Kerajaan Sriwijaya, Pusat Peradaban Agama Buddha Dunia Cikal Bakal Dinasti Sailendra

Jum'at, 20 September 2024 - 06:06 WIB
loading...
Kerajaan Sriwijaya,...
Peta Kerajaan Sriwijaya. Foto/Istimewa
A A A
KERAJAAN Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan besar di nusantara. Kerajaan di Pulau Sumatera itu bahkan menjadi pusat peradaban dan perkembangan agama Buddha, serta pusat ekonomi nusantara di abad 7 Masehi.

Namun nama Sriwijaya baru dikenal sejak tahun 1918, saat George Coedes menulis karangannya berjudul Le Royaume de Criwijaya. Beberapa waktu berikutnya, ahli sejarah Prof. Kern menerbitkan piagam Kota Kapur, salah satu piagam Kerajaan Sriwijaya dari tahun 686.

Ia masih menganggap bahwa nama Sriwijaya yang tercantum pada piagam tersebut adalah nama seorang raja, karena cri biasanya digunakan sebagai sebutan atau gelar raja, diikuti nama raja yang bersangkutan.

Kerajaan ini memiliki berbagai nama yang ditafsirkan oleh beberapa ahli. Pada karya I-tsing misalnya nama Sriwijaya belum dikenal. Bahkan dalam buku yang ditulis oleh Prof. Chavannes pada tahun 1894 ke dalam bahasa Perancis, menyebut Sriwijaya sebagai Shih-li-fo-shih.



Sebagaimana dikutip dari buku “Sriwijaya”, dari Prof. Slamet Muljana awalnya Shih-li-fo-shih itu dikira transkripsi Tionghoa dari nama asli Sribhoja. Nama Shih-li-fo-shih sering kali disingkat Fo-shih saja, digunakan untuk menyebut negara, ibu kota pusat kerajaan, dan sungai pelabuhan.

Terjemahan piagam Kota Kapur oleh Kern, di mana terdapat nama Sriwijaya, dan terjemahan karya I-tsing, di mana terdapat transkripsi Tionghoa Shih-li-fo-shih, memungkinkan Coedes menetapkan bahwa Sriwijaya adalah nama negara di Sumatera Selatan.

Hal itu sebagaimana ditranskripkan ke dalam tulisan Tionghoa Shih-li-fo-shih.Beal pada tahun 1886 telah mengemukakan pendapatnya, bahwa negara Shih-li-fo-shih terletak di tepi sungai Musi dekat Kota Palembang.

Namun, pada pertengahan kedua abad ke-19 itu, nama Sriwijaya belum dikenal.Kerajaan itu masih disebut dengan nama Tionghoa yang tidak diketahui nama aslinya. Meskipun anggapan itu boleh dipandang sebagai penemuan ilmiah yang asli, namun kepincangan tmasih kabur sekali.

Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4231 seconds (0.1#10.140)