Terdampak Pandemi COVID-19, Kinerja Ekspor Jabar Terus Melorot
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kinerja ekspor Jawa Barat terutama sektor nonmigas sejak Februari hingga Mei 2020 terus melorot. Penurunan ini perlu diwaspadai, mengingat 40% ekonomi Jabar ditopang sektor manufaktur.
Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, nilai ekspor Jawa Barat per Mei 2020 hanya mencapai USD1,50 miliar atau menurun 16,57 persen dibanding April 2020. Sedangkan jika dibandingkan Mei 2019 turun 44,90 persen.
Ekspor nonmigas pada Mei 2020 hanya mencapai USD1,49 miliar, turun 17,03 persen dibanding April 2020. Sedangkan ekspor migas sedikit naik sebesar 81,17 persen, menjadi USD 14,99 juta.
"Kinerja ekspor Jawa Barat yang terus menurun ini, perlu menjadi perhatian, mengingat ekonomi Jabar lebih banyak ditopang manufaktur," kata Dody.
(Baca juga: Berhentikan Direktur Tanpa RUPS, Perusahaan Penagihan Singapura Digugat )
Secara kumulatif, kata dia, nilai ekspor Jawa Barat Januari-Mei 2020 mencapai USD 10,48 miliar atau menurun 15,59 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD 10,41 miliar atau menurun 15,54 persen.
Tren penurunan kinerja ekspor Jabar tercatat terus terjadi sejak Februari 2020. Pada Februari, kinerja ekspor menari USD2.409 miliar. Kemudian Maret sebesar USD2.381 miliar, April USD1.794 miliar, dan Mei sebesar USD1.488 miliar.
"Penurunan ekspor nonmigas terbesar pada Mei 2020 terjadi pada golongan alas kaki sebesar -30,08 persen, diikuti oleh plastik dan barang dari plastik sebesar -25,30 persen, serta mesin atau pesawat mekanik sebesar -25,27 persen," jelas dia.
(Baca juga: Pilkada Kabupaten Bandung Diwarnai Polemik Rekomendasi Cabup Golkar )
Menurut sektor, ekspor Non Migas hasil industri pengolahan Mei 2020 turun 45,18 persen dibanding bulan yang sama tahun 2019. Ekspor hasil pertanian turun 19,84 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya turun 67,91 persen.
Saat ini, kinerja ekspor nonmigas Mei 2020 terbesar masih ke Amerika Serikat, yaitu USD 262,59 juta, disusul Jepang USD 166,82 juta, dan Tiongkok USD 139,86 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 38,24 persen.
"Tapi secara nilai neraca perdagangan luar negeri Jawa Barat Mei 2020, tercatat surplus USD 1,04 miliar, dengan demikian kumulatif Januari-Mei 2020 surplus mencapai USD 6,94 miliar," tugas Dody.
Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, nilai ekspor Jawa Barat per Mei 2020 hanya mencapai USD1,50 miliar atau menurun 16,57 persen dibanding April 2020. Sedangkan jika dibandingkan Mei 2019 turun 44,90 persen.
Ekspor nonmigas pada Mei 2020 hanya mencapai USD1,49 miliar, turun 17,03 persen dibanding April 2020. Sedangkan ekspor migas sedikit naik sebesar 81,17 persen, menjadi USD 14,99 juta.
"Kinerja ekspor Jawa Barat yang terus menurun ini, perlu menjadi perhatian, mengingat ekonomi Jabar lebih banyak ditopang manufaktur," kata Dody.
(Baca juga: Berhentikan Direktur Tanpa RUPS, Perusahaan Penagihan Singapura Digugat )
Secara kumulatif, kata dia, nilai ekspor Jawa Barat Januari-Mei 2020 mencapai USD 10,48 miliar atau menurun 15,59 persen dibanding periode yang sama tahun 2019. Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD 10,41 miliar atau menurun 15,54 persen.
Tren penurunan kinerja ekspor Jabar tercatat terus terjadi sejak Februari 2020. Pada Februari, kinerja ekspor menari USD2.409 miliar. Kemudian Maret sebesar USD2.381 miliar, April USD1.794 miliar, dan Mei sebesar USD1.488 miliar.
"Penurunan ekspor nonmigas terbesar pada Mei 2020 terjadi pada golongan alas kaki sebesar -30,08 persen, diikuti oleh plastik dan barang dari plastik sebesar -25,30 persen, serta mesin atau pesawat mekanik sebesar -25,27 persen," jelas dia.
(Baca juga: Pilkada Kabupaten Bandung Diwarnai Polemik Rekomendasi Cabup Golkar )
Menurut sektor, ekspor Non Migas hasil industri pengolahan Mei 2020 turun 45,18 persen dibanding bulan yang sama tahun 2019. Ekspor hasil pertanian turun 19,84 persen, serta ekspor hasil tambang dan lainnya turun 67,91 persen.
Saat ini, kinerja ekspor nonmigas Mei 2020 terbesar masih ke Amerika Serikat, yaitu USD 262,59 juta, disusul Jepang USD 166,82 juta, dan Tiongkok USD 139,86 juta dengan kontribusi ketiganya mencapai 38,24 persen.
"Tapi secara nilai neraca perdagangan luar negeri Jawa Barat Mei 2020, tercatat surplus USD 1,04 miliar, dengan demikian kumulatif Januari-Mei 2020 surplus mencapai USD 6,94 miliar," tugas Dody.
(msd)