Inflasi di Sumsel pada Juli Alami Kenaikan, Harga Cabai dan Bawang Pemicu Utama
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Angka inflasi Sumatera Selatan (Sumsel) pada bulan Juli 2022 mengalami kenaikan. Jika pada Juni 2022 mencapai 5,40 persen, pada Juli 2022 mengalami kenaikan menjadi 6,26 persen. Angka tersebut melebihi rata-rata nasional yang hanya sekitar 4,94 persen. Ini terjadi karena pengaruh dari sektor bahan makanan dan energi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Margo Yuwono mengatakan, kenaikan harga dua sektor tersebut patut diwaspadai untuk menekan angka inflasi.
Secara yoy (year on year), kata Margo, kontribusi sektor bahan makanan berpengaruh 10,88 persen terhadap inflasi, sementara untuk energi 5,02 persen. "Artinya bagaimana pemerintah seharusnya bisa mengendalikan harga di dua sektor ini," katanya, Rabu (31/8/2022).
Menurutnya, jenis bahan makanan yang mempengaruhi inflasi yakni cabai merah dan bawang merah. Lalu, disusul tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga atau elpiji 3 kg dan bahan bakar minyak. Kenaikan harga lima komoditas tersebut sangat besar mempengaruhi angka inflasi.
Dijelaskan Margo, perkembangan harga komoditas cabai merah pada Agustus secara yoy, naik 158,27 persen. Kemudian bawang merah 9,88 persen, gas LPG 3 Kilogram 8,73 persen, bensin 5,75 persen dan tarif angkutan udara 49,91 persen.
"Untuk bahan makanan, harganya masih dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Sementara untuk elpiji dan bahan bakar minyak itu diakibatkan oleh pengaturan dari pemerintah," ungkapnya. Baca Juga: Pasokan Berkurang, Harga Cabai Merah Kembali Naik
Sementara itu, Asisten I Setda Provinsi Sumsel, Edward Candra mengatakan, meski mengalami kenaikan angka inflasi, namun kondisi tersebut terbilang stabil. "Kami akan terus pantau pergerakan harga komoditi dan mencarikan solusi pengendalian harganya," jelasnya.
Lihat Juga: Ferry Kurnia Rizkyansyah Hadiri Muskerwil Partai Perindo Sumsel, Dapat Sapaan Kuyung Kito
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Margo Yuwono mengatakan, kenaikan harga dua sektor tersebut patut diwaspadai untuk menekan angka inflasi.
Secara yoy (year on year), kata Margo, kontribusi sektor bahan makanan berpengaruh 10,88 persen terhadap inflasi, sementara untuk energi 5,02 persen. "Artinya bagaimana pemerintah seharusnya bisa mengendalikan harga di dua sektor ini," katanya, Rabu (31/8/2022).
Menurutnya, jenis bahan makanan yang mempengaruhi inflasi yakni cabai merah dan bawang merah. Lalu, disusul tarif angkutan udara, bahan bakar rumah tangga atau elpiji 3 kg dan bahan bakar minyak. Kenaikan harga lima komoditas tersebut sangat besar mempengaruhi angka inflasi.
Dijelaskan Margo, perkembangan harga komoditas cabai merah pada Agustus secara yoy, naik 158,27 persen. Kemudian bawang merah 9,88 persen, gas LPG 3 Kilogram 8,73 persen, bensin 5,75 persen dan tarif angkutan udara 49,91 persen.
"Untuk bahan makanan, harganya masih dipengaruhi oleh pergerakan pasar. Sementara untuk elpiji dan bahan bakar minyak itu diakibatkan oleh pengaturan dari pemerintah," ungkapnya. Baca Juga: Pasokan Berkurang, Harga Cabai Merah Kembali Naik
Sementara itu, Asisten I Setda Provinsi Sumsel, Edward Candra mengatakan, meski mengalami kenaikan angka inflasi, namun kondisi tersebut terbilang stabil. "Kami akan terus pantau pergerakan harga komoditi dan mencarikan solusi pengendalian harganya," jelasnya.
Lihat Juga: Ferry Kurnia Rizkyansyah Hadiri Muskerwil Partai Perindo Sumsel, Dapat Sapaan Kuyung Kito
(don)