Sukseskan Program Padat Karya, Wali Kota Surabaya Raih Best Leadership in Economic Recovery IVL 2022
loading...
A
A
A
Pria yang akrab disapa Cak Eri ini sangat bersyukur atas penghargaan yang diperoleh Pemerintah Kota Surabaya. Menurutnya, penghargaan ini akan semakin mengharumkan nama kota yang mendapat julukan Kota Pahlawan ini.
"Program ekonomi yang kita jalankan di Surabaya merupakan program pemberdayaan dan menggunakan padat karya, yang melibatkan semua masyarakat, sehingga pendapatan masyarakat bisa melebihi UMK. Di Kota Surabaya kita manfaatkan aset Pemerintah Kota, anggaran Pemerintah Kota Surabaya dikembalikan untuk kepentingan masyarakat Surabaya," jelasnya.
Ia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, baik pengusaha, investor yang masuk Surabaya, dan seluruh elemen masyarakat, yang telah bekerja keras, sehingga meraih penghargaan Best Leadership in Economic Recovery dalam ajang Indonesia Visionary Leader (IVL) 2022.
"Karena pola gotong royong itulah yang bisa membuat pergerakan ekonomi di kota Surabaya sangat luar biasa. Kita berharap ke depan warga Surabaya semakin turun tingkat kemiskinannya, dan warga Surabaya pendapatannya minimal sudah bisa mencapai Rp5 juta. Mudah-mudahan dengan adanya penghargaan tersebut, dapat lebih memotivasi kami semua untuk bekerja lebih baik lagi di masa-masa mendatang," ucap pria kelahiran Surabaya, 27 Mei 1977 ini.
Apresiasi Best Leadership in Economic Recovery dalam ajang Indonesia Visionary Leader (IVL), yang berhasil diraih tersebut tidak terlepas dari program inovatif yang dilakukan Cak Eri. Dia menuturkan, pemerintah kota Surabaya terus melakukan inovasi dalam tata kelola pemerintah daerah yang akuntabel dan profesional untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan di Kota Surabaya.
Menurutnya, melalui program kolaborasi padat karya yang dilakukan Pemkot Surabaya bersama seluruh elemen, seperti investor, legislatif, dan seluruh masyarakat, dapat mendukung pemulihan ekonomi Kota Surabaya setelah pandemi Covid-19. "Ini membangun yang sangat luar biasa, sehingga pasca pandemi Covid-19 yang sangat besar pengaruhnya di kota kami Surabaya tahun 2021, yang awalnya minus 4,8 menjadi 4,3. Saya membangun Surabaya dengan hati dan melibatkan seluruh elemen di Surabaya," katanya.
Ia menambahkan, pola akhir dari program padat karya adalah untuk mengentas kemiskinan di Kota Pahlawan. Caranya, dengan memanfaatkan lahan aset yang ada di setiap wilayah untuk membuka lapangan kerja sebagai sumber pendapatan warga.
Pemkot Surabaya terus memaksimalkan keberadaan lahan aset yang tersebar di 31 kecamatan untuk Rumah Padat Karya. Bahkan, lahan aset yang digunakan tersebut, sudah menyerap ratusan tenaga kerja dari Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di wilayah sekitar.
Dari mulai lahan kosong, Bekas Tanah Kas Desa (BTKD), tambak, hingga Taman Hutan Raya (Tahura), dikelola MBR dengan bermacam-macam klasifikasi bidang usaha, seperti pertanian, perikanan, peternakan, laundry, cuci motor, jahit, potong rambut, kafe, hingga budidaya maggot.