuan polisi," tegasnya.
Anggota Subdit Jatanras Polda Sumatera Selatan, sempat terlibat aksi kejar-kejaran dengan para preman yang mencoba kabur saat hendak ditangkap. Bahkan, seorang remaja kedapatan membawa pisau yang disembunyikan di balik bajunya.
Remaja pembawa pisau yang diduga terlibat aksi premanisme tersebut, langsung ditangkap dan diperiksa. Remaja tersebut sempat berupaya kabur, namun berhasil ditangkap di kawasan Pasar 16 Ilir, Kota Palembang.
Saat diperiksa petugas, remaja berusia 17 tahun yang diketahui bernama Andika tersebut, mengaku sengaja membawa senjata tajam karena ada permasalahan dan musuh saat nongkrong minum minuman keras (Miras). Dia merupakan residivis kasus penodongan di Jembatan Ampera.
"Kami melakukan razia premanisme, karena banyaknya laporan masyarakat melalui nomor WhatsApp (WA) bantuan polisi. Aksi mereka sering meresahkan masyarakat," tegas Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol. Rachmad Wibowo.
Tak main-main, dalam razia preman ini, Subdit Jatanras Polda Sumatera Selatan, berhasil menangkap 80 preman. Mereka langsung didata untuk mengetahui identitasnya, termasuk adanya kemungkinan pernah terlibat aksi kejahatan.
Rachmad Wibowo mengaku, masyarakat sudah mulai aktif untuk memberikan informasi tentang kondisi kamtibmas di sekitarnya, termasuk keberadaan para preman yang sering meresahkan. "Terimakasih kepada masyarakat, yang telah melaporkan adanya gangguan kamtibmas melalui WA bantuan polisi," tegasnya.
(eyt)