Riwayat Mpu Sendok, Raja Medang Mataram yang Berhasil Membangun Peradaban Jawa Kuno
loading...
A
A
A
Pengembangan pertanian pada Kerajaan Medang Mataram ini telah dilakukan jauh sebelum Mpu Sendok mendirikan Medang Mataram, yakni berlangsung ejak era Rakai Kayuwangi. Di mana saat itu bumi Mataram sangat subur.
Sejumlah hasil bumi dari Mataram adalah beras, buah-buahan, sirih pinang, dan buah mengkudu. Tetapi tidak hanya hasil tani, Kerajaan Mataram kuno juga dikenal dengan hasil industri rumah tangganya dari besi dan tembaga.
Produksi rumah tangga lainnya adalah pakaian, payung, keranjang, barang-barang anyaman, gula, arang, dan kapur sirih. Ternak kerbau, sapi, itik, ikan, dan ayam dari Mataram juga dikenal sangat baik kualitasnya.
Dengan melihat hasil bumi, produksi rumah tangga, dan ternak di Mataram kuno, diketahui bahwa masyarakat Jawa saat itu sudah cukup maju. Ditambah dengan perdagangan yang telah dirintis sejak Raja Balitung berkuasa.
Mataram kuno telah memiliki pusat-pusat perdagangan yang maju. Sungai Bengawan Solo, dihidupkan menjadi jalur pusat pedagangan, di mana masyarakat pinggir kali diperintahkan menjaga lalu lintas perdagangan.
Dalam segi kepercayaan, masyarakat Jawa masa Mataram kuno juga terbilang cukup demokratis. Rakyat tidak mesti ikut kepercayaan yang dianut oleh rajanya. Hal ini tampak dari banyaknya candi Hindu dan sekitar Borobudur.
Selama memerintah, Mpu Sendok sangat bijaksana. Dia tidak pernah melupakan rakyatnya yang telah ikut berjuang dengannya dalam perang melawan Kerajaan Sriwijaya. Dalam perang itu, Mpu Sendok menang dengan gemilang.
Kepada warga desa yang ikut berjuang melawan Sriwijaya pada 929 Masehi, diberikan hadiah berupa Desa Perdikan atau desa merdeka yang bebas dari pungutan pajak bernama Anjuk Ladang, pada 10 April 937 Masehi.
Sejumlah hasil bumi dari Mataram adalah beras, buah-buahan, sirih pinang, dan buah mengkudu. Tetapi tidak hanya hasil tani, Kerajaan Mataram kuno juga dikenal dengan hasil industri rumah tangganya dari besi dan tembaga.
Produksi rumah tangga lainnya adalah pakaian, payung, keranjang, barang-barang anyaman, gula, arang, dan kapur sirih. Ternak kerbau, sapi, itik, ikan, dan ayam dari Mataram juga dikenal sangat baik kualitasnya.
Dengan melihat hasil bumi, produksi rumah tangga, dan ternak di Mataram kuno, diketahui bahwa masyarakat Jawa saat itu sudah cukup maju. Ditambah dengan perdagangan yang telah dirintis sejak Raja Balitung berkuasa.
Mataram kuno telah memiliki pusat-pusat perdagangan yang maju. Sungai Bengawan Solo, dihidupkan menjadi jalur pusat pedagangan, di mana masyarakat pinggir kali diperintahkan menjaga lalu lintas perdagangan.
Dalam segi kepercayaan, masyarakat Jawa masa Mataram kuno juga terbilang cukup demokratis. Rakyat tidak mesti ikut kepercayaan yang dianut oleh rajanya. Hal ini tampak dari banyaknya candi Hindu dan sekitar Borobudur.
Selama memerintah, Mpu Sendok sangat bijaksana. Dia tidak pernah melupakan rakyatnya yang telah ikut berjuang dengannya dalam perang melawan Kerajaan Sriwijaya. Dalam perang itu, Mpu Sendok menang dengan gemilang.
Kepada warga desa yang ikut berjuang melawan Sriwijaya pada 929 Masehi, diberikan hadiah berupa Desa Perdikan atau desa merdeka yang bebas dari pungutan pajak bernama Anjuk Ladang, pada 10 April 937 Masehi.